Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Fakta Tes Massal Virus Covid-19 yang Diperintahkan Presiden Jokowi

3 Fakta Tes Massal Virus Covid-19 yang Diperintahkan Presiden Jokowi Pembersihan gorong-gorong di Pasar Rebo. ©Liputan6.com/Immanuel Antonius

Merdeka.com - Virus Covid-19 hingga kini sudah menyebar ke beberapa negara di Eropa, Amerika, sebagian Afrika dan Asia. Tak terkecuali di Indonesia, pemerintah mengumumkan hingga saat ini Kamis (19/03) sudah ada 227 kasus, 19 orang dinyatakan meninggal dan 11 orang sembuh.

Merebaknya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia, membuat pemerintah terus melakukan pencegahan persebarannya. Pemerintah juga mengambil sejumlah kebijakan untuk melindungi masyarakat luas.

Di antaranya pemerintah meminta berbagai pihak untuk meliburkan sekolah, kampus dan menutup kantor dengan meminta karyawan bekerja dari rumah. Selain itu kebijakan social distancing pun sudah mulai diterapkan di ruang publik.

Untuk menekan lonjakan pasien terinfeksi Corona di Indonesia, Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan perintahnya. Presiden meminta untuk segera dilakukannya tes Covid-19 secara massal dan meluas.

Berikut ini 3 fakta kebijakan Presiden Joko Widodo meminta tes Covid-19 secara massal dirangkum dari berbagai sumber:

Tes Massal Covid-19 Cakupan Luas

Pada hari ini Kamis (19/3/2020) Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas terkait 'Laporan Tim Gugus Tugas Covid-19' lewat teleconference, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Presiden Joko Widodo meminta kepada para tim satuan gugus tugas COVID-19 agar segera lakukan tes masal atau rapid tes dengan cakupan yang cukup luas. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi awal seseorang terpapar virus corona.

"Segera lakukan rapid test (tes masal) dengan cakupan lebih besar agar deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar Covid-19 bisa dilakukan," kata Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas Kamis (19/03/2020) melansir dari liputan6.com

Presiden Jokowi juga meminta agar alat tes diperbanyak. Tidak hanya itu, Presiden juga meminta agar melibatkan rumah sakit pemerintah seperti BUMN, Pemda serta RS TNI/Polri.

"Saya minta alat diperbanyak dan diperbanyak tempat-tempat untuk melakukan tes dan melibatkan RS baik pemerintah, BUMN, Pemda, RS TNI Polri, dan swasta, dan lembaga riset yang dapatkan rekomendasi Kemenkes," ungkap Jokowi dilansir dari liputan6.com

Pemerintah Kaji Metode Rapid Test

Sebelum menggelar rapat terbatas tersebut, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menjelaskan pemerintah saat ini sedang melakukan kajian terhadap pelaksanaan rapid test untuk memastikan status positif Covid-19 pada pasien.

Lebih lanjut, Achmad Yurianto menjelaskan bahwa metode rapid test memiliki cara yang berbeda dalam mendeteksi virus corona. Selama ini, Balitbang Kemenkes memeriksa specimen corona dengan metode genome sequencing dan Polymerase Chain Reaction (PCR).

"Rapid test akan menggunakan spesimen darah tidak menggunakan lapisan tenggorokan atau kerongkongan. Tetapi menggunakan sampel darah," jelasnya di Kantor BNPB Jakarta, Rabu (18/03/2020).

Menurutnya, metode rapid test memiliki sejumlah keuntungan. Selain cepat, rapid test juga bisa dilaksanakan di hampir semua laboratorium kesehatan di rumah sakit yang ada di Indonesia.

Indonesia Pesan 500 Ribu Alat Deteksi Super Cepat

Kajian untuk melakukan tes virus corona (COVID-19) dengan metode rapid test (tes cepat) merupakan salah satu cara yang ditiru Indonesia dari Korea Selatan. Seperti diketahui, Korea Selatan menggunakan metode rapid test dalam mendeteksi virus Corona.

Tes ini dinilai sangat efektif menekan penyebaran virus Corona. Hal itu terbukti membuat angka kematian di Korea Selatan akibat virus Corona turun 0,1 persen atau 84 orang.

Melansir dari liputan6.com. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi dan agroindustri, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) tengah melakukan kerjasama dengan China untuk mendatangkan alat pendeteksi Virus Corona tersebut.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan, rapid test tersebut sudah dipesan sebanyak 500 Ribu dan akan segera diproduksi. Nantinya, deteksi gejala awal infeksi Corona bisa muncul hanya dalam beberapa belas menit hingga 3 jam saja.

"Nanti tes Corona ini bisa keluar dari rapid test hanya beberapa belas menit hingga 3 jam maksimal. Kita sudah pesan 500 ribu," kata Arya dalam teleconferens di Jakarta, Rabu (18/3/2020). (mdk/anf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Jelang Masa Jabatan Berakhir, Jokowi Minta Transformasi Kesehatan Dipercepat
Jelang Masa Jabatan Berakhir, Jokowi Minta Transformasi Kesehatan Dipercepat

Jokowi meminta program kesehatan yang bermanfaat untuk masyarakat cepat dilakukan.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Kasus Polio dan TBC Naik, Jokowi Minta Kemenkes Gencarkan Vaksin
Kasus Polio dan TBC Naik, Jokowi Minta Kemenkes Gencarkan Vaksin

Jokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.

Baca Selengkapnya
Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat
Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat

Presiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih

Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya