Mahasiswa ITB Ciptakan Pembalut Organik Ramah Lingkungan, Wakili Indonesia di Jerman
Merdeka.com - Mahasiswa Program Studi Fisika ITB bernama Difa Ayatullah berhasil memenangkan kompetisi Falling Walls Lab Indonesia 2022 dengan mengajukan ide pembalut ramah lingkungan.
Menurut Difa, pembalut tersebut memiliki konsep biodegradable ramah lingkungan, dengan menerapkan dua prinsip penting sehingga mudah untuk diurai di tanah.
“Konsep idenya muncul karena keresahan pribadi,” kata Difa, mengutip laman resmi ITB, Selasa (4/10).
-
Dimana kompetisi internasional diadakan? 'Yang kita kirim adalah pemenang pada tahun 2022 dan kompetisi akan berlangsung pada bulan Februari 2024,' kata Ketua HFLA Bali, I Gusti Ngurah Putu Yudy Suardana, Sabtu (25/11) saat acara pengumuman hasil ROTY 2023 di kampus Meditterrania, Bali.
-
Apa saja yang dimenangkan oleh finalis? Tiga kontestan teratas dalam kontes ini akan memenangkan total hadiah senilai $20.000, dan pencipta kontestan Miss AI diperkirakan akan mendapatkan hadiah senilai $5.000.
-
Apa yang dimenangkan oleh Tim Indonesia? Tim pemanah berkuda Indonesia dari Indonesia Equestrian Archery (IEA) berhasil meraih Juara III Horseback Archery Asian Championship 2024 di Kazakhstan.
-
Bagaimana Indonesia terpilih? Indonesia meraih 144 suara yang dihadiri oleh 190 negara dari 193 negara.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa yang jadi duta FFI 2021? Tahun lalu, Tissa jadi duta FFI 2021.
Terapkan Dua Konsep Ramah Lingkungan
©2022 Laman Resmi ITB/Merdeka.com
Diterangkan Difa, dua prinsip penting dari rancangannya itu yakni memiliki material absorbent layer berupa kapas pada pembalut konvensional yang diganti menjadi material plant-based sehingga memunculkan sifat organik.
Kedua, lapisan plastik di bawah pembalut dimodifikasi menjadi material bioplastic. Hal ini menjadikan pembalut tersebut tidak mencemari lingkungan.
Selain kedua aspek tadi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembalut biodegradable dengan pembalut konvensional dari segi bentuk maupun kegunaannya.
Tingginya Angka Buang Pembalut
Sebagai mahasiswa yang aktif di unit pecinta alam, dirinya mengaku resah karena tingginya angka sampah pembalut. Dari data yang dikumpulkan Difa, sebanyak 95% wanita Indonesia memilih menggunakan pembalut selama periode menstruasi, sehingga meninggalkan jumlah limbah hingga 26 ton per hari.
Kekhawatiran ini yang kemudian menghantarkan Difa untuk mengajukan ide pembalut ramah lingkungan yang dapat terurai dalam waktu yang relatif singkat.
“Ternyata kita menghasilkan sampah pembalut sebanyak itu. Apalagi waktu menemukan infografis yang menyatakan bahwa satu pembalut setara dengan empat kantong plastik. Satu sisi sudah berusaha mengurangi sampah dari kantong plastik, namun di sisi lain masih ada sampah sejenis dari sumber yang berbeda. Apalagi untuk terurai (sampah pembalut) butuh waktu ratusan tahun, dan selama itu pula akan terus menumpuk,” ujar Difa.
Lebih Aman bagi Kesehatan
Difa mengungkapkan, saat mencari bahan penyerap di bagian absorbent layer mereka menemukan solusi, yaitu material dari tanaman yang memberikan nilai tambah organik serta lebih aman bagi kesehatan.
Sebelumnya ia dibantu tim riset dari lintas program studi di ITB yakni, Elshanti Nabiihah Salma, Wanda Ayu Puspita Ningratri dan Fathya Alya Nurverina.
Sebagai pemenang dalam Falling Walls Lab Indonesia, Difa berkesempatan untuk mewakili Indonesia dalam gelaran Global Final Falling Walls Lab yang diadakan di Jerman pada 7-9 November 2022.
Di sana ia akan melakukan pitching ulang di hadapan para panelis dan juri profesional dari berbagai bidang untuk bersaing dengan perwakilan-perwakilan dari negara lain. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ajang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024
Baca SelengkapnyaIa selalu ingat petuah sang ayah bahwa segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan.
Baca SelengkapnyaSMA Labschool Cibubur kembali mencetak prestasi gemilang dengan mengirimkan tujuh tim peneliti muda berbakat ke Seoul International Invention Fair 2024.
Baca SelengkapnyaMelalui teknik dan formulasi khusus, Diah mengubah kulit nanas menjadi bahan utama yang berkualitas untuk sabun.
Baca SelengkapnyaKompetisi itu diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia dengan Universitas Sultan Zainal Abidin.
Baca SelengkapnyaMengusung tema Sustainable Future Solutions, pameran ini menampilkan solusi untuk industri laboratorium yang cerdas dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaHarashta menjadi perwakilan Indonesia pertama yang meraih gelar Miss Supranational 2024 usai berhasil mengalahkan perwakilan dari Amerika di babak final.
Baca SelengkapnyaShell Indonesia mengumumkan tiga pemenang Think Efficiency 2023, kompetisi karya inovasi pelajar untuk mendorong kemajuan ilmu danteknologi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerobosan inovatif diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi dalam industri pupuk secara global.
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaFesyen pada gelaran ini juga bekerjasama dengan desainer lokal ternama.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Indonesia dari berbagai Perguruan Tinggi di tanah air meraih prestasi gemilang di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2024. Yuk simak!
Baca Selengkapnya