Ramai Penculikan Anak di Gunung Sindur Ternyata Hoaks, Begini Kata Orang Tua
Merdeka.com - Sempat ramai diperbincangkan dua anak perempuan yang hampir diculik di wilayah Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Keduanya terlihat menangis karena nyaris dibawa oleh seseorang yang tidak dikenal. Ternyata informasi itu hoaks alias tidak benar.
Informasi ini diketahui usai beredarnya pengakuan dari orang tua kedua anak perempuan berinisial K dan A itu. Disebutkan jika anak-anaknya tidak menjadi korban penculikan.
Sebelumnya informasi tentang kasus dua anak perempuan menangis karena hampir diculik menghebohkan masyarakat, hingga menimbulkan keresahan di kalangan warga Gunung Sindur. Berikut selengkapnya.
-
Apa fakta menarik tentang anak kedua? Satu fakta menarik tentang anak kedua adalah adanya perasaan kompetisi dengan anak pertama. Karena anak pertama sering kali dianggap sebagai 'anak istimewa' dan menjadi pusat perhatian, anak kedua mungkin merasa perlu membuktikan diri mereka.
-
Bagaimana orang tua pelaku dan korban menyelesaikan kasus penganiayaan anak SD? “Pihak keluarga pelaku sanggup mengganti rugi biaya pengobatan kepada korban,“ terang Kasat Reskrim Polres Jombang, Selasa (27/6/2023)
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Apa yang dilakukan Bhabinkamtibmas setelah anaknya tidak lolos? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih.
-
Siapa yang menemukan makam ibu dan anak? Sumber: Arkeonews Makam ini ditemukan 2004 selama proyek pembangunan di daerah yang dikenal sebagai pemakaman Romawi kuno di timur kota Ovilava (kini Wels di Austria Hulu).
-
Kenapa keluarga APD mencabut laporan polisi? 'Sehingga saya menghargai orang tua pelaku, sedangkan alasan kita untuk mencabut laporan polisi, karena tersulut emosi membuat laporan ke polisi melihat anak yang merintih kesakitan di rumah sakit,' jelasnya.
Pengakuan Orang Tua
Dua anak perempuan yang mengaku hampir diculik berinisial K dan A ©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Dalam sebuah tayangan yang beredar di akun Instagram @humaspolsekgunungsindur, terlihat sepasang orang tua yang menyampaikan klarifikasi. Di video tersebut keduanya membenarkan bahwa anaknya tidak diculik.
Menurut orang tua dari K dan A itu, anak-anaknya hanya terlambat pulang ke rumah setelah bermain seusai pulang sekolah.
“Kami selaku orang tua dari anak kami, K dan A, hanya ingin mengklarifikasi video tentang penculikan itu tidak benar, yang terjadi adalah mereka terlambat pulang sekolah setelah bermain.” Orang tua keduanya, dilansir Rabu (1/2).
Dibenarkan Oleh Kedua Anak Tersebut
Selain pengakuan dari orang tua, kedua anak berinisial K dan A juga menyampaikan klarifikasinya di dalam video di akun tersebut. K dan A mengatakan bahwasanya mereka tidak tidak menjadi sasaran penculikan, dan menyebut bahwa berita tersebut hoaks alias tidak benar.
"Perkenalkan nama saya (K) dan (a), maaf kasus penculikan itu adalah hoaks" katanya dalam klarifikasi di video akun tersebut.
Kasus ini kemudian juga dibenarkan oleh petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Gunung Sindur. Dari hasil pendalaman pihaknya, kasus penculikan itu adalah tidak benar atau disinformasi.
“Dari penyelidikan kami, berita penculikan ini adalah tidak benar atau hoaks” kata Kapolsek Gunung Sindur Kompol Birman Simanullang.
Diduga Takut Dimarahi Orang Tua
Sebelumnya kejadian ini berawal dari K dan A yang bisa pulang lebih awal dari sekolahnya di salah satu SD wilayah Gunung Sindur. Keduanya lalu memutuskan untuk bermain, namun hingga lupa waktu.
Menurut polisi, berita ini direkayasa diduga agar tidak dimarahi oleh kedua orang tuanya saat pulang sekolah terlambat. Atas kejadian ini, orang tua meminta maaf kepada khalayak luas karena telah membuat heboh masyarakat.
Penyelidikan ini kemudian dilakukan jajaran kepolisian dari Polsek Gunung Sindur dan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bogor.
Polisi kemudian meminta kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi isu tersebut, sehingga tidak muda terprovokasi.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyidik mendapatkan keterangan lebih dari dua orang saksi yang menyatakan bahwa tersangka Pegi Setiawan berada di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaHN mengajak kabur kedua adiknya lantaran kesal diputus sekolah oleh orang tuanya. Hal ini karena kondisi ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaFatimah pun menceritakan soal awal mula anaknya Ramadhani Purwadi Sastra bisa dikaitkan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Baca SelengkapnyaDia menyatakan bahwa dalam wajib lapor yang sudah dilakukan tidak ada hal yang baru. Kliennya mengisi beberapa dokumen dan berita acara tambahan.
Baca SelengkapnyaPara pelaku sudah diamankan dan langsung dibawa ke Polsek Tarogong Kidul untuk dilakukan pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaKorban mengunggah pengakuan bahwa dirinya menjadi korban KDRT lewat akun media sosialnya.
Baca SelengkapnyaMeskipun ada gosip yang menyatakan kalau rumah tangganya dengan Ruben Onsu sedang tidak baik-baik saja, Sarwendah tidak terlalu memusingkannya
Baca SelengkapnyaTindakan rudapaksa dan pelecehan dilakukan ketika orang tua korban tidak di rumah.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana akhirnya buka suara terkait tuduhan rekayasa kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana dituding ‘menghilang’ usai Pegi Setiawan dibebaskan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung.
Baca SelengkapnyaCamat di Gresik menjelaskan duduk perkara tuduhan intimidasi ke keluarga bocah dicolok tusuk bakso.
Baca SelengkapnyaPerkosaan terjadi sejak gadis kembar itu berusia 9 tahun. Perbuatan bejat itu sudah tak terhitung berapa kali karena hampir setiap pekan terjadi.
Baca Selengkapnya