Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lahir Dari Kekecewaan Terhadap Keraton Kanoman, Ini 4 Fakta Sejarah Pesantren Buntet

Lahir Dari Kekecewaan Terhadap Keraton Kanoman, Ini 4 Fakta Sejarah Pesantren Buntet Pondok Pesantren Buntet. ©2020 Facebook Buntet Pesantren

Merdeka.com - Pondok pesantren berguna bagi para santri unruk mendalami ajaran Agama Islam yang nantinya bisa diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak santri-santri hebat yang memiliki peran di masyarakat yang lahir dari pesantren-pesantren di Tanah Air.

Pondok Pesantren Buntet salah satunya, sebuah pondok pesantren yang terletak di Desa Mertapada Kulon, Kec. Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Pondok Pesantren Buntet dikenal sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia.

Seperti melansir dari kanal www.nucirebon.or.id,Pondok Pesantren Buntet didirikan pada tahun 1750 oleh seorang tokoh dari Keraton Kanoman bernama Mbah Muqoyyim atau KH. Muqoyyim bin Abdul Hadi.

Saat itu dirinya berupaya menghimpun pemuda Cirebon untuk belajar dan mendalami Agama Islam setelah keluar dari lingkungan Kesultanan Cirebon.

Berawal Dari Kekecewaan Muqoyyim Atas Keraton Kanoman

pondok pesantren buntet

©2020 https://nucirebon.or.id/

Ditinjau dari sejarahnya, pendirian pondok pesantren legendaris di Jawa Barat itu disebutkan merupakan hasil pelampiasan dari Muqoyyim saat dirinya keluar dari lingkungan Kasultanan Cirebon di Keraton Kanoman.

Saat itu dirinya menjabat sebagai pejabat mufti atau penasihat di Pengadilan Agama Resmi Keraton Kanoman. Ia memiliki kemampuan menguasai ilmu agama, membaca kitab Arab pegon, hingga menguasai tata cara syiar Agama Islam.

Namun di masa penjajahan Belanda pada saat itu, terjadi gesekan ideologi antara Muqoyyim dengan Pihak Keraton, di mana terdapat pihak Belanda yang melakukan Devide et impera atau Politik Memecah Belah antara kerajaan dengan rakyat.

Karena ilmu kedigdayaan serta ketata negaraan yang dimilikinya, ia merasa jika keraton sudah tidak memihak kepada masyarakat. Sebagai ungkapan rasa kecewanya, ia meninggalkan keraton dan menghimpun para masyarakat serta pemuda untuk belajar agama.

Berdiri Pondok Sederhana

Cikal bakal Pondok Pesantren Buntet tersebut kemudian didirikan oleh Muqoyyim pasca kepergiannya dari Keraton Kanoman ke kawasan kampung Kedung Malang, Desa Buntet Kecamatan Astanajapura Cirebon. Di mana bangunan awalnya masih berupa sebuah pondok sederhana dengan beberapa kamar untuk ditinggali para santri setempat yang tertarik.

Ketika itu dirinya juga membangun sebuah langgar kecil (musala), di dekat pondok sederhana untuk memudahkan kegiatan beribadah dari para santrinya saat belajar Agama Islam.

Kemudian masyarakat pun mulai banyak yang tertarik lantaran kiprah Muqoyyim di Keraton Kanoman serta kemampuannya menyiarkan Agama Islam yang dianggap mumpuni oleh masyarakat ketika itu.

Dikepung Belanda

pondok pesantren buntet

©2020 https://nucirebon.or.id/

Terkait adanya aktivitas keagamaan di kawasan tersebut membuat tentara Belanda mencurigai Muqoyyim beserta pengikutnya, sehingga para penjajah mulai mengepung dan membubarkan lokasi pemondokan dengan senjata sehingga terdapat beberapa santrinya yang meninggal dunia.

Pasca berdarah itu, Mbah Muqoyyim pun berlindung dengan lari ke kawasan Pasawahan, Sindanglaut yang merupakan pondok pesantren dari sang Adik, Ismail ibn Abdul Hadi yang juga tengah merintis pondok pesantren.

Sempat Ditinggalkan Santrinya dan Terbengkalai

Sementara itu, pasca pembombardiran yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda di Cirebon membuat Muqoyyim yang sebelumnya mengungsi hingga ke Pemalang berhasil pulang pasca wabah kolera yang melanda di wilayah pesisir tersebut.

Semenjak itu, beliau kembali mendirikan Pondok Pesantren Buntet atas keluluhan Belanda karena berhasil menangani wabah penyakit yang merenggut banyak nyawa tersebut. Hingga bangunan Pesantren Buntet dibangun ulang di wilayah berbeda, yaitu Blok Manis, Depok, Desa Mertapada Kulon.

Sejak saat itu kegiatan belajar Agama Islam, mengaji hingga bela diri berhasil dilakukan sampai beliau wafat. Hingga akhirnya Pondok Pesantren Buntet pun terbengkalai dan ditinggal para santrinya. Hingga beberapa waktu kemudian keturunannya kembali melanjutkannya sampai sekarang. Via www.historyofcirebon.id.  (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Gedung Karesidenan Banten yang Bergaya Kerajaan Belanda, Saksi Bisu Runtuhnya Pemerintahan Sultan
Kisah Gedung Karesidenan Banten yang Bergaya Kerajaan Belanda, Saksi Bisu Runtuhnya Pemerintahan Sultan

Dari bangunan megah berbentuk kerajaan Belanda ini dapat dilihat perubahan pemerintahan Banten dari kesultanan menjadi karesidenan.

Baca Selengkapnya
Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo
Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo

Masjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.

Baca Selengkapnya
Hikayat Masjid Pecinan Tinggi Banten yang Berusia 400 Tahun, Kini Tersisa Menara dan Ruang Imam
Hikayat Masjid Pecinan Tinggi Banten yang Berusia 400 Tahun, Kini Tersisa Menara dan Ruang Imam

Saat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.

Baca Selengkapnya
Tak Ingin Kekuasaan, Pangeran Keturunan Majapahit Ini Pilih Hidup Jadi Warga Biasa
Tak Ingin Kekuasaan, Pangeran Keturunan Majapahit Ini Pilih Hidup Jadi Warga Biasa

Pangeran keturunan Majapahit ini lebih senang dekat dengan warga biasa. Bahkan, ia menyembunyikan identitasnya sebagai bangsawan di hadapan warga.

Baca Selengkapnya
Kontroversi Al-Zaytun, Terafiliasi NII hingga Berbentuk Komune
Kontroversi Al-Zaytun, Terafiliasi NII hingga Berbentuk Komune

Selain terafiliasi NII, Ponpes Al-Zaytun berbentuk komune. Hal ini diungkapkan Menko PMK Muhadjir Effendy.

Baca Selengkapnya
Begini Kisah Sunan Gunung Jati yang Mendirikan Kerajaan Banten, Tak Pernah Jadi Raja
Begini Kisah Sunan Gunung Jati yang Mendirikan Kerajaan Banten, Tak Pernah Jadi Raja

Ada peran Sunan Gunung Jati dari Cirebon dalam pendirian Kerajaan Banten

Baca Selengkapnya
Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda
Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda

Karena fokus ke ajaran Nasrani, sosoknya pernah dikhawatirkan murtad oleh kalangan ulama di masa silam.

Baca Selengkapnya
Eksis hingga Sekarang, Begini Kondisi Ponpes Berusia 312 Tahun Tempat Para Pendiri NU Menimba Ilmu
Eksis hingga Sekarang, Begini Kondisi Ponpes Berusia 312 Tahun Tempat Para Pendiri NU Menimba Ilmu

Hasyim Asy'ari dan Syaikhona Kholil punya kenangan khusus di sini

Baca Selengkapnya
Kisah Kiai Abdul Karim Lirboyo Dirikan Pondok Pesantren di Daerah yang Terkenal Angker, Kini Santrinya Puluhan Ribu
Kisah Kiai Abdul Karim Lirboyo Dirikan Pondok Pesantren di Daerah yang Terkenal Angker, Kini Santrinya Puluhan Ribu

Bahkan jin penunggu wilayah itu disebut ikut jadi santri pada masa awal ponpes ini berdiri.

Baca Selengkapnya
Tinggalkan Hidup Enak di Istana, Ini Sosok Mbah Demang Keturunan Raja Bangkalan yang Memilih Jadi Warga Biasa
Tinggalkan Hidup Enak di Istana, Ini Sosok Mbah Demang Keturunan Raja Bangkalan yang Memilih Jadi Warga Biasa

Dalam pengasingannya, ia berusaha menyembuyikan jati dirinya sebagai bangsawan.

Baca Selengkapnya
Berusia 4 Abad, Ini Sejarah Pondok Pesantren Luhur Dondong Tertua di Jawa Tengah
Berusia 4 Abad, Ini Sejarah Pondok Pesantren Luhur Dondong Tertua di Jawa Tengah

Pondok pesantren ini pernah beberapa kali menjadi basis perjuangan rakyat melawan penjajah.

Baca Selengkapnya
Melihat Puing Bekas Reruntuhan Keraton Kaibon di Banten, Dibangun Abad ke-18
Melihat Puing Bekas Reruntuhan Keraton Kaibon di Banten, Dibangun Abad ke-18

Lokasi ini jadi salah satu destinasi sejarah untuk mengenang kejayaan Kesultanan Banten yang pernah berkuasa.

Baca Selengkapnya