Petani di Sukaresmi Rugi Ratusan Juta Akibat Pergerakan Tanah, Begini Kata Kades
Merdeka.com - Puluhan petani di Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat alami kerugian hingga ratusan juta, akibat fenomena pergeseran tanah di lahan persawahan mereka.
Kepala Desa Rawabelut, Sarip Hidayat menyebut pergerakan tahan yang terjadi di area tersebut membuat 13 hektar lahan sawah siap panen alami kerusakan dan gagal untuk diselamatkan.
Sampai saat ini kedalaman tanah yang amblas mencapai tiga meter dan meluas hingga ke area perkampungan.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Di mana tanaman padi di Banyumas yang terancam kekeringan? “Kami optimistis sebagian besar tanaman padi di Banyumas dapat diselamatkan. Meskipun saat ini msih ada yang panen, bahkan ada pula yang baru tanam khususnya di sekitar kaki Gunung Slamet karena memang di sana air selalu tersedia,“ ujar Jaka dikutip dari ANTARA pada Minggu (13/8).
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Di mana tanaman padi terdampak kekeringan? Kepala Bidang Tanaman Dinpertan Kabupaten Cilacap, Mlati Asih Budiarti, mengatakan bahwa luas tanaman padi yang terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap bertambah menjadi 1.010 hektare.
-
Kapan petani Sukabumi bisa tanam dua kali? Sebelumnya para petani hanya bisa satu kali tanam dalam satu tahun dengan adanya irigasi perpompaan menjadi dua kali tanam.
"Kurang lebih 13 hektar, sebagian besar sudah ditanami sejak dua bulan yang lalu, sehingga dapat dipastikan seluruh lahan pertanian mengalami gagal panen karena pergerakan tanah. Setiap panen, lahan seluas itu, dapat menghasilkan belasan ton padi, sehingga kerugian petani mencapai ratusan juta," jelasnya seperti yang Merdeka lansir dari Antara Rabu (10/02).
Lahan Sawah Terus Berkurang Setiap Tahun
Sarip mengungkapkan, akibat pergeseran tanah, lahan pertanian di Sukaresmi terus berkurang setiap tahunnya. Bahkan fenomena serupa yang terjadi di tahun 2017 lalu memuat 8 hektar lahan di Cipari amblas, sehingga tak bisa digunakan untuk menanam padi.
“Lahan pertanian di sini terus berkurang karena tahun 2017, saat itu pergerakan tanah yang terjadi menyebabkan 8 hektar sawah milik petani di Kampung Cipari, amblas dengan kedalaman beragam, sehingga tidak dapat lagi digarap dan tahun ini 13 hektar area persawahan juga amblas dan terancam tidak dapat lagi digarap.” papar Sarip.
Kesulitan Beralih Ke Komoditas Lain
Ia menambahkan bahwa petani di Sukaresmi mengalami keresahan karena mereka tidak bisa beralih ke komoditas lain di luar pertanian. Tahun sebelumnya ia menyebut bahwa sudah belasan hektar area pesawahan yang beralih fungsi menjadi kebun karena retakan yang terjadi cukup dalam namun tak maksimal.
“Sebagian besar lahan pertanian di kampung kami, mengandalkan air tadah hujan, sehingga sulit untuk beralih dari menanam padi ke palawija," katanya.
Perlu diketahui, area pesawahan milik petani di Sukaresmi terletak di kawasan lereng bukit yang berselahan dengan perkampungan. Hal tersebut membuat lahan pertanian menjadi rawan akan pergerakan tanah.
Bahkan masing-masing bidang sawah mengalami pergeseran hingga 3 meter, dan diperkirakan tidak bisa digarap kembali.
Upaya Pemerintah
©2016 Merdeka.com
Terkait hal itu, Bupati Cianjur, Herman Suherman, menjelaskan bahwa pihaknya telah menugaskan kepala dinas pertanian, untuk meninjau langsung ke lokasi guna mengakomodir bantuan.
Berbagai upaya akan terus dilakukan bersama dinas terkait untuk meminimalisir pergerakan tanah agar tidak meluas. "Kami akan meninjau langsung, apa saja yang dibutuhkan petani agar tetap dapat menggarap lahan pertanian. Namun saat ini tim dari dinas pertanian dan dinas terkait lainnya, tengah mendata apa saja yang dibutuhkan saat ini, termasuk mencari solusi agar pergerakan tanah tidak meluas," katanya (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaRetakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaSembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaMengeringnya areal persawahan ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang memicu musim kemarau panjang dan terlambatnya awal musim hujan.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaAnggaran Kementan untuk tahun 2025 mengalami pengurangan dibandingkan tahun 2024, meskipun peran Kementan sangat vital.
Baca SelengkapnyaPresiden mengatakan, Kabupaten Maros adalah wilayah subur yang selama ini mampu menjadi lumbung pangan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaRealisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) pada triwulan III sudah mencapai 143,4 ribu hektare (ha) atau Rp 20,6 miliar.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca Selengkapnya