Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Puluhan Warga Desa Ciseeng Jadi ODP Setelah Hadiri Tahlilan Pasien Positif Corona

Puluhan Warga Desa Ciseeng Jadi ODP Setelah Hadiri Tahlilan Pasien Positif Corona Ilustrasi Virus Corona. ©2020 Merdeka.com/ cdc

Merdeka.com - Puluhan warga di Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat langsung berstatus orang dalam pengawasan (ODP) setelah mengikuti tahlilan di rumah seorang warga setempat yang sudah meninggal satu pekan lalu.

Dilansir dari Liputan6, puluhan warga tersebut baru menyadari jika warga yang meninggal tersebut ternyata positif mengidap Corona atau Covid 19. Pengumuman tersebut dikeluarkan melalui keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Bogor pada 11 April lalu.

Melakukan Penelusuran hingga Rapid Tes

5 fakta bantuan 7000 apd dan 3600 rapid test covid 19 yang diterima sumatera utara

Ilustrasi Rapid test liputan6.com 2020 Merdeka.com

Untuk memastikan istri, anak, dan pembantu korban terpapar Covid-19 atau tidak, pihak RT setempat meminta untuk segera dilaksanakan rapid test hingga test swab.

"Utamanya mereka dulu, karena mereka kontak langsung dengan almarhum," kata Heri Isnandar selaku Camat Ciseeng.

Heri menjelaskan jika saat ini pengurus RT/RW masih melakukan penelusuran siapa saja yang pernah mengikuti tahlilan selama tujuh hari di rumah almarhum. Sehingga berdasarkan data tersebut bisa digunakan sebagai dasar untuk penentuan langkah antisipasi selanjutnya.

"Sepertinya ga lebih dari 30 orang. Yang datang kan hanya warga sekitar RT situ saja," kata Heri dilansir dari Liputan6.

Sempat Diduga Sakit Jantung

Menurut Heri, almarhum awalnya sempat dirawat di RSUD Cibinong karena mengeluh sakit jantung. Namun untuk memastikan penyakitnya, korban pun telah melakukan test swab untuk mengetahui kemungkinan ada virus corona yang menjangkiti tubuhnya.

Namun beberapa hari setelah diambil sampel dahak di tenggorokan, pasien warga Ciseeng tersebut terlanjur meninggal. Sehingga pihak keluarga langsung membawa almarhum ke rumah dan dimakamkan di pemakaman keluarga di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

Pemakaman Korban Tanpa Prosedur Penguburan Covid-19

korban

Ilustrasi Jenazah Merdeka.com

Seperti yang dilansir dari Liputan6, proses pemakaman korban dilakukan seperti biasanya tanpa ada penanganan khusus layaknya memakamkan jenazah pasien yang terpapar virus Corona alias Covid-19.

Tidak adanya protokol penguburan Covid-19 ini karena diagnosa awal dokter di mana pasien diduga sakit jantung. Apa lagi pasien juga tidak berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) melainkan pasien rawat inap biasa.

Setelah jenazah dibawa pulang lantas dilakukan pemakaman, malam harinya pihak keluarga langsung menggelar tahlilan selama tujuh hari dan dihadiri oleh puluhan warga sekitar rumah korban.

"Setelah Pemkab Bogor mengeluarkan informasi kalau almarhum ternyata positif corona, ya warga kaget," ujar Heri.

Puluhan Warga Lakukan Isolasi Diri

Informasi terkini yang dilansir dari Liputan6, sekitar 30 warga Desa Ciseeng langsung melakukan isolasi mandiri. Heri juga mengaku sudah memberikan sosialisasi kepada warga jika selama 14 hari terdapat gejala klinis segera melapor ke dinas kesehatan setempat agar segera mendapat penanganan.

"Namun demikian, warga sudah diimbau untuk tidak panik. Mereka yang pernah ikut tahlilan untuk melakukan isolasi mandiri dan bagi yang mengalami gejala klinis untuk segera melapor ke pihak desa maupun puskesmas. Ga perlu panik, yang penting diam di rumah dan jaga jara," kata Heri.

Dijadikan Pelajaran

drajad wibowo

Drajad Wibowo Liputan6 2020 Merdeka.com

Kasus yang terjadi di Desa Ciseeng, Kabupaten Bogor ini diharapkan bisa menjadi contoh betapa cepatnya penyebaran virus Corona di masyarakat. Sehingga hal terpenting dari pemutusan mata rantai penyebaran Covid adalah perlunya menerapkan tindakan cepat, baik dalam melakukan tes maupun pengobatannya. Dilansir dari Ayobogor, Direktur Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Dradjad Wibowo mengungkapkan jika kejadian di Ciseeng ini bisa dijadikan sebagai bukti dalam proses percepatan penanganan Covid 19 di Indonesia. Krusialnya tingkat kecepatan pengumuman tes Covid-19 dan pelaksanaannya yang masif dan cepat bisa menjadi penghambat penularan Virus dari Wuhan tersebut.

"Saya sering sampaikan betapa krusialnya tes Covid-19. Terlambat sebentar saja, begitu banyak orang yang berpotensi tertular Covid-19," kata Dradjad.

Ia membeberkan jika salah satu faktor yang paling cepat dalam menularkan virus yang pertama kali muncul akhir Desember 2019 tersebut adalah keterlambatan pengumuman dari hasil tes baik swab maupun rapid yang telah dilaksanakan.

"Di Ciseeng Bogor yang dekat sekali dengan Jakarta perlu 8 hari. Bagaimana dengan daerah lain yang jauh?" Jadi sekali lagi, tes tes dan tes. Sebanyak mungkin, secepat mungkin," kata politisi PAN tersebut. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pulang Tahlilan, Seratusan Warga Leuwisadeng Bogor Diduga Keracunan Makanan
Pulang Tahlilan, Seratusan Warga Leuwisadeng Bogor Diduga Keracunan Makanan

Sedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.

Baca Selengkapnya
Usai Libur Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Depok Naik 200 Persen
Usai Libur Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Depok Naik 200 Persen

Saat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.

Baca Selengkapnya
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia

Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Dua Anggota KPPS Klaten Meninggal Dunia Usai Bertugas
Dua Anggota KPPS Klaten Meninggal Dunia Usai Bertugas

Dua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Kasus Difteri Kembali Ditemukan di Garut, Seorang Warga Meninggal
Kasus Difteri Kembali Ditemukan di Garut, Seorang Warga Meninggal

Penyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.

Baca Selengkapnya
Keracunan Massal di Tulungagung, Satu Warga Meninggal Usai Makan Nasi Berkat Hajatan
Keracunan Massal di Tulungagung, Satu Warga Meninggal Usai Makan Nasi Berkat Hajatan

Korban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tangis Histeris Keluarga Pecah saat Jenazah Siswa SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Maut di Ciater Tiba di Rumah Duka
FOTO: Tangis Histeris Keluarga Pecah saat Jenazah Siswa SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Maut di Ciater Tiba di Rumah Duka

Kedatangan jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut duka mendalam oleh keluarga dan para tetangga.

Baca Selengkapnya
FOTO: Peziarah Kirim Doa hingga Tabur Bunga di TPU Karet Bivak Jakarta usai Salat Ied IdulFitri
FOTO: Peziarah Kirim Doa hingga Tabur Bunga di TPU Karet Bivak Jakarta usai Salat Ied IdulFitri

Usai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.

Baca Selengkapnya
Puluhan Warga Tasik Keracunan Nasi Kotak
Puluhan Warga Tasik Keracunan Nasi Kotak

Berdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.

Baca Selengkapnya
Ratusan Warga Keracunan Usai Makan di Acara Reses Anggota DPRD
Ratusan Warga Keracunan Usai Makan di Acara Reses Anggota DPRD

Acara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.

Baca Selengkapnya