Kisah Unik Masjid Sumpah di Banten, Digunakan untuk Mengungkap Kebenaran
Merdeka.com - Salah satu masjid di Kota Cilegon, Provinsi Bantenmemiliki nama yang unik yakni “Masjid Sumpah”. Sesuai artinya, rumah ibadah yang terletak di Kampung Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang itu kerap dijadikan tempat untuk mengungkap kebenaran dari pihak yang dianggap tidak jujur.
Mengutip laman Budaya-Indonesia, Kamis (16/6) masjid ini dulu diyakini oleh masyarakat setempat untuk mendamaikan kalangan yang berselisih karena berbohong. Di salah satu ruangan masjid, kedua belah pihak yang berkonflik kemudian dipertemukan untuk bermusyawarah. Ketika pihak yang tidak jujur menyangkal, maka akan mendapati sebuah kejadian yang tidak diinginkan setelah dari Masjid Sumpah.
Sebelumnya Masjid Sumpah sendiri sudah berdiri sejak masa Kesultanan Banten, dan mulanya dipakai untuk berdiskusi serta meluruskan niat dari para tokoh penyebar agama Islam sebelum berdakwah ke berbagai tempat. Berikut kisah unik dari Masjid Sumpah di Cilegon, Banten.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Apa yang unik dari masjid di Tuban ini? Masjid sekaligus pondok pesantren di Kabupaten Tuban, Jawa Timur ini terbilang unik. Jika biasanya pesantren didirikan di atas tanah, pesantren ini justru dibangun di bawah tanah seperti gua.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Apa yang unik dari Masjid Perahu Tebet? Sebuah masjid di wilayah Tebet, Kota Jakarta Selatan memiliki desain yang unik. Desainnya menyerupai perahu, dengan detail mirip aslinya.
-
Mengapa Suparlan diabadikan sebagai nama masjid? Masjid ini dinamai Suparlan, salah satu prajurit legendaris korps baret merah.
Jadi Tempat untuk Bersumpah Sejak Dahulu
©2022 YouTube Ayok3banten/Merdeka.com
Merujuk kanal YouTube YouTube Ayok3banten, dijelaskan jika mulanya Masjid Sumpah sudah berdiri sejak masa Kasultanan Banten, sekitar 470 tahun lalu (1552 - 1570).
Tidak ada yang mengetahui pasti kapan ikrar sumpah pertama kali dilakukan. Namun berdasarkan cerita yang berkembang, selain untuk beribadah, masjid juga digunakan untuk kegiatan yang bersifat musyawarah.
Ketika itu, masjid difungsikan untuk pemberian sumpah sebagai pelurusan niat dari para tokoh penyebar agama Islam dalam kegiatan dakwahnya.
Ketua RT setempat, Andi, mengatakan jika tak jauh dari masjid terdapat makan tokoh atau yang warga setempat kenal sebagai lurah pertama di Banten bernama Ki Lurah Rouf Jayalaksana, sebagai salah satu Waliullah.
“Ki Lurah Jayalaksana itu kan lurah pertama di Banten, makamnya nggak jauh dari sini (Masjid Sumpah)” kata Andi menjelaskan.
Mengadili Pihak yang Berselisih
Andi mengungkapkan, jika dahulu sejumlah pihak yang berselisih karena ketidakjujuran pernah dilakukan sumpah di masjid tersebut. Ia mengatakan, jika pihak-pihak tersebut akhirnya bisa berdamai dan bersepakat akan masalah yang sudah diselesaikan.
Namun terdapat juga segelintir orang yang mengalami kejadian tak diinginkan karena terbukti tidak melakukan kejujuran.
Untuk menjalankan kegiatan ini tak bisa sembarangan, pihak-pihak yang bersangkutan diminta berkumpul di pusar masjid (ruangan persis di tengah-tengah bangunan) untuk dimusyawarahkan terlebih dahulu. Jalan terakhir kemudian diminta menjelaskan permasalahan sejujurnya.
“Dan orang yang akan disumpah tidak langsung sembarangan, harus ada proses dulu dan alhamdulillah kadang-kadang orang itu ngaku sebelum dilakukan kegiatan sumpah. Biasanya dipandu oleh sesepuh di sini namanya Wa Akhyar” lanjut Andi.
Sudah Lima Tahun Ditiadakan
Andi melanjutkan jika kegiatan sumpah di masjid tersebut sudah lima tahun terakhir ditiadakan. Alasannya demi kebaikan bersama, dan telah disepakati oleh para tokoh setempat.
“Jadi sudah lima tahun ini kami larang kegiatan sumpah tersebut, karena kan secara tidak langsung kita ikut mendoakan dan menghakimi. Dan menyumpahkan orang itu kan tidak baik dan ini juga atas kesepakatan kasepuhan” lanjutnya
Selain memiliki kisah yang unik dan dipercayai secara turun temurun, Masjid Sumpah sendiri memiliki desain bangunan bergaya kuno layaknya masjid-masjid khas nusantara dari masa lampau.
Salah satu yang terlihat yakni pada bagian pintunya yang dibuat rendah, dengan hanya memiliki tinggi sekitar 1,5 meter. Hal ini menyiratkan agar semua orang yang memasuki masjid hendaknya merendahkan diri di hadapan sang pencipta sebelum melaksanakan ibadah di masjid. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaKebenaran bahwa masjid itu didirikan oleh pasukan Mataram masih diragukan.
Baca SelengkapnyaMasjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon
Baca SelengkapnyaDi masjid ini tersimpan peci dan sorban peninggalan K.H Opo Musthofa atau Mama Kandang Sapi. Peci dan sorban itu terlihat disimpan di dalam kotak kaca.
Baca SelengkapnyaMasjid ini membawa misi toleransi di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaAda simbol dua buah nanas di dalam masjid yang konon menggambarkan kondisi manusia.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca SelengkapnyaBanyak santrinya merupakan mantan penjahat dan pecandu narkoba.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaBatu Quran merupakan situs bersejarah, berisi batu dengan lafaz yang dipercaya merupakan ukiran jari telunjuk dari Syekh Maulana Mansyuruddin.
Baca Selengkapnya