Merawat Tradisi Nyate Iduladha di Garut, Pakai Arang Kayu Petai yang Beraroma Khas
Merdeka.com - Tradisi membakar satai (nyate) daging hewan kurban selalu jadi momen istimewa, termasuk bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Bahkan warga Kota Dodol kerap menggunakan bahan unik untuk merawat tradisi lawas tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan arang dari kayu jenis petai.
"Kalau untuk memasak lebih memilih gas elpiji, kalau untuk nyate jelas masih pakai arang, (kayu petai)" ujar Nanang (25), salah seorang pedagang arang bakar di pasar Induk Ciawitali, Garut seperti dilansir dari Liputan6.
-
Bagaimana cara masyarakat Bangka Belitung menjaga lingkungan melalui Kelekak? Kelekak dilakukan dengan sengaja agar lahan yang sudah tidak ditanami oleh suatu tumbuhan akan digantikan dengan tanaman buah seperti durian, cempedak, duku, dan jenis tanaman lainnya. Seluruh tanaman tersebut ditinggal dan dibiarkan tumbuh hingga menjadi hutan tanaman buah di kemudian hari.
-
Apa yang unik dari tradisi Tabot di Bengkulu? Konon tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14 melalui proses akulturasi.
-
Apa yang unik dari tradisi Marosok? Keunikan lainnya dari tradisi Marosok adalah terjadinya tawar-menawar yang berlangsung tanpa suara dan hanya menggunakan bahasa isyarat dengan jari tangan.
-
Bagaimana cara melestarikan tradisi Momong Pedet? 'Saya harap para bapak ibu yang tergabung dalam kelompok ternak Andini Mulyo bisa setiap tahunnya melaksanakan tradisi.
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Bagaimana warga Serang mengolah limbah kayu? Kayu-kayu itu lantas disulap menjadi ikon-ikon lokal hingga mancanegara, sesuai pesanan dari para konsumen. Memiliki slogan 'Mengubah Limbah Menjadi Berkah' sekitar 15-an orang yang mengerjakan kerajinan tersebut kini kecipratan rezekinya.
Ia mengatakan, menjelang Hari Raya Iduladha kemarin penjualan arang petai miliknya mengalami peningkatan pesat dibanding hari-hari biasa.
Memiliki Aroma Khas
Nanang mengatakan, arang dari kayu petai atau selong memiliki beberapa keistimewaan, salah satunya meningkatkan aroma khas dari daging kambing maupun sapi yang tengah dibakar.
“Kalau pun ada (pemesanan) biasanya dipakai para penjual sate dan acara hajatan, selainnya untuk kebutuhan pesta tapi masih jarang. (arang petai) biasanya berpengaruh juga terhadap daging sate yang dihasilkan," kata dia.
Ia mengaku telah menjual sekitar 3.500 buah arang bakar dalam kemasan kecil siap pakai dalam menyambut hari raya Iduladha.
"Kenaikan bisa dua kali lipat, biasanya kami menjual dalam kemasan kecil seharga Rp1.000 rupiah per buah," kata dia.
Disukai Masyarakat Garut
Tingginya penjualan arang petai tersebut merupakan salah satu upaya merawat tradisi nyate oleh warga Garut, khususnya di momen Iduladha.
Para pembeli mengaku lebih menyukai arang petai untuk membakar daging karena membuat daging cepat matang.
"Jenis arang kayu memang banyak, tapi saya lebih cocok menggunakan jenis kayu petai ini," ujar Ahmad, salah seorang pembeli arang petai.
Merawat Tradisi Nyate Kurban di Kabupaten Garut
Tradisi nyate pakai arang petai di Garut
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Sementara soal sumber arang kayu yang biasa ia jual, Ahmad mengungkapkan mayoritas berasal dari wilayah perkebunan Margawati, Cilawu, di wilayah perbatasan Garut dengan Tasikmalaya.
Untuk partai besar, biasanya para penjual arang kayu petai bisa menjajakan dagangannya dengan cara ngecer (ritel) seharga Rp5 ribu berisi lima buah. Untuk borongan pembeli bisa mendapatkan arangnya dengan merogoh kocek sebesar Rp3 ribu per kilogram.
Ahmad mengatakan, tradisi nyate dengan menggunakan arang petai akan membuat rasa daging menjadi lebih gurih dan mampu mempererat tali persaudaraan.
"Selain menghasilkan satai yang gurih, tradisi nyate juga bisa saling merekatkan silaturahmi antar keluarga dan warga," pungkasnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi masyarakat Betawi, lebaran haji atau hari raya Iduladha sama sakralnya dengan Idulfitri sehingga tak ingin dilewatkan begitu saja.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaSepak bola api merupakan tradisi di kala Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaTerdapat 25 makanan khas Dayak yang unik dan kaya akan rempah, mulai dari kue kelapa hingga sayur rotan yang memiliki cita rasa yang lezat.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Batukarut dan Lebakwangi yang berada di luar kota.
Baca SelengkapnyaPermainan alat musik tradisional itu dilakukan untuk mengisi waktu kebersamaan mereka di rumah panjang.
Baca SelengkapnyaSabun khas warga Baduy diketahui berasal dari tumbuhan alami, dan berfungsi untuk membersihkan muka.
Baca SelengkapnyaTradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug benar-benar unik
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaYuk kenalan dengan salah satu suvenir khas adat Baduy ini.
Baca Selengkapnya