Lepas Gaji Rp12 Juta, Pria di Bandung Sukses Budidaya Jamur Tiram
Merdeka.com - Salah satu petani milenial asal Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung mampu meraih kesuksesan dari budidaya jamur tiram. Sebelumnya ia bekerja di sebuah perusahaan. Gaji Rp12 juta rela dilepasnya demi menekuni budidaya jamur tiram.
Menurut petani milenial bernama Opik itu, dirinya lebih tertarik menjadi petani di kampungnya karena bisa mengembangkan usaha jamur tiram bersama keluarga. Kisah ini ia bagikan saat mengenalkan produknya di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda, Cimenyan Minggu (13/11).
“Saya sebelumnya lulus dari politeknik, jurusan teknik elektro. Dan saya sama sekali tidak ada basic, namun karena memiliki tekad yang kuat, akhirnya bisa terjun ke sana,” terangnya, mengutip laman Pemprov Jabar, Senin (14/11).
-
Siapa yang merintis pekerjaan sebagai petani di Sukomakmur? Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
-
Bagaimana Amran Sulaiman membangun karir di bidang pertanian? Meski usianya yang masih relatif muda, dia telah mampu membangun dan membesarkan 14 perusahaan yang tergabung dalam sebuah holding Tiran Group, yang meliputi Unit Usaha: Tambang Emas, Tambang Nikel, Proyek Gula, Proyek Perkebunan Kelapa Sawit, SPBU, Distributor Unilever, Distributor Semen, Produsen Pestisida, dan usaha lainnya.
-
Dimana petani milenial ini bercocok tanam? Aksin saat ini bertani Pepaya California dengan masa tanam hingga panen selama tujuh bulan.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Siapa yang menanam sayur di Pangandaran? Seperti disampaikan oleh Jerry, selaku kreator video, para petani ini harus berkeliling hutan untuk mencari bahan makanan.
-
Siapa yang membantu petani milenial ini? Tak hanya lahan sendiri, Aksin juga memiliki petani yang bermitra dengannya. Bila ditotal, luas lahan dari petani mitra itu mencapai lebih dari 50 hektare.
Rela Lepas Gaji Rp12 Juta
©2022 dokumentasi Pemprov Jabar/Merdeka.com
Diceritakan Opik, awal mula dirinya melepas gaji Rp10-12 juta itu dari pilihannya pulang kampung. Sebelumnya, ia sempat bekerja di Jakarta. Saat itu, orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga ia memilih merintis bidang pertanian itu bersama keluarganya.
Dirinya mengenang jika jamur tiram mulai ditekuni sejak tahun 2014. Kini penghasilannya sudah dianggap cukup, sehingga bisa membantu keluarga serta tetangga untuk bersama-sama menekuni pertanian jamur tiram.
"Saya kirim uang ke orang tua, tapi (uangnya) habis terus. Sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung membuka usaha bersama keluarga, sehingga semuanya terlibat," ujar Opik.
Dirinya bersyukur bisa ambil bagian dari program Petani Milenial yang digagas Pemdaprov Jabar.
Sempat Lakukan Survei
Menurut Opik, pengembangan budidaya jamur tiram berdasarkan hasil survei yang ia lakukan, ada peluang pasar jamur tiram yang besar di Bandung. Dari situ, ia mengajak serta keluarganya untuk ikut mengembangkan pertanian jamur tiram.
Adapun Pasar Pasisian Leuweung Tahura diinisiasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dan berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat untuk memasarkan produk dari para petani milenial.
Selain itu, di sana juga dikenalkan beragam produk UMKM dari kelompok tani hutan, serta hasil panen dari hutan di Jawa Barat.
Kemudian, ada tiga tempat lain untuk memasarkan produk petani milenial Jabar, seperti di area PT KAI Daop 2 Bandung, Yogya Kepatihan Kota Bandung dan Mal Botanic Square di Kota Bogor.
"Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar serius membantu memasarkan produk petani milenial. Bahkan akhir tahun ini kami membuka tiga lokasi untuk dapat digunakan para petani milenial," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Eem Sujaemah.
Direncanakan jika di tahun 2023 mendatang, Disperindag Jabar akan melakukan kurasi dan mengekspor produk tersebut ke luar negeri.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum menjadi petani, Adli pernah bekerja sebagai tukang bangunan. Dia juga pernah bekerja di sebuah gudang garmen
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaOrang sukses tak hanya berasal dari pekerja kantoran dengan jabatan tinggi.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 23 tahun, Regi sukses menjadi petani hidroponik.
Baca SelengkapnyaSebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaDengan luas tanah yang dia miliki 1,5 hektare, Ujang mampu mendapat keuntungan mencapai Rp300 juta sekali panen.
Baca SelengkapnyaAlfa memiliki perjalanan hidup yang menarik dibanding dengan anak seusianya.
Baca SelengkapnyaBisnis tanam pepaya Califoria merupakan sebuah ketidaksengajaan.
Baca SelengkapnyaTerkadang, hobi bisa dijadikan sebagai sumber untuk mendatangkan keuntungan.
Baca SelengkapnyaPilihannya jatuh ke usaha budi daya jamur. Wanita ini tercetus ide untuk memopulerkan jamur di Makassar.
Baca SelengkapnyaJamur membuat Anggi jatuh cinta berkali-kali dan membuatnya melupakan cita-citanya menjadi guru.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca Selengkapnya