Borong Mobil hingga Lahan, Ini Sederet Desa di Indonesia yang Jadi Miliarder Dadakan
Merdeka.com - Di awal tahun 2021 ini, masyarakat dihebohkan dengan munculnya fenomena desa ‘miliarder’. Para warga di desa itu 'mendadak' kaya raya, memborong mobil, hingga ada yang membeli lahan. Ternyata, kekayaan mereka berasal dari uang ganti rugi pembebasan lahan untuk proyek pemerintah.
Di salah satu desa bernama Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, ada warga yang mendapatkan ganti rugi hingga Rp8 miliar. Dengan uang itu, ia membeli hingga tiga unit mobil baru.
Fenomena desa miliarder ini tak hanya terjadi di Tuban, di beberapa daerah seperti Kuningan dan Boyolali juga ada. Masih dengan persoalan yang sama, yakni uang ganti rugi pembebasan lahan.
-
Kenapa warga Bantargebang dapat uang kompensasi? Uang Kompensasi Bau TPST tak bebas dari permukiman warga. Bahkan, mereka yang tinggal di tiga kelurahan. Yakni Cikiwul, Sumur Batu, Ciketing Udik) dapat uang kompensasi bau senilai Rp400 ribu per bulan.
-
Apa yang diraih Desa Sukojati? Desa Sukojati, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, meraih penghargaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI sebagai Pengelola Keuangan Terbaik.
-
Mobil apa yang dibeli? Kejadian itu berawal ketika Ahmad Paisal melihat iklan penjualan mobil Toyota Rush 2018 di lokapasar Facebook.
-
Apa hasil dari 8 persen dari 3 juta? Sementara, jika menggunakan contoh 8 persen dari 3 juta, maka hitungannya adalah; Pertama, ubah bentuk persen menjadi desimal, yaitu 8/100 = 0,08. Kemudian, kalikan jumlah desimal dengan 3.000.000, berarti 0,08 x 3.000.000 = 240.000. Maka, 8 persen dari 3 juta adalah 240.000.
-
Kenapa Desa Sukojati dapat tambahan dana? Selain pengelolaannya baik, Desa Sukojati juga telah ditetapkan sebagai Desa Antikorupsi dari KPK. Ini yang menjadi poin plus sehingga mendapatkan tambahan DD lebih besar dari lainnya,' urai Faishol.
-
Dimana mendapatkan mobil Rp70 jutaan? Di pasar mobil bekas, Toyota Vios G tahun 2004 ini bisa Anda dapatkan dengan harga sekitar Rp 68 juta.
Desa Sumurgeneng di Tuban, Jawa Timur
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Salah satu desa ‘Miliarder’ yang masih mendapat sorotan hingga saat ini adalah Desa Sumurgeneng, di Kecamatan Jenu, Tuban Jawa Timur. Desa tersebut sempat viral awal Februari lalu, karena sebagian besar warganya memborong mobil. Mereka mendapatkan uang ganti rugi pembebasan lahan dari PT Pertamina, paling banyak Rp8 miliar.
Desa tersebut merupakan kawasan yang akan dijadikan proyek pembangun kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) oleh PT Pertamina yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft.
Gihanto Kepala Desa Sumurgeneng mengungkapkan bahwa di desa ini tercatat ada penambahan 176 mobil baru, begitu uang ganti rugi pembebasan lahan cair.
“Ada sekitar 176 mobil baru yang dibeli warga, itu belum yang mobil bekas. Warga membeli dengan menggunakan uang dari pembebasan lahan proyek kilang. Satu orang ada yang beli dua sampai tiga mobil,” terang Kades Sumurgeneng dilansir dari Liputan6.com.
Desa Kawungsari, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
©2021 Kanal youtube Fokus Indosiar/editorial Merdeka.com
Berbeda dengan warga di Desa Sumurgeneng, Tuban yang memborong mobil. Warga di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum Kabupaten Kuningan, Jawa Barat justru ramai-ramai memborong sepeda motor.
Kepala Desa Kawungsari, Kusto menjelaskan para warga di desanya mendapatkan ganti rugi dari pemerintah sebesar Rp300 juta sampai Rp1,3 miliar. Kusto menyebut ada penambahan kurang lebih 30 unit motor baru. Hampir di setiap rumah di desanya memiliki lebih dari satu motor, begitu uang ganti rugi pembangunan Waduk Kuningan cair.
"Iya benar, sejak mendapat ganti rugi dari pemerintah banyak yang membeli kendaraan. Sekitar 30 unit sepeda motor datang setiap harinya. Kami juga mencatat, ada penambahan sekitar 30 persen warga yang memiliki kendaraan seperti motor maupun mobil," terang Kepala Desa Kawungsari, Kusto (Senin 22/02), dilansir dari dream.co.id
Mega proyek tersebut diketahui sudah berjalan sejak 2013 lalu, saat ini proses bangunan fisik sudah diselesaikan. Dari ganti rugi 179 bidang tanah yang dibebaskan dengan nilai mencapai Rp134 miliar.
Desa Kapungan dan Karangduren Klaten
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Tak jauh berbeda dengan yang dialami beberapa warga di Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Sejumlah warga di desa tersebut diketahui juga mendapat bantuan dari pemerintah terkait pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo. Warga yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani ini diketahui menerima ganti rugi hingga Rp1,5 miliar, dengan rincian Rp671 ribu per meter.
Salah satu warga yang menerima bantuan tersebut adalah Purnomo. Ia menerima bantuan dengan nominal lebih dari Rp1 miliar. Dan uang itu akan ia gunakan untuk usaha kos-kosan di luar kota.
Selain di Polanharjo, warga di Dusun Karangdureng, Kecamatan Kebonarum, Klaten juga ketiban rezeki nomplok. Pasalnya, beberapa warga di sana juga mendapat uang ganti rugi pembangunan jalan tol.
Kelurahan Purwomartani Sleman
Berdekatan dengan Klaten, sebanyak 25 warga di Kelurahan Purwomartani, Kapanewon, Kalasan, Sleman, juga dikabarkan mendapatkan ganti rugi dari proyek Jalan Tol Jogja-Solo untuk seksi pertama.
Warga terdampak paling sedikit menerima pembayaran tahap pertama senilai Rp73,9 juta. Sementara untuk ganti rugi paling besar mencapai angka Rp2,7 miliar dengan luas tanah 500 meter persegi.
Menurut data yang dilansir dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) lman.kemenkeu.go.id, pembayaran dana ganti rugi lahan sebesar Rp26,2 miliar telah dibayarkan Senin (8/1) lalu. Nilai tersebut diberikan untuk 25 bidang tanah seluas 9.147 meter persegi yang terletak di Desa Purwomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Desa Sekapuk Gresik Jawa Timur
YouTube Indosiar ©2020 Merdeka.com
Terakhir desa yang sempat viral karena mendapat julukan desa miliarder dadakan adalah Desa Sekapuk di Gresik, Jawa Timur.
Berbeda dengan desa miliarder lainnya, Desa Sekapuk bisa menjadi miliarder dadakan karena hasil kerjasama dengan perangkat desa setempat. Desa Sekapuk meraih predikat tersebut dengan mengembangkan potensi wisata bekas tambang karst Setigi.
Dari aset wisata tersebut, Desa Sekapuk kini diketahui telah memiliki aset yang ditaksir mencapai miliaran rupiah. Berkat kelihaian Pemerintah Desa (Pemdes) yang didukung dengan semangat wirausaha dari masyarakat, Desa Sekapuk telah memiliki aset bernilai fantastis. Pemerintah Desa berhasil membeli 3 minibus, 1 mobil double cabin untuk operasional, dan 56 sepeda listrik.
Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim menyebutkan pendapatan lain yang membuat desa tersebut menjadi desa miliarder adalah produksi makanan kecil agar pendapatan yang dimiliki terus berputar di Desa Sekapuk.
"Semangat itu berdampak kepada PKK untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan. Setiap kampung bikin snack snack dan itu luar biasa. Mendapatkan angka (uang) yang berputar di angka Rp1,9 miliar untuk PKK," terang Abdul. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabar terbarunya, sejumlah kediaman di kampung relokasi tersebut nampak begitu megah dan mewah.
Baca SelengkapnyaDulu desa ini miliki pendapatan Bumdes capai 4 miliar/tahun, kini dikabarkan memiliki utang capai Rp 9 M lebih.
Baca SelengkapnyaRumah di kampung miliader yang ada di Jawa Tengah ini tampak mewah.
Baca SelengkapnyaMbah Karyo mendadak jadi milairder dengan uang Rp19,5 miliar karena 2 rumah dan kebunnya terimbas proyek jalan tol Jambi-Betung.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang kades di Banjarnegara yang kaya raya bahkan sampai punya mobil berjejer salah satunya adalah Rubicon.
Baca SelengkapnyaPuluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Baca SelengkapnyaSebuah desa di Kabupaten Karanganyar menarik perhatian siapapun yang melihatnya. Di desa ini, berdiri deretan rumah-rumah mewah meski berada di lereng gunung.
Baca SelengkapnyaWalikota Semarang membeli 177 motor Vario untuk lurah dengan anggaran mencapai Rp8 miliar.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penilaian dari BPKP Jatim, kerugian negara akibat kasus itu ada sekitar Rp114,440 miliar
Baca SelengkapnyaNama Herman Deru bahkan dinobatkan sebagai gubernur terkaya kedua di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTim Jatanras Polda Jawa Tengah menindaklanjuti viralnya Desa Sukolilo, Pati yang disebut sebagai kampung penadah kendaraan bermotor.
Baca Selengkapnya