Lawan Stigma di Tengah Keterbatasan, Kisah Kelompok Tani di Cimahi Ini Menginspirasi
Merdeka.com - Sebuah kelompok tani di Kota Cimahi, Jawa Barat berhasil menginspirasi. Kelompok tani bernama Tumbuh Mandiri ini mampu memfasilitasi warga disabilitas untuk mengasah kemampuannya di bidang bercocok tanam. Ini kemudian dijadikan semangat untuk melawan stigma tak produktif yang kerap melekat.
Adalah Permana Dwi Cahya, sang penggerak yang getol menularkan berbagai ilmu sederhana untuk membantu para petani berkebutuhan khusus dalam melakukan kegiatan menanam dan memanen hasil.
Berdasarkan informasi, Kelompok Tani Tumbuh Mandiri ini kini telah memiliki sebanyak 26 anggota disabilitas, setelah didirikan pada tahun 2020 lalu.
-
Di mana Kelompok Tani Mandiri berada? Pada Rabu (17/7), Kelompok Tani Mandiri, Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang melakukan panen raya padi hasil pemupukan dengan pupuk organik.
-
Bagaimana Desa Janti memberdayakan warganya? Menyandang gelar Desa BRILian BRI, Janti mampu mengembangkan potensi wisata seperti pemancingan, UMKM kuliner tradisional sampai waterpark yang sepenuhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes di sana.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
-
Apa yang dilakukan Karang Taruna Bakti Jaya Matahari Terbit? Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-77, kami selaku pemuda – pemudi yang tergabung dalam Karang Taruna Bakti Jaya Matahari Terbit, akan mengadakan acara pentas seni yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Rabu/17 Agustus 2022Waktu : 08.00 – SelesaiTempat : Lapangan Serbaguna Kelurahan Matahari Terbit
-
Siapa yang membantu petani milenial ini? Tak hanya lahan sendiri, Aksin juga memiliki petani yang bermitra dengannya. Bila ditotal, luas lahan dari petani mitra itu mencapai lebih dari 50 hektare.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
Melawan Stigma Tak Bisa Melakukan Banyak Aktivitas
©2023 Dokumentasi Pemkot Cimahi/ Merdeka.com
Permana, bersama Kelompok Tani Tumbuh Mandiri itu memiliki misi untuk melawan stigma terhadap kalangan disabilitas yang dianggap tidak bisa melakukan banyak aktivitas.
Kegiatan bertani sendiri kemudian mematahkan anggapan itu, karena nyatanya anggota dengan kebutuhan khusus bisa memaksimalkan kegiatan pertanian mulai dari penanaman sampai masa panen.
"Kami diajak (seorang profesor) untuk bertani karena beliau yakni kami mampu. Nah dari situ penyandang disabilitas tergerak semua dan alhamdulillah sampai sekarang bisa jalan," kata dia, dikutip dari laman Pemkot Cimahi, Senin (20/2).
Ubah Lahan Kosong jadi Produktif
Kegiatan pertanian mereka kemudian bergerak untuk menghidupkan kembali lahan kosong yang sebelumnya tak terpakai. Salah satu tempat yang mereka gunakan adalah di lahan pertanian, Jalan Demang Hardjakusumah, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, seluas 5.000 meter persegi.
Namun menurut dia, para petani berkebutuhan khusus ini perlu dilatih secara mendalam terlebih dahulu karena proses pembelajaran dilakukan secara otodidak.
Diketahui, kelompok tersebut memanfaatkan hasil swadaya untuk membantu operasional pertanian. Hasil tani kemudian jual ke lokasi yang sudah mereka sasar.
"Kalau modal swadaya anggota karena mereka ada yang bekerja di luar sana. Jadi kalau ada rezeki kita sisihkan untuk kas.” kata dia.
Tanam Berbagai Sayuran
Meski memiliki keterbatasan fisik, para petani disabilitas itu tetap melakukan kerja sama tim, termasuk sesekali bercanda sebagai pelepas Lelah. Sehari-hari mereka mengerjakan mulai dari mencangkul, menyiram dan merawat tanaman sayur.
Sejumlah sayur kemudian dibudidayakan seperti jagung, kacang, mentimun sampai cabai.
“Alhamdulillah kita sudah pernah panen timun, kacang, dan jagung," terang dia.
Untuk hasil panen kemudian akan dijual ke konsumen secara langsung, atau sebisa mungkin menghindari pasar.
"Jadi saya sudah punya sasaran jelas untuk menjual hasil panen. Kadang ke pasar, tapi lebih bagus ke end user karena ke pasar kan ada tengkulaknya,” katanya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kusnadi pernah terpuruk hingga tak percaya diri. Tak lama, ia berhasil bangkit dan memilih mengembangkan usaha bersama agar tidak bergantung ke orang lain.
Baca SelengkapnyaKampung ini bak surga dunia bagi anak-anak difabel, yatim, hingga miskin.
Baca SelengkapnyaProgram bernama Rumah Kreatif Tamiang didasari oleh keterbatasan masyarakat difabel dalam mengakses lapangan pekerjaan
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPetani muda yang tergabung dalam kelompok tani muda Fakatoto telah meraup jutaan rupiah dari budidaya cabai.
Baca SelengkapnyaMadani Vokasi Academy merupakan bentuk dari TJSL PNM untuk memberdayakan disabilitas melalui pelatihan.
Baca SelengkapnyaSemangat emak-emak tersebut bisa membantu pemenuhan kebutuhan makanan sehat di tengah harga pangan yang mahal.
Baca SelengkapnyaProgram imi diikuti oleh 12 orang yang berasal dari kelompok rentan dalam hal ini ibu rumah tangga, perempuan putus sekolah dan penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaSri Setyaningsih pernah menyesal lahir ke dunia dengan kondisi tubuh tidak sempurna. Ia kemudian bangkit dan berhasil mengajak ratusan difabel hasilkan cuan.
Baca SelengkapnyaJamur tiram memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Selain masalah kebutuhan gizi, jamur juga mudah dikembangkan
Baca SelengkapnyaBRI memberikan berbagai bantuan fasilitas dan infrastruktur Urban Farming bagi Kelompok Dasawisma Pisang.
Baca SelengkapnyaKegiatan diadakan guna mengasah keterampilan mereka yang akan berguna untuk terjun di dunia kerja
Baca Selengkapnya