Memahami Penyebab Kebakaran Hutan yang Sering Terjadi dan Cara Penanggulangannya
Merdeka.com - Hutan merupakan kawasan penting bagi bumi dan kehidupan manusia. Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi pepohonan dan menjadi habitat bagi banyak hewan.
Kawasan hutan biasanya dapat ditemui pada wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida, habitat berbagai jenis hewan dan tumbuhan, modulator arus hidrolika serta pelestarian tanah.
Indonesia sering disebut sebagai paru-paru dunia karena memiliki area hutan yang sangat luas. Hutan dianggap memiliki peran sentral sebagai penghasil oksigen bagi umat manusia. Sayangnya, kasus kebakaran hutan yang melanda Indonesia membuat area hutan di Indonesia makin menyempit.
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Mengapa hutan penting untuk lingkungan? Penebangan hutan untuk pertanian, peternakan, dan pemukiman mengurangi jumlah pohon yang menyerap CO2 dari atmosfer.
-
Kenapa hutan di Klaten terbakar? AR berusaha melepas kail namun gagal. Ia pun kemudian membakar alang-alang di sekitar kail yang tersangkut agar kail mudah diambil. Namun pelaku lupa mematikan api sehingga api menyebar cepat dan menyebabkan hutan terbakar.
-
Dimana hutan mangrove terbesar di Indonesia Barat berada? Mengutip Liputan6.com, di kawasan Taman Nasional Sembilang terdapat Hutan Mangrove Lalan yang disebut sebagai kawasan Mangrove terbesar di wilayah Indonesia Barat.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Apa yang menjadi cikal bakal Hari Hutan Indonesia? Sejarah 7 Agustus yang diperingati sebagai Hari Hutan Indonesia bermula dari sebuah petisi yang dilakukan masyarakat di laman gerakan perubahan, Change.org.
Hal ini tentu saja membawa kerugian yang fantastis untuk negara dan juga mengancam kesehatan masyarakat, tak hanya di Indonesia tapi juga seluruh dunia.
Beberapa upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Di bawah ini akan diuraikan mengenai penyebab kebakaran huta yang sering terjadi dan cara pencegahannya telah dirangkum merdeka.com melalui berbagai sumber pada Rabu (8/4).
Penyebab Kebakaran Hutan
Secara garis besar kebakaran hutan disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama faktor alami dan kedua faktor ulah manusia yang tidak terkontrol.
Faktor alami seperti pengaruh El-Nino, menyebabkan kemarau panjang hingga tanaman jadi sangat kering. Hal ini menjadi bahan bakar potensial jika terkena percikan api yang berasal dari batu bara yang muncul di permukaan ataupun dari pembakaran lain yang tidak disengaja maupun disengaja.
Apabila lambat ditangani kebakaran dapat meluas sehingga menimbulkan kebakaran tajuk atau crown fire. Peristiwa kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 1997 1998 dan 2002 2005 menghasilkan asap yang juga dirasakan oleh masyarakat Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Tidak hanya merugikan kesehatan masyarakat kebakaran hutan juga bisa melumpuhkan aktivitas ekonomi di suatu daerah.
1. Pembukaan Lahan
Masyarakat dan beberapa bidang industri seringkali menggunakan api untuk membuka lahan baru, baik untuk pertanian maupun perkebunan.
2020 REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Pembukaan lahan merupakan proses yang membutuhkan banyak biaya dan persiapan, maka banyak orang kemudian memilih metode pembakaran hutan karena lebih murah dari segi biaya dan cukup efektif dari segi waktu.
2. Faktor Alami
Analisis terhadap arang dari tanah Kalimantan menunjukkan bahwa hutan telah terbakar secara berkala, dimulai setidaknya sejak 17.500 tahun lalu. Kebakaran besar kemungkinan terjadi secara alami selama periode iklim yang lebih kering dari iklim saat itu.
Bahkan catatan tertulis satu abad lalu dan sejarah lisan dari masyarakat yang tinggal di hutan membenarkan bahwa kebakaran hutan bukan hal yang baru bagi Indonesia. Schweithelm, J dan D. Glover, 1999.
Faktor alami lainnya, karena tersambar petir, aktivitas vulkasnis, dan ground fire karena kemarau terlalu panjang muncul panas dari lapisan dalam tanah.
3. Perambahan Hutan
Penyebab kebakaran hutan selanjutnya, yakni perambahan hutan atau migrasi penduduk dalam Kawasan hutan. Tidak banyak disadari oleh banyak pihak.
2020 Merdeka.com
Akibat kebutuhan hidup masyarakat yang meningkat, dan bertambahnya jumlah keluarga. Hal tersebut menuntut masyarakat untuk menambah luasan lahan garapan.
4. Illegal Logging
Illegal logging atau pembakaran liar menghasilkan lahan-lahan kritis dengan tingkat rawan tinggi. Api yang tidak terkendali secara mudah merambat ke area hutan-hutan kritis tersebut.
Pembakaran liar sering meninggalkan sisa berupa daun, cabang, dan ranting kering yang semakin lama bertambah dan menumpuk di Kawasan hutan. Pada musim kemarau akan mengering dan berpotensi menyebabkan kebakaran hutan baru.
5. Rasa Kecewa Terhadap Sistem Pengolahan Hutan
2020 Merdeka.com
Berbagai konflik sosial acapkali muncul di tengah masyarakat yang tinggal di kawasan hutan. Salah satunya ada rasa tidak puas dan kecewa atas pengelolaan hutan, yang terkadang memicu untuk bertindak anarkis tanpa memperhitungkan kaidah konservasi maupun hukum yang ada.
6. Kebutuhan Makan Ternak
Kehidupan masyarakat sekitar kawasan hutan, sebagian besar memiliki hewan ternak dan penggembalaan sebagai salah satu usaha sampingan memenuhi kebutuhan keluarga.
Kebutuhan HMT (Hijauan Makanan Ternak) dan area penggembalaan harus terpenuhi. Guna mendapatkan kualitas rumput yang bagus dan mempunyai tingkat palatabilitas tinggi, biasanya masyarakat membakar kawasan padang rumput yang sudah tidak produktif.
Setelah area padang rumput tadi terbakar, akan tumbuh rumput baru dengan kualitas yang lebih bagus dan kandungan gizinya tinggi. Namun tentunya rawan terhadap hutan di sekitarnya pula untuk ikut terbakar.
7. Penyebab Kebakaran Hutan Lain
Penyebab kebakaran hutan lain, akibat ketidaksengajaan karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api. Contohnya ketika berinteraksi dengan hutan, kebiasaan masyarakat mencari rotan sambil merokok.
boldsky.com
Secara tidak sadar membuang puntung rokok dalam kawasan hutan yang memiliki potensi bahan bakar melimpah sehingga terjadi kebakaran.
Penanggulangan Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dalam cakupan yang luas bisa berdampak buruk pada lingkungan dan juga kesehatan masyarakat. Untuk itu, penting kiranya mengetahui cara menjaga kelestarian hutan serta mencegah maupun menanggulangi kebakaran hutan agar bencana tersebut tidak merusak lingkungan.
Beberapa cara yang cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi kebakaran hutan seperti, memperhatikan wilayah hutan dengan titik api yang cukup tinggi yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan.
Wilayah titik api ini harus diperhatikan ketika kemarau panjang terjadi, tidak membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan, tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di hutan, sering-seringlah melakukan patroli hutan secara berkala untuk mengecek kondisi hutan.
Apabila terjadi kebakaran hutan berskala kecil, maka lakukan penyemprotan secara langsung ke daerah yang terbakar. Jika kebakaran terjadi dalam skala besar, maka lakukan penyemprotan air dari udara menggunakan helikopter juga membuat hujan buatan. (mdk/nof)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Ganjar, moratorium deforestasi merupakan langkah penting untuk menghentikan deforestasi di Indonesia.
Baca Selengkapnya"Jangan sampai hal kecil seperti karhutla menyebar ke negara tetangga membuat harga diri bangsa jatuh,"
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaPencemaran udara ditambah dengan perubahan iklim dan pemanasan mengancam kesehatan manusia.
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaGunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaEfek rumah kaca menjadi salah satu hal yang membuat bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Baca Selengkapnya