Mengenal Si Perut Laper, Aplikasi Pemprov Jabar yang Membantu Para Petani
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19, hanya sedikit sektor yang mampu bertahan, di antaranya adalah sektor pangan dan pertanian. Hal tersebut terlihat dari persentase penurunan pertumbuhan ekonomi sektor ini yang hanya 0,9%.
Hal tersebut berbeda jauh dengan sektor jasa dan manufaktur yang mengalami persentase penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 7,2% menjadi 2,4%.
"Sektor pangan dan pertanian terkoreksinya tidak terlalu besar, hanya turun 0,9 persen," ujar Ridwan Kamil saat menjadi narasumber webinar bertema 'Sistem Pangan Berkelanjutan Jabar di Era Kebiasaan Baru' dari Gedung Pakuan, Kota Bandung Jumat (19/6) seperti dilansir dari Liputan6.com.
-
Mengapa teknologi pertanian penting? Perkembangan teknologi pertanian telah memungkinkan produksi makanan yang lebih besar dan efisien.Mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia, dan menghasilkan hasil pertanian yang lebih berkualitas.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
-
Kenapa Jawa Timur jadi andalan sektor pertanian? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung. Enam daerah ini menjadi andalan sektor pertanian Jawa Timur.
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan potensi pertanian? Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,' ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Hasil pertanian apa yang menjadikan Jatim sebagai produsen terbesar? Kerja keras petani mengantar Jatim menjadi produsen padi dan beras terbesar se-Indonesia selama tiga tahun berturut turut yakni tahun 2020, 2021 dan 2022.
Berkaca dari kuatnya komoditas pertanian dan pangan tersebut, Pemprov Jabar berupaya berinovasi dengan mengeluarkan teknologi pertanian berbasis sistem informasi peta bernama Si Perut Laper (Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan).
Menghindari Kesalahan Pemanfaatan Lahan
©2020 Merdeka.com
Dilansir dari menpan.go.id, sesuai dengan namanya, teknologi tersebut berupaya membantu para petani atau masyarakat yang memiliki minat bertani dalam membaca potensi lahan melalui pemetaan digital. Hal ini dapat mengurangi dampak ketidaksesuaian antara lahan dengan komoditas yang ditanam.
“Dengan sistem ini petani bisa memastikan kondisi lahan seperti cuaca, kemiringan, dan jenis komoditas yang pas untuk masyarakat. Tidak hanya membuat lahan bisa produktif dan menyelamatkan lingkungan, tapi juga warga desa tidak perlu lagi untuk hijrah ke kota,” ujar Ridwan Kamil.
Ikut Membantu Memperbaiki Lahan
Salah satu keunggulan dari Si Perut Laper adalah mampu membantu memperbaiki lahan yang rusak. Para petani bisa membuat lahan menjadi lebih produktif sehingga bisa menyelamatkan lingkungan dari ancaman bencana seperti longsor.
“SDGs-nya ada tiga: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sebelumnya tanah nganggur, sekarang bermanfaat. Dulu warganya tidak ada kerjaan, sekarang sibuk di kebun, dan lingkungan yang rusak, kini jadi lebih baik,” jelasnya.
Cara Kerja Si Perut Laper
©2020 Merdeka.com
Inovasi yang telah dikembangkan sejak pertengahan 2016 ini memberi rekomendasi budidaya komoditas perkebunan pada lokasi lahan tertentu melalui analisis tumpang tindih peta (overlapping maps) yang meliputi topografi, jenis tanah, geologi, dan klimatografi.
Tidak hanya itu, Si Perut Laper juga memberikan informasi tentang faktor-faktor pembatas yang dimiliki lahan, seperti kemiringan lereng, tekstur tanah, ketersediaan oksigen, retensi hara, temperatur udara, dan curah hujan. Hal ini diperlukan untuk mendorong perkebunan berkelanjutan melalui perlindungan lahan dan pelestarian lingkungan hidup.
Memaksimalkan Ketahanan Pangan Pasca Pandemi Covid-19
©2020 Merdeka.com
Menurut Emil, setelah berakhirnya masa pandemi Covid-19, pihaknya akan memanfaatkan Si Perut Laper dalam memaksimalkan sektor pertanian dan ketahanan pangan sebagai salah satu unggulan Jabar menuju provinsi swasembada di masa depan melalui teknologi digital.
Dari situ, Jabar bisa mengurangi impor pangan secara bertahap. Kemudian, perdagangan antar daerah juga bisa lebih dikendalikan dengan tidak bergantung pada mekanisme pasar.
"Ketahanan pangan ini juga berpengaruh terhadap inflasi yang kuncinya adalah jaminan pasokan dan mata rantai diperbaiki. Jangan sampai orang Bogor beli telur di Jakarta padahal telurnya berasal dari Sukabumi," kata Emil. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Krisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton.
Baca SelengkapnyaPenyempurnaan ini untuk meningkatkan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi.
Baca SelengkapnyaMewakili Pemkab Serang, Tatu menyampaikan ucapan terima kasih kepada merdeka.com atas penghargaan dan apresiasi yang diberikan
Baca SelengkapnyaTerutama, kata dia terkait produksi pangan nasional.
Baca SelengkapnyaPanen dan tanam padi secara serentak ini menjadi bukti nyata dari upaya berkelanjutan Kementan dalam memperkuat ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaDalam upaya mengoptimalkan distribusi pupuk subsidi, Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat program I-Pubers.
Baca SelengkapnyaWamentan Harvick Hasnul Qolbi meninjau program bantuan Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 3 kilometer di Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaYeka menambahkan pentingnya pembuatan irigasi sebagai akses utama bagi pemenuhan air untuk lahan pertanian.
Baca SelengkapnyaMentan SYL menegaskan, petani penerima pupuk bersubsidi harus terdaftar sebagai penerima subsidi
Baca SelengkapnyaBantuan pompa air dan irigasi perpompaan untuk Jateng mencapai 6.405 unit untuk 35 kabupaten/kota.
Baca SelengkapnyaLangka nyata ini untuk mendorong peningkatan produktivitas padi nasional.
Baca SelengkapnyaLangkah ini merupakan sinergitas Kementan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan.
Baca Selengkapnya