Jenazah Korban Tenggelam di Pantai Garut Tertukar Saat Dimakamkan, Begini Faktanya
Merdeka.com - Jenazah Reihan Kholik, warga Kota Bandung Jawa Barat yang meninggal akibat tenggelam di Pantai Selatan Garut, Minggu (16/05) lalu dikabarkan tertukar saat akan dimakamkan oleh pihak keluarga.
Berdasarkan penelusuran Merdeka, tertukarnya jasad korban turut disampaikan oleh pihak keluarga. Menurutnya, kondisi tubuh jenazah yang tiba di rumah duka berbeda dari jenazah Reihan semasa hidup.
Lantas apa yang menyebabkan jenazah pemuda berusia 17 tahun tersebut tertukar? Berikut sejumlah fakta selengkapnya yang berhasil dihimpun Merdeka Kamis (20/05).
-
Kenapa mayat diduga korban pembunuhan? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Bagaimana kematian korban diketahui? Kematian korban diketahui pertama kali oleh penghuni apartemen yang mencium aroma kurang sedap.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Bermula saat Jenazah Dievakuasi dari Pantai
Proses evakuasi korban tenggelam di Pantai Selatan Garut ©2021 Liputan6/Merdeka.com
Dilansir dari Liputan6, kekeliruan tersebut diduga bermula saat proses evakuasi berlangsung di Pantai Santolo Garut, Minggu (16/05).
Saat itu anggota pencarian gabungan Basarnas, BPBD, Satpolairud Polres Garut dan warga setempat berupaya menolong beberapa korban yang tenggelam secara bersamaan.Tak berapa lama, dua jenazah ditemukan meninggal yakni Reihan dan Jajang Nurjaman yang sama sama berusia 17 tahun.
Diketahui Jajang merupakan korban remaja yang tenggelam selang beberapa jam di Pantai Sayang Heulang, yang juga tak jauh dari lokasi tenggelamnya Reihan di Pantai Santolo, asal Desa Margawati, Garut.
Alhasil kondisi tersebut cukup menyulitkan tim evakuasi, mengingat kejadian terjadi di hari yang sama dan di waktu yang berdekatan, termasuk mulai adanya perubahan di tubuh korban yang penuh luka dan tanpa mengantongi identitas.
Tertukar karena Keluarga Enggan Melakukan Autopsi
Kekeliruan juga diketahui terjadi karena pihak keluarga dari korban enggan melakukan autopsi untuk dilakukan pemeriksaan fisik.
Kepala Puskesmas Cikelar, Dadang Suryana mengungkapkan, untuk mengidentifikasi jenazah seperti disebutkan dalam kondisi demikian biasanya akan dilakukan pemeriksaan guna kejelasan identitas.
Saat itu pihak keluarga Reihan merasa yakin jika korban meninggal yang dievakuasi tersebut adalah anak kandungnya, sehingga pihak puskesmas tak jadi melakukan pemeriksaan.
“Sebenarnya kami sudah mau memeriksa korban, tapi pihak keluarga yaitu ibu korban keukeuh (bersikukuh) tidak mau jenazah dilakukan pemeriksaan, karena biasanya kami periksa dulu gigi dan sebagainya, ini malah pihak keluarga korban menolaknya untuk diidentifikasi lebih lanjut" terang Dadang, Selasa (18/05).
Proses Pemakaman Sempat Tertunda Beberapa Jam
Kejadian tersebut baru terungkap saat anggota keluarga berupaya melihat kondisi terakhir almarhum Reihan setelah tiba di rumah duka. Saat itu keluarga membuka jenazah untuk proses pemakaman.
Keluarga pun kaget karena jenazah yang tiba bukanlah jasad anaknya, melainkan mayat dari korban tenggelam lain yang disebutkan di atas.
Akibat kejadian itu, proses pemulasaran pun terpaksa dihentikan beberapa jam untuk mengkonfirmasi tertukarnya jenazah kedua korban tenggelam tersebut.
Kejadian itu juga turut dibenarkan oleh Ketua RT 02, Jalan Babakan Ciparay, Bandung Dede Suherman.
Ia mengatakan jika proses pemakaman terpaksa dihentikan untuk sementara waktu sampai mendapat kejelasan tentang jenazah warganya.
Badan Jenazah yang Tertukar Berbeda dengan Tubuh Reihan
Dalam keterangan lebih lanjut, Dede mengungkapkan jika mayat yang akan dikuburkan oleh pihak keluarga terlihat berbeda yakni lebih gemuk. Ia menerangkan jika almarhum warganya itu sebelumnya bertubuh kecil.
"Ada kejanggalan atau berbeda juga, kalau ini (jenazah yang dibawa) agak gemuk (gempal), sedangkan warga saya, badannya kecil,” ungkapnya.
Setelah dilakukan identifikasi selama beberapa jam, pihak keluarga beserta para saksi dan rekan korban yang berada saat kejadian baru membenarkan jenazah Reihan tertukar berdasarkan kondisi fisik terakhir.
Keluarga Korban Dianggap Tidak Sabar
Ditemui secara terpisah, Kepala Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polres Garut Iptu Adnan Muttaqin menerangkan bahwa kejadian tenggelam memang berlangsung di hari yang sama.
“Jenazah Jajang saat itu ditemukan di pantai yang tak terlalu jauh dari TKP (sekitar 6 km), sementara jenazah Kholik, ditemukan di sisi barat atau 1 km dari tempat kejadian,” ujar dia.
Ia menambahkan, peristiwa tersebut tidak seharusnya terjadi jika keluarga korban lebih sabar saat proses evakuasi, sehingga anggota keluarga masing-masing bisa lebih memastikan jika korban merupakan anggotanya.
Setelah diperiksa lebih lanjut akhirnya kedua belah keluarga bisa membawa jenazah anaknya masing-masing, dan kabar terakhir yang diterima Merdeka, kedua korban baik Reihan maupun Jajang telah dimakamkan di TPU sekitar rumahnya.
“Sebaiknya kan tunggu dulu secara pasti, sebelum akhirnya terjadi seperti itu (tertukar),” tambah Adnan. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah diautopsi, jenazah itu diduga merupakan korban pembunuhan.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi belum mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya pria tersebut.
Baca SelengkapnyaJasad tersebut merupakan salah satu wisatawan yang masih hilang tergulung ombak
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat tanpa identitas dalam kondisi termutilasi ditemukan di Kampung Bantar Limus
Baca SelengkapnyaJasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaAR (38) ditemukan tewas mengambang siang tadi oleh dua saksi mata
Baca SelengkapnyaAnak Tamara Tyasmara meninggal karena tenggelam saat berenang
Baca SelengkapnyaPerempuan Dewasa dan Anak Kecil Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai Citarum
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 5 tahun, RS ditemukan tewas tenggelam di kolam renang salah satu hotel di Pagaralam, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaTemuan tim PDFMI Afif Maulana meninggal karena luka yang diderita usai jatuh dari ketinggian.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca Selengkapnya