Mengenal Masjid Cut Meutia di Jakarta, Rumah Ibadah yang Dulunya Bekas Markas Belanda
Merdeka.com - Gaya Eropa klasik amat kental di bangunan masjid yang berlokasi di Jalan Taman Cut Meutia nomor 1 Kelurahan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat ini. Masjid bernama Cut Meutia ini memang kerap mencuri perhatian masyarakat karena desain arsitekturnya yang unik dan tidak memiliki kubah.
Dilansir dari Liputan6.com, Minggu (20/6), pada masa penjajahan Belanda, masjid tersebut ternyata begitu berpengaruh. Bukan sebagai tempat ibadah, awalnya bangunan ini digunakan sebagai bangunan pemerintahan.
Selain itu, keunikan lainnya adalah pola bangunan yang berbeda dari masjid lain. Seperti, bangunan utama masjid tidak simetris dengan arah kiblat (miring 15 derajat dari dinding bangunan). Berikut cerita unik di balik Masjid Cur Meutia ini:
-
Apa ciri khas arsitektur Masjid Kemayoran? Mengutip Liputan6.com, gaya arsitektur khas Tionghoa. Masjid Kemayoran mempunyai satu menara yang digunakan muazin untuk mengumandangkan azan.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Kenapa Masjid Kupiah Meukotop unik? Masjid ini terkenal karena keunikan arsitekturnya yang mencerminkan kekhasan budaya Aceh.
-
Apa keunikan Masjid Jami Al Makmur Cikini? Terlihat jika bangunan memiliki arsitektur kuno peninggalan kolonial Belanda. Masjid ini didapati sudah eksis sejak tahun 1890 dan menjadi salah satu pusat dakwah Islam di Batavia.
-
Masjid Sememen di Solo, apa keunikan arsitekturnya? Masjid Sememen memiliki arsitektur unik karena memadukan gaya Jawa-Eropa.
-
Apa keunikan dari Masjid Merah Kedung Menjangan? Masjid Kedung Menjangan juga dikenal sebagai masjid merah, selalui Masjid Sang Cipta Rasa yang sudah lebih dulu ada. Masjid Kedung Menjangan jadi salah satu destinasi religi yang menarik di Kota Cirebon. Rumah ibadah umat Islam ini memiliki tiga identitas budaya yang tampak yakni Cirebon, Tiongkok dan Kudus, Jawa Tengah.
Dari Kantor Arsitek sampai Kantor Pos Belanda
©2021 Liputan6/ Merdeka.com
Masjid Cut Meutia merupakan salah satu bangunan kuno yang masih lestari. Meski bangunan ini sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda, suasana nyaman masih diperoleh para pengunjung yang datang untuk beribadah.
Muhammad Hussein, Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia mengatakan, di masa lampau bangunan ini memiliki fungsi yang vital. Salah satunya sebagai kantor biro arsitek dan kantor pos.
"Masjid ini memang dahulu sempat mengalami beberapa kali pergantian gedung, dan awalnya merupakan kantor arsitektur Belanda bernama Naamloze Vennootschap Bouwploeg di tahun 1879," ucapnya, dilansir dari laman Historia.
Dari Markas Tentara Belanda hingga Jepang
Tak hanya itu, bangunan tersebut juga pernah didaulat menjadi markas tentara Belanda hingga Jepang selama masa penjajahan. Kemudian, Masjid Cut Meutia juga pernah digunakan sebagai kantor jawatan kereta api, hingga Kantor Sekretariat MPRS dan KUA di awal kemerdekaan.
"Di sini juga dulunya bekas kantor PT KAI, lalu sempat juga dijadikan sebagai kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara di mana saat itu masih dipimpin oleh Almarhum Jenderal A.H. Nasution,” imbuh Hussein.
Setelah proses pemindahan gedung MPRS selesai di Senayan, gedung tersebut lantas dijadikan cagar budaya oleh AH Nasution. Hingga di rentang waktu berikutnya diresmikan sebagai bangunan masjid oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Sempat Hendak Dirobohkan
Atas usulan Nasution, bangunan tersebut akhirnya diselamatkan setelah hampir dihancurkan. Masjid Cut Meutia, beralih fungsi dari cagar budaya menjadi sebuah masjid di tahun 70an saat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Pendirian masjid yang diinisiasikan oleh Gubernur Ali Sadikin itu diketahui telah disahkan, sesuai Surat bernomor SK 5184/1987 tertanggal 18 Agustus 1987.
Tak lama setelah berdiri, perkumpulan remaja masjid juga diresmikan dengan nama Remaja Islam Masjid Cut Meutia atau yang populer dengan sebutan Ricma.
Kotak Amal Isinya Uang Asing
Di sebelah barat masjid, terdapat Stasiun Gondangdia. Di sisi timur ada jalan protokol besar sebagai tempat lalu lalang. Tak heran jika masjid tersebut tetap ramai dikunjungi di masa pandemi Covid-19.
Sebagai bentuk antisipasi, Hussein bersama Ricma telah menerapkan serangkaian protokol kesehatan. Salah satunya, membatasi saf jemaah yang hendak melaksanakan salat. Kemudian juga meniadakan sejumlah kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
Lokasi yang dekat dengan perkantoran besar ibu kota, membuat masjid ini selalu ramai dikunjungi. Saat penghitungan kotak amal tak jarang juga ditemui uang sumbangan dari sejumlah negara seperti Won (Korea) dan Ringgit (Malaysia). (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid Jami Assuruur memiliki daya tampung yang besar. Saat penuh, 1.500 sampai 2.000 jemaah bisa melaksanakan salat di sini.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki arsitektur unik karena memadukan gaya Jawa-Eropa
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca SelengkapnyaNuansa kuno dari Masjid Al Hikmah di Kota Serang ini curi perhatian. Jemaah serasa diajak ke era 1900-an.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Baca SelengkapnyaKeberadaan masjid ini jarang diketahui karena tersembunyi di antara gedung pencakar langit.
Baca SelengkapnyaKeindahan arsitekturnya konon terinspirasi gaya klasik abad ke-18.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menjadi salah satu bangunan megah yang berada di Kabupaten Aceh Barat.
Baca SelengkapnyaKabarnya masjid ini dulu pernah digotong manual agar tidak digusur.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Baca Selengkapnya