Puluhan Warga Desa Ciseeng Jadi ODP Setelah Hadiri Tahlilan Pasien Positif Corona
Merdeka.com - Puluhan warga di Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat langsung berstatus orang dalam pengawasan (ODP) setelah mengikuti tahlilan di rumah seorang warga setempat yang sudah meninggal satu pekan lalu.
Dilansir dari Liputan6, puluhan warga tersebut baru menyadari jika warga yang meninggal tersebut ternyata positif mengidap Corona atau Covid 19. Pengumuman tersebut dikeluarkan melalui keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Bogor pada 11 April lalu.
Melakukan Penelusuran hingga Rapid Tes
-
Siapa yang ajak warga Cianjur peduli demam berdarah? Relawan Ganjar Pranowo Ajak Warga Cianjur Peduli Pencegahan Demam Berdarah
-
Siapa yang meninggal dalam undangan tahlil? Dengan mengharap Ridlo dan Rahmat Allah SWT, kami mengharap kehadiran Bapak /Saudara untuk memberikan do’a pada acara seratus hari meninggalnya :Almh. Ratno Susilo
-
Siapa yang disiagakan di pos kesehatan Banyuwangi? Semua layanan kesehatan ini dilengkapi dengan tenaga dokter, paramedis, dan ambulans. Tenaga medisnya diisi oleh dokter dan perawat dari semua rumah sakit dan klinik yang ada di Banyuwangi.
-
Siapa yang menghadang rombongan jenazah? Rombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam.
-
Siapa yang datang melayat ke rumah duka? Nisya datang melayat ke rumah duka pada Senin (11/12) siang.
-
Kenapa warga sekitar menganggap kuburan itu sebagai pengingat? Warga sekitar mengaku bahwa mereka sudah terbiasa tinggal bersebelahan dengan kuburan. Bahkan mereka mengatakan hal itu bisa menjadi sebuat pengingat akan kematian.
Ilustrasi Rapid test liputan6.com 2020 Merdeka.com
Untuk memastikan istri, anak, dan pembantu korban terpapar Covid-19 atau tidak, pihak RT setempat meminta untuk segera dilaksanakan rapid test hingga test swab.
"Utamanya mereka dulu, karena mereka kontak langsung dengan almarhum," kata Heri Isnandar selaku Camat Ciseeng.
Heri menjelaskan jika saat ini pengurus RT/RW masih melakukan penelusuran siapa saja yang pernah mengikuti tahlilan selama tujuh hari di rumah almarhum. Sehingga berdasarkan data tersebut bisa digunakan sebagai dasar untuk penentuan langkah antisipasi selanjutnya.
"Sepertinya ga lebih dari 30 orang. Yang datang kan hanya warga sekitar RT situ saja," kata Heri dilansir dari Liputan6.
Sempat Diduga Sakit Jantung
Menurut Heri, almarhum awalnya sempat dirawat di RSUD Cibinong karena mengeluh sakit jantung. Namun untuk memastikan penyakitnya, korban pun telah melakukan test swab untuk mengetahui kemungkinan ada virus corona yang menjangkiti tubuhnya.
Namun beberapa hari setelah diambil sampel dahak di tenggorokan, pasien warga Ciseeng tersebut terlanjur meninggal. Sehingga pihak keluarga langsung membawa almarhum ke rumah dan dimakamkan di pemakaman keluarga di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Pemakaman Korban Tanpa Prosedur Penguburan Covid-19
Ilustrasi Jenazah Merdeka.com
Seperti yang dilansir dari Liputan6, proses pemakaman korban dilakukan seperti biasanya tanpa ada penanganan khusus layaknya memakamkan jenazah pasien yang terpapar virus Corona alias Covid-19.
Tidak adanya protokol penguburan Covid-19 ini karena diagnosa awal dokter di mana pasien diduga sakit jantung. Apa lagi pasien juga tidak berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) melainkan pasien rawat inap biasa.
Setelah jenazah dibawa pulang lantas dilakukan pemakaman, malam harinya pihak keluarga langsung menggelar tahlilan selama tujuh hari dan dihadiri oleh puluhan warga sekitar rumah korban.
"Setelah Pemkab Bogor mengeluarkan informasi kalau almarhum ternyata positif corona, ya warga kaget," ujar Heri.
Puluhan Warga Lakukan Isolasi Diri
Informasi terkini yang dilansir dari Liputan6, sekitar 30 warga Desa Ciseeng langsung melakukan isolasi mandiri. Heri juga mengaku sudah memberikan sosialisasi kepada warga jika selama 14 hari terdapat gejala klinis segera melapor ke dinas kesehatan setempat agar segera mendapat penanganan.
"Namun demikian, warga sudah diimbau untuk tidak panik. Mereka yang pernah ikut tahlilan untuk melakukan isolasi mandiri dan bagi yang mengalami gejala klinis untuk segera melapor ke pihak desa maupun puskesmas. Ga perlu panik, yang penting diam di rumah dan jaga jara," kata Heri.
Dijadikan Pelajaran
Drajad Wibowo Liputan6 2020 Merdeka.com
Kasus yang terjadi di Desa Ciseeng, Kabupaten Bogor ini diharapkan bisa menjadi contoh betapa cepatnya penyebaran virus Corona di masyarakat. Sehingga hal terpenting dari pemutusan mata rantai penyebaran Covid adalah perlunya menerapkan tindakan cepat, baik dalam melakukan tes maupun pengobatannya. Dilansir dari Ayobogor, Direktur Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Dradjad Wibowo mengungkapkan jika kejadian di Ciseeng ini bisa dijadikan sebagai bukti dalam proses percepatan penanganan Covid 19 di Indonesia. Krusialnya tingkat kecepatan pengumuman tes Covid-19 dan pelaksanaannya yang masif dan cepat bisa menjadi penghambat penularan Virus dari Wuhan tersebut.
"Saya sering sampaikan betapa krusialnya tes Covid-19. Terlambat sebentar saja, begitu banyak orang yang berpotensi tertular Covid-19," kata Dradjad.
Ia membeberkan jika salah satu faktor yang paling cepat dalam menularkan virus yang pertama kali muncul akhir Desember 2019 tersebut adalah keterlambatan pengumuman dari hasil tes baik swab maupun rapid yang telah dilaksanakan.
"Di Ciseeng Bogor yang dekat sekali dengan Jakarta perlu 8 hari. Bagaimana dengan daerah lain yang jauh?" Jadi sekali lagi, tes tes dan tes. Sebanyak mungkin, secepat mungkin," kata politisi PAN tersebut. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaDua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaKedatangan jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut duka mendalam oleh keluarga dan para tetangga.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca Selengkapnya