Mahasiswa ITB Rancang Aplikasi Liburan, Bantu Pengguna Tak Bingung Tentukan Destinasi
Merdeka.com - Bepergian ke luar kota menjadi momen yang ditunggu ketika liburan. Sayangnya pada saat liburan, orang-orang kerap kesulitan memilih destinasi wisata karena jarak antar tempat yang berjauhan. Menjawab masalah ini, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang sebuah aplikasi bernama Odiga.
Karya ini dirancang oleh satu tim yang terdiri dari Syarifa Khairunnisa dan Nafi Mulyo Kusumo dari Teknik Fisika ITB, serta Muhammad Rifqi Syatria dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
Menurut Syarifa Khairunnisa, aplikasi buatan timnya berhasil menyabet juara pertama pada lomba Compfest 14 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) pada 30 Oktober 2022 lalu.
-
Dimana orang biasanya liburan? Dunia ini enggak hanya seluas meja kerja. Kamu harus ambil cuti untuk liburan segera.
-
Dimana liburan dilakukan? Last week, I went to a traditional market to buy some daily needs.
-
Dimana warga berlibur? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024). Libur panjang Isra Mikraj dan Tahun baru Imlek 2024 dimanfaatkan sejumlah warga untuk berekreasi di Monas.
-
Kenapa harus liburan ke Bandung? Bandung menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan untuk liburan dan merehatkan sejenak dari kesibukan pekerjaan.
-
Gimana cara liburan di Bogor lebih mudah? Untuk hal seperti ini, kamu bisa banget percayakan pada platform traveling yang menawarkan pelayanan pemesanan dan pembelian tiket transportasi serta tempat penginapan.
-
Dimana tempat wisata di Kota Bandung? Banyak sekali spot-spot kuliner enak yang bisa dikunjungi di sekitar Bandung, seperti Cihampelas Walk, Jl. Braga dan Alun-alun Bandung.
Membantu Merencanakan Liburan
Aplikasi Odiga untuk berlibur karya mahasiswa ITB ©2023 Dokumentasi ITB/Merdeka.com
Syarifa mengatakan, Odiga bisa membantu para pengguna untuk merancang kegiatan liburannya yang hemat waktu dan menggunakan jalur yang tepat.
Menurut dia, saat menentukan destinasi, orang-orang kerap menemukan sejumlah kendala, seperti terbatasnya waktu dan ingin mengunjungi banyak tempat. Lalu jalur yang ditempuh juga sering tidak efisien karena berjauhan.
Permasalahan-permasalahan itu yang kemudian dijawab oleh aplikasi Odiga sehingga momen liburan bisa optimal.
"Permasalahan-permasalahan tersebut coba kami jawab lewat aplikasi Odiga ini," terang dia, mengutip ANTARA.
Bisa Pilihkan Tempat Sesuai Rute yang Diinginkan
Kemampuan tersebut juga didukung oleh empat fitur yang tersedia di aplikasi Odiga. Fitur pertama adalah perencanaan perjalanan menggunakan peta interaktif (Travel Planning with Interactive MAP). Ini memungkinkan pengguna memilih tempat secara langsung dari peta yang muncul di aplikasi.
Fitur kedua, adalah menentukan pembagian waktu berdasarkan lokasi destinasi. Di sini, Syarifa dan tim memanfaatkan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI Time Planning).
Fitur ketiga adalah optimalisasi rute perjalanan, sesuai daerah yang akan dituju (AI Route Optimization). Nantinya aplikasi akan menunjukkan jalur yang saling menghubungkan antara destinasi satu dengan yang lainnya, setengah pengguna memasukkan posisi melalui web agar lebih hemat waktu.
Fitur terakhir adalah rekomendasi tempat, di mana pengguna bisa menuliskan pengalaman berliburnya ketika mengunjungi tempat baru, sebagai rekomendasi bagi pengguna aplikasi lain (Place Recommendation).
Proses Penyatuan Ide Jadi Hal Terpenting
Aplikasi Odiga untuk berlibur karya mahasiswa ITB ©2023 Dokumentasi ITB/Merdeka.com
Ditambahkan Syarifa, dalam pembuatan aplikasi ini, proses penyatuan ide menjadi hal yang terpenting.
“Tahap pertama design thinking itu adalah empathize. Dalam menentukan ide, coba dikaji, ditinjau lagi, supaya ide itu benar-benar tepat sasaran. Walaupun dari segi teknologi itu canggih banget, mungkin karena kurang tepat sasaran dan kurang applicable di kehidupan sehari-hari, nilai jualnya jadi berkurang. Jadi yang pertama, pastikan ide itu benar-benar tepat sasaran,” katanya
Ia menambahkan jika fitur-fitur di Odiga memanfaatkan K-Means clustering, collaborative filtering, dan genetic algorithm. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Traveloka mencatat terjadi lonjakan pada volume transaksi pada transportasi darat (bus dan kereta) hingga mencapai 20 persen.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari biasanya, dua pemuda kedapatan ke luar negeri justru menggunakan ojek.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai studi PWC terkait kontribusi Traveloka di industri pariwisata.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi yang melekat pada Gen Z diharapkan bisa menjadi dongkrak destinasi wisata dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJelang liburan panjang, atraksi wisata yang paling diminati masyarakat meliputi landmarks, museum, teater, dan masih banyak lainnya.
Baca SelengkapnyaDigiTiket dari Indibiz tawarkan kemudahan pencatatan data dan sistem tiket.
Baca SelengkapnyaWisatawan muda tidak lagi cukup tertarik mendatangi tujuan wisata hanya karena mengikuti tren FOMO (fear of missing out).
Baca Selengkapnya