Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Padukan Gaya China dan Arab, Intip Keunikan Masjid Panjunan Cirebon yang Syarat Makna

Padukan Gaya China dan Arab, Intip Keunikan Masjid Panjunan Cirebon yang Syarat Makna Masjid Merah Cirebon. ©2021 kebudayaan.kemdikbud.go.id/Merdeka.com

Merdeka.com - Sebagai salah satu kawasan wisata religi, Kota Cirebon memiliki beragam destinasi unik yang eksotis. Salah satunya dengan kisah Islam di masa lalu yang kuat seperti Masjid Merah Panjunan.

Sebagai tempat beribadah, masjid merah ini memiliki segudang artefak yang tak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan Islam di Cirebon.

Bahkan sejak zaman dulu, lokasi tersebut kerap dijadikan sebagai tempat musyawarah hingga menjadi simbol perpaduan dua budaya yakni Timur Tengah dan Tionghoa. Terlihat dari artefak yang ada di setiap titik bangunan utamanya.

Seperti apa kisah unik dari tempat ibadah yang dikenal sebagai Masjid Merah Cirebon itu?

Menyimbolkan Dua Bangsa yang Berpengaruh di Cirebon

Jika dilihat dari bentuk bangunannya, desain masjid tersebut konon terdapat pengaruh dari dua bangsa yakni Arab dan Tionghoa. Hal tersebut turut dibenarkan Edi, salah seorang pemandu di wisata religi Masjid Panjunan.

Menurut Edi, bangunan masjid ini dibangun pada abad ke 15 oleh etnis Arab. Hal tersebut ditandai dengan dua bentuk bangunan yang berbeda dan terlihat mencolok. Di bagian depan menyerupai klenteng, sedangkan di dalamnya bergaya khas Timur Tengah. Desain ini dimaksudkan sebagai simbol dari Putri Ong Tin yang merupakan istri Sunan Gunung Jati dan berasal dari Tionghoa.

"Filosofinya antara kedua bangsa yang membangun Cirebon berjalan beriringan ditandai juga dengan bangunan tembok masjid yang terdapat piring-piring dari China usianya sudah mesjid sampai 700 tahun," paparnya.

Simbol Kerendahan Hati

Selain dilihat dari bentuk bangunannya, penggambaran dua tradisi ini juga terlihat dari ukuran pintu yang mengarah masuk ke dalam ruangan.

Di Masjid Panjunan, pintu masuknya dibuat dengan ukuran kecil. Kata Edi, itu dimaksudkan sebagai bentuk kerendahan hati dari para jemaah yang hendak beribadah agar menunduk. Sifat menunduk merupakan lambang kerendahan hati umat manusia saat akan menghadap Allah.

Kemudian, jumlah tiang penyangga juga diketahui berjumlah 17 buah, sebagai upaya memaknai jumlah rakaat salat lima waktu dalam satu hari.

Asal Usul Masjid Merah Panjunan

Mengacu pada perkataan almarhum Nurdin M Noor, selaku budayawan Cirebon, pembangunan masjid ada pengaruhnya dengan kedatangan etnis Arab ke dataran bernama Yawa Dwipa atau Jawa Dwipa yang disebut sebagai Pulau Jawa.

Saat itu, bangsa Timur Tengah yang datang adalah Syarif Abdurakhim, Syarif Kahfi, dan Syarifah Bagdad. Mereka  sampai ke Cirebon dan belajar Agama dengan Syekh Nurjati di Pesambangan Gunung Jati.

Kemudian, mereka diperkenalkan kepada Pangeran Cakrabuwana (Walasungsang) yang merupakan pemimpin wilayah Cirebon pada saat itu. Cakrabuwana memerintahkan ketiganya membangun pemukiman di wilayah Panjunan yang saat ini masih dikenal sebagai Kampung Arab.

"Kalau Syarif Abdurakhman dikenal dengan nama Pangeran Panjunan yang membangun Masjid Merah, sementara Syarif Abdurakhmin dikenal dengan nama Pangeran Kejaksan," ujarnya.

Setelah ketiganya diterima dengan baik dan diberi wewenang untuk memimpin wilayah tersebut, mereka berinisiatif bertemu Pangeran Cakrabuwana. Tak sendiri, mereka bersama sejumlah tokoh setempat yakni Syekh Datuk Kahfi, Syekh Majagung, Syekh Maghridbi dan para gegedeng, datang untuk meminta izin pembangunan surau.

Dengan mengemban amanah sebagai Nata Cirebon yang memangku Keraton Pakungwati, mereka berhasil membangun rumah ibadah kedua di kawasan Panjunan. Sebelumnya, sebuah masjid telah berdiri dengan nama Masjid Pejlagrahan, di Kampung Siti Mulya (sebelah timur Keraton Kasepuhan).

"Disebut Masjid Merah atau Abang dalam bahasa Jawa Cirebon, karena seluruh bangunannya terbuat dari bata merah," ujar Nurdin dalam catatannya.

Tempat Bermusyawarah Para Pendahulu

masjid merah cirebon

©2021 kebudayaan.kemdikbud.go.id/Merdeka.com

Sementara itu, di masa lalu Masjid Merah Panjunan juga kerap digunakan untuk merumuskan suatu gagasan yang dilakukan oleh para tokoh pendahulu di wilayah Cirebon.

Nurdin menambahkan, di waktu salat masyarakat Kota Cirebon telah memeluk Islam melaksanakan ibadah di sana. Selain itu, Masjid Merah Panjunan juga kerap digunakan untuk keperluan pengajian hingga perumusan sebuah musyawarah di masa Sunan Gunung Jati.

"Pada pintu masuk dibangun sepasang candi bentar dan pintu panel jati berukir," ucap Nurdin. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus

Masjid Kedung Menjangan juga dikenal sebagai masjid merah, selalui Masjid Sang Cipta Rasa yang sudah lebih dulu ada.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Masjid Cheng Ho, Jejak Peninggalan Muslim Tionghoa di Tanah Palembang
Menyusuri Masjid Cheng Ho, Jejak Peninggalan Muslim Tionghoa di Tanah Palembang

Salah satu peninggalan Islam yang bercorak Tionghoa di Palembang ini tidak lepas dari keberadaan Laksamana Cheng Ho di masa lampau.

Baca Selengkapnya
Bawa Pesan Toleransi, Klenteng di Cirebon Ini Dulunya Sebuah Masjid
Bawa Pesan Toleransi, Klenteng di Cirebon Ini Dulunya Sebuah Masjid

Pembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Masjid Raya Ganting, Dari Arena Perdebatan Ulama Minangkabau Hingga Markas Besar Hizbul Wathan
Mengunjungi Masjid Raya Ganting, Dari Arena Perdebatan Ulama Minangkabau Hingga Markas Besar Hizbul Wathan

Dulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.

Baca Selengkapnya
Jadi Masjid Tertua di Padang Sidempuan, Ini Keunikan Masjid Syekh Zainal Abidin
Jadi Masjid Tertua di Padang Sidempuan, Ini Keunikan Masjid Syekh Zainal Abidin

Masjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Masjid Unik Dog Jumeneng Cirebon yang Berusia 500 Tahun, Muazinnya Ada 4
Mengunjungi Masjid Unik Dog Jumeneng Cirebon yang Berusia 500 Tahun, Muazinnya Ada 4

Masjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon

Baca Selengkapnya
Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial
Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial

Masjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.

Baca Selengkapnya
Kisah Masjid At Taqwa Cirebon, Dulu Berganti Nama karena Dianggap Tak Wajar
Kisah Masjid At Taqwa Cirebon, Dulu Berganti Nama karena Dianggap Tak Wajar

Saat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mengunjungi Masjid Cheng Ho Unik Bernuansa Tionghoa di Tengah Perhelatan Piala Dunia U-17 di Surabaya
FOTO: Mengunjungi Masjid Cheng Ho Unik Bernuansa Tionghoa di Tengah Perhelatan Piala Dunia U-17 di Surabaya

Di sela perhelatan Piala Dunia U-17 di Surabaya, ada baiknya pengunjung mendatangi Masjid Cheng Ho yang unik bernuasa Tionghoa.

Baca Selengkapnya
Melihat Keindahan Masjid Jamik Taluak Bukittinggi, Perpaduan Corak Budaya Islam dan Minangkabau
Melihat Keindahan Masjid Jamik Taluak Bukittinggi, Perpaduan Corak Budaya Islam dan Minangkabau

Bangunan masjid yang berada di perbatasan kota Bukittinggi ini dibangun pada abad ke-19 oleh seorang ulama bernama H. Abdul Majid.

Baca Selengkapnya
Disebut Jadi Masjid Pertama yang Didirikan di Cirebon, Ini Kisah dan Potret Masjid Pejlagrahan
Disebut Jadi Masjid Pertama yang Didirikan di Cirebon, Ini Kisah dan Potret Masjid Pejlagrahan

Masjid ini menjadi tempat beribadah umat muslim pertama di Cirebon. Inisiator pembangunan adalah Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran.

Baca Selengkapnya
Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian
Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian

Masjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda

Baca Selengkapnya