Hampir 20 Kali Tes PCR Selama Pandemi, Ini yang Dirasakan Ridwan Kamil

Merdeka.com - Selama pandemi Covid-19, Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi metode tes yang harus dijalani siapa saja yang hendak pergi ke lokasi tertentu. Tak terkecuali Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil, yang sudah beberapa kali menjalani tes ini.

Sebagai seseorang yang kerap melakukan pekerjaan bersama orang lain, Ridwan Kamil harus melakukan tes PCR berkali-kali. Selama satu tahun masa pandemi Covid-19, Emil, sapaan akrabnya sudah menjalani tes PCR sebanyak hampir 20 kali.

"Saya di PCR mungkin mendekati 20-an, kan ketemu Pak Jokowi, ketemu dengan Pak Wapres, Pak menteri. Jadi kalau melihat hidung saya kanan lebih gede sedikit, mungkin terlalu banyak (alat) swab mengorek-ngorek hidung saya," katanya seusai meninjau uji klinis vaksin Sinovac di UPT Puskesmas Garuda, Bandung, Senin (22/03), dilansir dari Antara.

Ridwan Kamil merasakan perbedaan tubuh setelah menjalani proses tes PCR sebanyak hampir 20 kali tersebut. Apa bedanya?

Tidak Merasakan Demam Selama Satu Tahun Terakhir

©2020 Instagram Ridwan Kamil/editorial Merdeka.com

Ridwan Kamil mengaku dirinya tidak mengalami keluhan demam selama satu tahun terakhir. Menurutnya, pandemi membuat dirinya lebih rutin berolahraga dan memperhatikan pola makan.

"Alhamdulillah selama satu tahun terakhir ini tidak ada saya sedikit pun demam," imbuhnya.

Terus Giatkan Olahraga

Selama satu tahun terakhir, mantan wali kota Bandung ini terus menjalankan aktivitas berolahraga seperti badminton dan berenang. Ia juga terus mengingatkan warganya agar rutin berolahraga serta menjalankan protokol kesehatan.

"Saya mau terus terang, selama COVID-19 ini badan saya lebih sehat ya, karena ternyata dipaksa rajin olahraga tiap hari. Saya badminton, berenang, kemudian makan dijaga, kemudian protokol juga sangat ketat, kalau ke Gedung Pakuan contohnya kan harus dites," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan jikan pelayanan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Jawa Barat sudah naik dua kali lipat. Dari yang sebelumnya 22 ribu kini menjadi 50 ribu dosis per hari, dari taget yang ditetapkan yakni 150 ribu dosis setiap harinya.

"Memang masih jauh dari target, jadi kita lagi memperbanyak lagi (tempat pelayanan vaksinasi)," tutupnya. (mdk/nrd)