Mengenal Maremaan, Tradisi Jelang Lebaran yang Jadi Ancaman PSBB Tahap 2 Cirebon
Merdeka.com - Setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Kota Cirebon memiliki kebiasaan unik, yaitu memadati pasar-pasar tradisional atau pusat perbelanjaan untuk berbelanja berbagai kebutuhan di hari Lebaran. Kebiasaan ini disebut sebagai Maremaan.
Namun tradisi setahun sekali tersebut tentu akan jadi tantangan besar terhadap keberhasilan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap dua yang akan dimulai Rabu (20/5) besok. Terlebih pada PSBB tahap dua ini, Pemkot Cirebon telah menerapkan kebijakan pelonggaran di tempat keramaian.
Kasatpol PP Kota Cirebon, Andi Armawan menjelaskan jika pada PSBB tahap dua nantinya akan diberlakukan pelonggaran kepada pelaku usaha. Namun bukan berarti warga lengah, tetap harus ada kedisiplinan dari masyarakat untuk mendukung keberhasilan kebijakan ini dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah tradisi Maremaan.
-
Dimana pasar yang ramai saat Lebaran? Pasar Tanah Abang selalu ramai dan jadi primadona warga. Suasana pasar terbesar di Asia Tenggara itu tampak penuh sesak oleh pengunjung yang sibuk memburu baju Lebaran.
-
Kenapa orang berbelanja baju lebaran? Semarak perayaan Idul Fitri seringkali menjadi ajang tampil gaya dalam busana.
-
Mengapa orang berburu baju Lebaran? Membeli baju baru untuk Lebaran sudah menjadi tradisi setiap tahun masyarakat Indonesia. Warga berbondong-bondong menyerbu mal hingga pasar grosir pakaian untuk membeli baju baru sebagai persiapan Hari Raya.
-
Bagaimana pawai takbiran Cirebon dijalankan? Saat malam takbiran, karakter ini diarak keliling kecamatan, dengan iringan musik salawat dan tantunan takbir. Warga yang hadir juga akan mengikuti lantunan gema takbir dengan bahagia.
-
Apa yang dijual di Pasar Kebayoran Lama menjelang Ramadhan? Menjelang bulan Ramadan 2024, sejumlah suasana khas puasa sudah mulai terasa. Di Pasar Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan misalnya. Para pedagang sudah mulai menjajakan bahan-bahan untuk menu takjil.
-
Apa yang laris di Lebaran? Di Indonesia, momen lebaran identik dengan mudik, baju dan mukena baru, berkumpul makan bersama keluarga di kampung halaman. Oleh karena itu, bisnis seperti busana muslim, mukena, hingga makanan tentunya akan laris manis diserbu masyarakat.
Mewaspadai Pergerakan Masif Masyarakat di Pusat Perbelanjaan
Ilustrasi Keramaian di Pusat Perbelanjaan
©2020 Merdeka.com
Bagi masyarakat Cirebon, momen Maremaan sudah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan menjelang Lebaran seperti sekarang. Tradisi tersebut tentu akan berdampak pada membludaknya pusat perbelanjaan di tengah kebijakan PSBB tahap dua. Apalagi Maremaan merupakan tradisi belanja baju lebaran yang selalu dilakukan oleh masyarakat Cirebon.
"Kami perlu antisipasi mulai Kamis dan Jumat menjelang lebaran ini. Biasanya akan ramai Maremaan jelang lebaran," ungkap Kasatpol PP Kota Cirebon, Andi Armawan dilansir dari ayocirebon.
Tetap Patuhi Protokol Kesehatan hingga Penerapan Sanksi Tegas
Kewaspadaan tersebut muncul lantaran Pemerintah Kota Cirebon mulai melakukan pelonggaran di PSBB tahap dua ini. Masyarakat diprediksi akan memadati pusat perbelanjaan sehingga berpotensi kembali terjadi penularan Covid-19 yang sebelumnya sudah melandai.
Menurut Andi, yang terpenting saat ini adalah tetap menerapkan physical distancing di setiap pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional. Jika melanggar, pihaknya sudah menyiapkan sanksi tegas berupa penutupan toko secara paksa.
Biasanya Maremaan akan menjadi ajang pesta belanja yang membuat orang-orang berkerumun dan berdesakan sehingga para pengelola harus bisa mengendalikan pengunjung.
"Pengelola usaha tetap harus mengendalikan pengunjung. Kalau masih ditemukan pelanggaran, kami akan menutup usahanya," tegasnya.
Siap Membubarkan Maremaan Jika Tidak Mematuhi Aturan
Andi pun terus menekankan, salah satu kunci keberhasilan penerapan PSBB adalah kedisiplinan dan tanggung jawab baik dari pengunjung hingga pemilik usaha dengan tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan jaga kebersihan.
Menurutnya pihak keamanan siap membubarkan masyarakat yang tetap melaksanakan Maremaan tanpa dibekali protokol kesehatan sesuai standar.
"Masing-masing pengelola pusat belanja, baik pasar tradisional maupun modern, tetap harus bertanggungjawab melaksanakan protokol pencegahan Covid-19," katanya.
Imbauan dari Wali Kota
Nasrudin Aziz
Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Sebelumnya Wali Kota Cirebon, Nasrudin Aziz telah mengumumkan jika Pemkot akan memberikan kelonggaran kepada para pemilik usaha di PSBB tahap dua. Namun pihaknya juga menekankan agar masyarakat ikut serta membantu mencegah penularan Covid-19 di Kota Cirebon.
Bahkan pihaknya mengimbau bagi para pemilik usaha, baik pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan wajib menyediakan masker bagi pengunjung yang tidak membawa atau tidak memiliki masker sebagai upaya pendisiplinan di tengah pelonggaran PSBB. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menyerbu Pasar Tanah Abang untuk berbelanja kebutuhan lebaran. Di sana mereka bisa memilih dan mencari ragam busana lebaran.
Baca SelengkapnyaNuansa Imlek sudah terasa di area Pasar Lama Kota Tangerang. Pernak pernik sampai kuliner khas peranakan tersaji lengkap di sini.
Baca SelengkapnyaTradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaNyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah alasan orang-orang di Cirebon menantikan dan merasa bergembira di tanggal tersebut.
Baca SelengkapnyaMembeli baju baru untuk Lebaran sudah menjadi tradisi setiap tahun masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan adanya kirab tersebut para pedagang berharap pasar bakal semakin ramai pengunjung.
Baca SelengkapnyaTradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaRibuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.
Baca Selengkapnya