Mengenal Lartot, Alarm Tradisional ala Masyarakat Bunter Ciamis
Merdeka.com - Di masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat Indonesia mulai meningkatkan kewaspadaan karena meningkatnya tindak kriminalitas. Salah satu upaya unik dari masyarakat desa di Ciamis dalam meningkatkan kewaspadaan adalah dengan membunyikan Lartot.
Lartot sendiri merupakan kreasi unik dari warga Desa Bunter, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat untuk mencegah terjadinya tindak kriminalitas.
Berawal dari Rasa Saling Peduli Warga
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Mengapa Desa Bantarkuning viral? Pemandangan alam di sini sempat menjadi sorotan, karena memiliki keindahan pemandangan sawah dan deretan pegunungan yang menyejukkan mata.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Apa yang sedang tren di Indonesia? Hati ayam adalah sebuah bahan makanan yang cukup populer di Indonesia.
Ciamis.info ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari ciamis.info, ide dasar pembuatan lartot berawal dari rasa peduli antar sesama warga dalam meningkatkan kewaspadaan. Apalagi di masa sulit akibat terjadinya pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, tindakan pencurian di wilayah tersebut semakin meningkat.
Lartot sendiri dibunyikan pada malam hari agar warga yang beristirahat tetap bersikap waspada dan menjaga barang-barang berharga serta masing-masing keluarganya di rumah.
“Malam hari biasanya dibunyikan secara bersahutan,” kata Dewi Octaria yang merupakan warga setempat.
Dibunyikan dengan Cara di Tarik
Ciamis.info ©2020 Merdeka.com
Menurut Dewi, Lartot biasa dibunyikan setiap beberapa jam sekali oleh pemuda setempat. Dinamakan Lartot, karena cara membunyikannya dengan menarik tali panjang yang dikaitkan ke ember bekas cat, atau kaleng bekas dan menghasilkan suara yang unik.
Lartot sendiri berasal dari singkatan Bahasa sunda dari warga setempat yaitu Alarm Betot, (betot dalam Bahasa sunda artinya tarik).
Memanfaatkan Suara dari Getaran Tali
Salah satu yang unik dari Lartot ini adalah sumber bunyinya. Lartot akan mengeluarkan suara ketika tali yang terbuat dari kain ditarik dengan genggaman tangan yang telah dibasahi sebelumnya.
Ketika telapak tangan basah maka terdapat getaran yang merambat ke atas hingga menimbulkan bunyi-bunyian yang khas dari dalam ember plastik bekas cat.
Sebagai Alat Keamanan Desa
Dewi juga menambahkan, ketika warga setempat membunyikan Lartot secara bergantian, masyarakat setempat merasa lebih aman karena suasana di luar tak lagi sepi dan memicu tindak kejahatan.
Selain itu, di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini Lartot membuat warga sekitar menjadi lebih waspada dalam menjaga satu sama lain, sehingga meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
Cara Membuat Lartot
Youtube Ajroil Jaelani ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari chanel Youtube Ajroil Jaelani, cara membuat Lartot ternyata terbilang mudah. Mula-mula siapkan kaleng bekas, tali kain dan alat untuk melubangi kaleng atau ember yang digunakan.
Lubangi kaleng atau ember di bagian pinggir kanan dan kiri, fungsinya adalah untuk menggantung Lartot tadi di atas pohon atau tiang yang telah disiapkan. Selanjutnya lubangi juga bagian bawah sebagai jalur rambatan dari tali kain yang dibunyikan.
Setelah itu Lartot pun siap digunakan sebagai alat peningkat kewaspadaan di desa agar tetap aman dari gangguan kejahatan. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini juga bertujuan menjaga kekompakan para pemuda dari generasi ke generasi melalui media bermusik patrol.
Baca SelengkapnyaTradisi patroli Ramadan di Malang viral di media sosial. Rombongan warga bernyanyi bangunkan sahur.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawjaya menciptakan lampu pendeteksi dini gempa bumi. Lampu ini bisa meminimalkan jumlah korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPenanda waktu khas warga Baduy ini memiliki fungsi layaknya jam.
Baca SelengkapnyaSanksi ini diterapkan usai adanya pengaduan dari masyarakat kepada Pemkab Ciamis.
Baca SelengkapnyaAplikasi ini didukung dengan penggunaan sistem TOA, yang akan secara otomatis mengaktifkan alarm dan memberikan notifikasi kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat bus membunyikan "telolet", warga langsung berkerumun dan berjoget, sampai mengejar bus .
Baca SelengkapnyaMasyarakat akan dihibur dengan gending banyuwangen sebelum mendengar ajakan untuk bangun sahur
Baca SelengkapnyaWalau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Baca SelengkapnyaKembali merebaknya tren ini ternyata menyimpan bahaya tersendiri.
Baca SelengkapnyaSemaking bising suaranya, semakin senang warga mendengarnya.
Baca SelengkapnyaFenomena telolet kembali muncul setelah bocah lima tahun di Cilegon tewas terlindas bus akibat berburu klakson yang beberapa tahun lalu sempat dilarang.
Baca Selengkapnya