Inovasi Petani Lembang, Siram Tanaman Jarak Jauh Pakai HP
Merdeka.com - Dadan Kartiwa awalnya tak menyangka akan menapaki karier sebagai seorang pelaku usaha pertanian. Ia mengaku awalnya tak memiliki cita-cita di bidang tersebut. Namun pekerjaannya sekarang justru membawanya menuju kesuksesan.
Saat ini Dadan begitu menikmati aktivitasnya sebagai pembudidaya sayuran di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Bahkan dari situ dirinya berhasil menciptakan inovasi melalui teknologi android untuk membantu meningkatkan geliat pertanian di daerah tersebut.
“Jadi kalau misalkan orang kantoran bisa PPKM, maka petani juga di sini bisa PPKM,” kata Dadan sembari tertawa dan menjelaskan inovasinya, melansir laman YouTube Capcapung.
-
Siapa yang menanam sayur di Pangandaran? Seperti disampaikan oleh Jerry, selaku kreator video, para petani ini harus berkeliling hutan untuk mencari bahan makanan.
-
Apa itu budi daya tanaman? Budi daya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha pembibitan atau mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu.
-
Di mana petani Pangandaran tanam sayur? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Kenapa petani Pangandaran makan daun? 'Biasanya kang Syarif ini memanfaatkan yang ada di hutan ya kayak papaya hutan, kacang-kacangan juga,' kata kreator video, Jerry saat mengikuti Syarif berburu makan siang.
-
Bagaimana Dedap sukses di perantauan? Setelah lama bekerja, Dedap hidup sukses dan berhasil menjadi saudagar muda yang kaya raya. Ia kemudian menikah dengan Putri Linggi seorang anak dari saudagar yang sekelas.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
Bermula Dari Melihat Peluang Pasar
©2021 YouTube Capcapung / Merdeka.com
Sebagai seorang petani sekaligus kepala kelompok usaha Agronative Farm, Dadan bersama pembudidaya lahan lain berupaya memajukan pertanian di Lembang agar bisa saling terintegrasi. Ketika itu ia kerap mencoba berbagai peluang, hingga menemukan kesempatan untuk menanam beberapa jenis sayur seperti tomat karena pangsa pasar serta hitungan penjualannya jelas.
Menurut dia, dengan melihat peluang apa yang akan dijual seperti tomat beef yang ia lakukan sekarang, akan membantu para petani yang masih bingung dalam mengembangkan usaha pertaniannya.
“Kalau di sini, memang kerap ada keluhan belum adanya harga standar yang menyebabkan kegagalan, baik di tanam, maupun di harga. Dari harga sayuran yang fluktuatif di pasaran Indonesia akhirnya kami mencari komoditi yang memiliki harga pasti (tomat ini). Sehingga hitung-hitungan matematisnya jelas,” kata dia bersemangat.
Memanfaatkan Teknologi Android
Dadan mengaku sudah mengeluarkan modal yang tak sedikit. Hal itu digunakannya untuk menunjang penggunaan teknologi dalam pekerjaannya.
Ia mencontohkan saat ini di tempatnya menggunakan teknologi green house yang terintegrasi sistem android. Hal ini akan sangat membantu dalam memberikan suplai nutrisi termasuk penyiraman dari jarak jauh.
“Alhamdulillah untuk teknologi pertanian saat ini memang sudah masuk, tapi konsekuensinya juga harus keluar modal mahal. Dan di greenhouse ini kita sudah pakai irigasi modern, sehingga pengaliran nutrisi (termasuk menyiram) sudah otomatis bisa dikontrol melalui handphone,” terangnya lagi.
Membantu Efisiensi di Ranah Tenaga Kerja
©2021 YouTube Capcapung / Merdeka.com
Menurut Dadan, dengan memanfaatkan teknologi tersebut, ia cukup terbantu dalam hal efisiensi tenaga kerja.
Ia mencontohkan, untuk mengatur suhu ruangan, kendali android sudah bisa mengatur kelembapan di dalam greenhouse sesuai kebutuhan tanaman yang sedang ditanam. Sehingga teknologi tersebut akan langsung menyesuaikan kondisi udara tanpa harus dikerjakan oleh karyawan.
“Teknologi android tersebut selama ini bisa membantu ke petani di ranah efisiensi tenaga kerja dan penyaluran nutrisi. Dan pemberian nutrisi juga dari situ sudah bisa kita atur dosisnya, sesuai kebutuhan si tanaman. Nah kalau sistem pertanian konvensional kan itu masih pakai kira-kira. Jadi yang harusnya bagus, ini malah overdosis dan malah mati tanamannya” ujar Dadan.
Menghindarkan Alih Fungsi Hutan
Selain membangun kelompok pertanian yang melek teknologi, Dadan juga mencoba membantu masyarakat penggarap lahan di sana agar bisa terangkat taraf hidupnya.
Dadan menambahkan, kebanyakan para petani di Lembang banyak yang memiliki skill pertanian namun terbatas di kepemilikan lahan dan modal. Hal ini yang menuntunnya untuk bergerak bersama mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan potensi lahan yang ia kelola demi menghindari alih fungsi hutan yang merusak alam.
“Kebetulan dengan kelompok juga kita satu visi dan misi, jadi fokusnya kita ingin merangkul petani konvensional dulu. Karena kalo di Desa Cibodas (kawasannya) lahannya sudah dipenuhi vila dan tempat wisata. Kita ingin mengangkat mereka agar tidak lagi jadi kuli kebun atau perambah hutan yang merusak alam,” tambah Dadan.
Maksimalkan Desa Tani
©2021 YouTube Capcapung / Merdeka.com
Saat ini, Dadan bersama kelompok taninya terus memaksimalkan program Desa Tani yang bekerja sama dengan lembaga, melalui penyediaan lahan pertanian serta membantu dalam bentuk modal.
“Akhirnya kita sekarang ada kerja sama dengan satu lembaga, kita ada program Desa Tani. Di mana kita di sana merangkul para petani yang punya skill bagus dan tidak ada modal dan lahan nah kita bantu. Untuk pasar juga kami sediakan, jadi mereka hanya fokus di penanaman,” pungkasnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hendi prihatin banyak para petani tembakau di desanya terlilit utang. Ia pun mengajak mereka untuk mengembangkan pertanian melon
Baca SelengkapnyaPertanian adalah sektor yang potensial dan menguntungkan.
Baca SelengkapnyaSantri di Kota Tangerang ini ciptakan robot pertanian unik.
Baca SelengkapnyaBerikut potret pasangan muda asal Jogja yang optimis sukses menjadi petani di Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaSempat ditertawakan banyak orang, pemuda milenial ini buktikan bahwa petani bisa sukses tanpa kotor-kotoran di sawah.
Baca SelengkapnyaPria berusia 43 tahun ini memanfaatkan teknologi modern untuk melakukan penyiraman otomatis di area persawahannya.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaCerita petani berhasil panen padi hingga 1 ton di lahan transmigrasi yang ia garap.
Baca SelengkapnyaMentan mengajak para petani untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia menuju pertanian modern.
Baca SelengkapnyaBupati Bandung Dadang Supriatna berencana menghidupkan kembali ribuan hektare lahan tidur di Kabupaten Bandung.
Baca Selengkapnya