Nasib Penjual Seragam di Tengah Rencana Pembelajaran Tatap Muka, Masih Sepi Pembeli
Merdeka.com - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bandung rencananya akan mulai digelar pada 8 September mendatang. Setelah lebih dari satu tahun belajar dari rumah, pelajar di Kota Kembang bersiap untuk kembali ke sekolah.
Namun keputusan untuk menerapkan PTM ini belum memberikan dampak signifikan bagi para penjual seragam sekolah di Kota Bandung. Salah seorang pedagang di kawasan Kosambi, Kota Bandung, Siti Aisyah mengatakan jika penjualan seragam sekolah masih sepi dari pembeli.
"Ada peningkatan tapi enggak terlalu banyak karena mungkin masih wacana. Soalnya dulu kan juga sudah ada wacana mau masuk tapi enggak jadi," jelasnya seperti dilansir dari Liputan6.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
-
Mengapa Pasar Pakelan sepi? 'Sudah bubar pasarnya. Tadi pagi ramai. Jam setengah 6 pagi sudah ramai di sini,' kata salah seorang pedagang di Pasar Pakelan.
-
Kenapa Pasar Dondong sepi pengunjung? Warga sekitar mengatakan, dahulu Pasar Dondong sempat ramai pengunjung. Bahkan baik penjual maupun pembeli selalu memadati jalanan untuk melakukan transaksi jual beli. Namun kondisi sekarang justru jadi sangat sepi. Tak ada yang tahu kenapa kondisi ini bisa terjadi.
-
Siapa yang jualan di sekolah? Aqila tampaknya mengikuti kegiatan di sekolahnya yang mengajarkan siswa menjadi wirausahawan sejak dini.
-
Kenapa pedagang enggan kembali ke Pasar Kanjengan? Penyebabnya pedagang yang biasanya berjualan di samping Masjid Agung Jawa Tengah enggan menempati kembali Pasar Kanjengan selesai direnovasi. Padahal bangunan pasar itu tergolong baik dengan fasilitas yang memadai.
-
Bagaimana kondisi Pasar Seketeng? “Pasarnya bagus, keren,“ kata Mendag yang juga Ketua Umum PAN itu.
Kenaikan Justru Terjadi di Bulan Juli
Penjualan seragam sekolah di Kota Bandung masih sepi jelang pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Menurut Siti, peningkatan pembelian seragam sekolah sebelumnya sempat terjadi pada Juli lalu saat tahun ajaran baru. Padahal saat itu masih dalam suasana sekolah daring.
Kondisi berbeda justru terjadi saat ini, di mana satu pekan menjelang pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah para orang tua belum menyerbu kios pakaiannya.
"Peningkatannya saat Juli kemarin. Sampai 50 persen memang belum, tapi sudah ada kenaikan," ucapnya.
Orang Tua Ragu Soal Sekolah PTM
Menurut Siti, ada kemungkinan para orang tua masih ragu terkait pelaksanaan sekolah tatap muka, sehingga penjualan atau pemesanan seragam menurun di masa pandemi Covid-19. Menurut dia, kalaupun ada hanya satu atau dua pembeli saja.
"Mungkin karena belum jelas apakah PTM jadi atau tidak. Atau mungkin perekonomian orang tuanya belum naik," ujarnya.
Senada dengan Siti, seorang penjahit seragam sekolah di kawasan Kosambi, Aep (41), turut merasakan hal yang sama.
"Belum terlalu banyak kalau dibandingkan sebelum pandemi. Masih sekitar 25 persen," kata dia.
Orang Tua Antusias Sambut PTM
Sementara itu beberapa orang tua mengaku antusias dengan akan diterapkannya pembelajaran tatap muka di Kota Bandung. Salah satu orang tua siswa bernama Ade Nurhayati (45) berharap protokol kesehatan di sekolah diterapkan dengan ketat sesuai dengan SKB Empat Menteri yang mengatur PTM.
"Bagi saya enak belajar tatap muka. Kalau di rumah, pusing setiap pagi harus bangunin anak. Kalau di sekolah biar guru yang membimbing," katanya.
Dilaksanan 8 September Mendatang
Sebelumnya Pemkot Bandung rencananya akan mulai menggelar PTM secara terbatas pada pekan kedua September 2021.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, dari 2.000 sekolah yang ada di Kota Bandung, 1.692 di antaranya telah menyatakan kesiapannya untuk menggelar PTM.
Meski begitu, pihak Pemkot Bandung masih akan melakukan verifikasi kesiapan sarana dan prasarana sekolah agar pelaksanaan PTM dapat berjalan sesuai rencana.
"Dalam pelaksanaannya maksimal 50 persen siswa di setiap ruang kelas, dengan pola waktu yang dibatasi sesuai dengan pedoman yang telah dikeluarkan, Batasnya hanya dua jam pelajaran, maksimal satu pelajaran itu satu jam, dan tidak ada kantin, PKL, para siswa diwajibkan bawa makanan sendiri" kata Ema di Bandung, Senin (30/8) lalu. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaUsai menerbitkan larangan TikTok Shop untuk berjualan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau situasi terbaru Pasar Tanah Abang.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaGunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang mengaku masih diminta untuk membayar retribusi pasar kepada pengelola, yaitu Pasar Jaya.
Baca SelengkapnyaIndikasi sekolah negeri sepi peminat sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. SD Negeri di Ponorogo tak dapat satu pun murid pada tahun baru.
Baca SelengkapnyaDugaan jual beli buku dan seragam di sekolah Situbondo menggegerkan masyarakat. Begini faktanya.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca Selengkapnya