Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Garangan, Tradisi Mandi Uap Khas Dukun Beranak Cirebon

Mengenal Garangan, Tradisi Mandi Uap Khas Dukun Beranak Cirebon Tradisi mandi uap ibu melahirkan di Cirebon. ©2021 Liputan6/editorial Merdeka.com

Merdeka.com - Cirebon telah lama dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kekayaan budaya yang beragam. Hingga saat ini ragam tradisinya masih terus terpelihara dengan baik oleh masyarakat yang senantiasa menjalankannya.

Salah satu tradisi yang masih dijalankan di wilayah tersebut adalah Garangan. Garangan sendiri merupakan tradisi khas Kota Udang yang biasa dilakukan oleh paraji atau dukun beranak kepada wanita yang baru melahirkan.

Dilansir dari Liputan6, tradisi Garangan merupakan kegiatan mandi uap yang dilakukan oleh perempuan setelah melahirkan dengan diiringi beberapa jenis rempah serta bunga-bunga tertentu. Hingga saat ini tradisi Garangan masih dijalankan oleh sebagian masyarakat Kota Cirebon dan dipercaya dapat merelaksasi otot-otot ibu setelah melahirkan.

Penasaran dengan tradisi yang mulai langka tersebut? Berikut ulasannya.

Berguna untuk Relaksasi Otot Setelah Melahirkan

Salah satu dukun beranak yang masih menjalankan tradisi Garangan adalah Mbok Reni. Menurutnya, Garangan bisa membantu merelaksasi otot-otot ibu yang baru saja melahirkan, terutama di bagian tubuh yang berpotensi meninggalkan bekas nyeri seperti di bagian kepala.

"Biasanya habis melahirkan badan kan sakit-sakit nah itu bisa sembuh dan si ibu bisa semakin lancar menyusui bayi karena fisiknya sudah rileks," kata paraji asal Kampung Kedung Krisik Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon itu.

Menurutnya, relaksasi tersebut berasal dari aroma kandungan rempah serta beberapa jenis daun seperti daun kemuning, daun kosambi, daun kilayu, rempah-rempah, dan bunga tujuh rupa.

Tata Cara Pelaksanaan Garangan

Reni menjelaskan, untuk melaksanakan prosesi Garangan biasanya ia akan menyiapkan satu ember air mendidih bersih yang dicampurkan dengan bahan bahan rempah tersebut. Kemudian ditambahkan batu bata merah yang telah dibakar, untuk kemudian ditaruh di bawah tubuh sang ibu.

Biasanya Reni akan menutup tubuh ibu tersebut dengan kain jarik maupun sarung, bersamaan dengan satu ember berisi ramuan tradisional tersebut. Sebelumnya ia juga akan memijat sang ibu agar lebih rileks.

“Jadi biasanya ibu yang baru melahirkan tersebut akan ditutup dengan kain sarung dari kepala hingga kaki. Uap hasil ramuannya dimasukkan dari bagian bawah kain yang menutup tubuh ibu nya. Sebelum mandi uap, pasien dipijat dulu refleksi biar semua otot si nya kendur dan ketika diuap rileks kemudian badan kembali segar,” terang Mbok Reni.

Dilakukan Saat Masa Puputan

Berdasar pengalamannya, tradisi Garangan biasa dilakukan saat bayi yang baru lahir memasuki masa puputan atau terlepasnya tali pusar di bagian perut. Bahkan Reni menjelaskan jika tradisi Garangan juga bagus untuk kesehatan sang bayi, namun tidak disarankan untuk terlalu lama mengingat keadaannya masih sensitif.

"Di kampung ini memang begitu tradisinya sejak saya belum jadi dukun anak sampai sudah 26 tahun jadi paraji ya saya yang mandikan uap. Biasanya juga ibu-ibu ikut memandikan bayinya dengan uap. Namun secukupnya saja kalau sudah semua badan bayi diuap langsung diangkat. Itupun setelah ibunya di uap ya karena tingkat kepanasan berpengaruh," katanya.

Reni sendiri sudah 26 tahun melaksanakan kegiatan Garangan selalu dibantu oleh bidan desa. Biasanya bidan akan membantu prosesi melahirkannya dan dirinya yang akan mendampingi si ibu untuk mandi uap.

"Kalau lahiran ya saya panggil bidan biar ditangani sama bidan karena sudah tidak boleh lagi," ujar dia.

Suami Turut Berperan

tradisi mandi uap ibu melahirkan di cirebon

Tradisi mandi uap ibu melahirkan di Cirebon

©2021 Liputan6/editorial Merdeka.com

Sementara itu berdasarkan kebiasaan, pihak suami pun akan terlibat dalam prosesi Garangan tersebut. Salah seorang suami pasien Reni, Susanto mengatakan bahwa dirinya telah menyiapkan perlengkapan mandi uap untuk istri dan anaknya seperti mengumpulkan kayu hingga plastik sebagai bahan untuk membakar beberapa bata merah hingga memasak air.

Kendati tidak ada persiapan yang matang, Susanto mengaku senang anak dan istrinya dimandikan dengan uap melalui tradisi Garangan tersebut. Menurutnya ritual puputan dan mandi uap agar istri kembali sehat dan tidak mudah sakit usai melahirkan.

"Saya senang tiga anak saya semua lahir di sini dibantu bidan sama paraji. Anak saya yang baru lahir usianya sembilan hari. Alhamdulillah bisa menggelar tradisi ini walaupun sederhana sekali, demi istri sama anak meskipun pekerjaan saya seperti ini tapi Alhamdulillah bisa dilaksanakan, parajinya juga mau dibayar seikhlasnya," kata dia. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kenalan dengan Desa Giri Jaya Sukabumi, Ada Dukun Bayi sampai Dukun Tulang
Kenalan dengan Desa Giri Jaya Sukabumi, Ada Dukun Bayi sampai Dukun Tulang

Para ahli pengobatan tradisional atau dukun di Desa Giri Jaya Sukabumi memiliki spesifikasi dan keahliannya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Tradisi Ngabungbang Asal Banjar, Mandi Suci untuk Menghilangkan Hal Buruk
Menelusuri Tradisi Ngabungbang Asal Banjar, Mandi Suci untuk Menghilangkan Hal Buruk

Tradisi dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya
Kisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya

Mengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya

Baca Selengkapnya
Makna Luhur Tradisi Mudun Lemah untuk Bayi di Cirebon, Berharap Sukses Dunia dan Akhirat
Makna Luhur Tradisi Mudun Lemah untuk Bayi di Cirebon, Berharap Sukses Dunia dan Akhirat

Ada makna luhur dari tradisi Mudun Lemah di Cirebon

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala
Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala

Tradisi warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten ini terbilang unik.

Baca Selengkapnya
Tradisi Unik Anak-Anak di Tasikmalaya yang Akan Disunat, Wajib Dimandikan dan Diarak Keliling Kampung
Tradisi Unik Anak-Anak di Tasikmalaya yang Akan Disunat, Wajib Dimandikan dan Diarak Keliling Kampung

Secara tersirat, makna tradisi Turun Mandi adalah menyucikan jiwa dan raga anak laki-laki yang akan disunat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.

Baca Selengkapnya
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau
Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau

Ritual mandi sepasang kekasih menjelang pernikahan ini disaksikan langsung oleh kerabat dan teman mereka.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Memitu di Indramayu, Ketika Ibu Hamil Dipakaikan Kembang dan Dimandikan Air Doa
Uniknya Tradisi Memitu di Indramayu, Ketika Ibu Hamil Dipakaikan Kembang dan Dimandikan Air Doa

Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.

Baca Selengkapnya
Serba Ungu, Simak Acara Mitoni Kehamilan Jharna Bhagwani
Serba Ungu, Simak Acara Mitoni Kehamilan Jharna Bhagwani

Melalui akun Instagram pribadi Jharna membagikan deretan momen pada saat mitoni dilakukan.

Baca Selengkapnya
8 Potret Tingkeban Erina Gudono yang Sarat Filosofi Jawa, Anggun dengan Kebaya Kuning - Bayinya Diduga Perempuan
8 Potret Tingkeban Erina Gudono yang Sarat Filosofi Jawa, Anggun dengan Kebaya Kuning - Bayinya Diduga Perempuan

Intip yuk foto-foto tingkeban Erina Gudono, ramai disebut calon bayinya berjenis kelamin perempuan

Baca Selengkapnya