Santri di Kuningan Meninggal Dunia Diduga Dianiaya Senior, Pihak Ponpes Buka Suara
Merdeka.com - Suasana duka masih menyelimuti keluarga D (15), santri yang meninggal dunia usai diduga dianiaya oleh seniornya di Pondok Pesantren Al Ikhlas, Desa Jambar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pihak keluarga lantas memutuskan untuk menempuh jalur hukum terkait meninggalnya D.
Paman korban yang Suhana mengungkapkan jika keponakannya itu mengalami pengeroyokan di tempatnya menimba ilmu.
“Ini pengeroyokan, yang menimbulkan meninggalnya seseorang,” kata Suhana, mengutip kanal YouTube Liputan6 SCTV, Rabu (23/11)
-
Siapa yang dianiaya di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin? 'Saya mondok di sana selama enam tahun, tiga tahun MTs dan Aliyah. Selama 6 tahun di situ cukup banyak perubahan, baik dari pembangunan dan gurunya,' kata Adi Maulana kepada merdeka.com. Menurut Adi Maulana, Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin merupakan yang terbaik di Provinsi Jambi, apalagi Kabupaten Tebo, baik dari sisi pendidikan, pengembangan multimedia, dan lainnya. 'Kalau untuk segi pembelajaran nilainya plus kemudian santri di pondok Raudhatul Mujawwidin itu paling banyak santri se-Jambi. Pada waktu saya masuk pondok santri hanya 800, sekarang sudah lebih dari dua ribu santri,' ujarnya. Namun, pondok pesantren ini juga ada minusnya. Adi Maulana menceritakan, salah satu kejelekannya adalah selalu menutupi masalah kecil ataupun masalah besar. Sepengetahuan dia, kasus santri meninggal baru pertama kali ini terjadi. Namun tindak kekerasan, seperti bullying sudah lama berlangsung. 'Zaman saya juga sudah ada, tapi tidak sampai meninggal seperti ini,' paparnya.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Siapa yang meninggal dunia di Pesantren Raudhatul Mujawwidin? Saat itu hari Selasa (14/11/2023) sekitar pukul 17.00 WIB. Besok harinya memang waktu kunjungan di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin. Ketika Airul menelepon ibunya, sang ayah Salim Harahap tengah beraktivitas membuat pagar rumah mereka di Dusun Kumpul Rejo, Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo.
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
Menempuh Jalur Hukum
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Suhana dan keluarga mengaku kaget saat dikabari D sudah dalam keadaan meninggal di rumah sakit. Ia pun kemudian mendapatkan kabar jika D sempat mengalami penganiayaan oleh tiga orang seniornya di tempat ia belajar.
Dirinya mengaku kecewa karena peristiwa tersebut terjadi di lingkungan pendidikan. Saat ini pihak keluarga menyerahkan penanganan kasus sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
Ia menginginkan agar kasus yang menimpa D bisa ditangani sebaik-baiknya dan seadil-adilnya sehingga kasus serupa tidak terjadi lagi.
“Saya kan menempuh jalur hukum,” kata Suhana kepada wartawan.
Bermula dari Perselisihan
Sementara itu menurut pihak Ponpes Al Ikhlas di Desa Jambar, Kecamatan Nusaherang, meninggalnya D dipicu dari perselisihan antara santri junior dengan senior.
Ketika itu santri senior melakukan penindakan dengan kekerasan, hingga D yang merupakan salah satu santri junior meninggal dunia. D sendiri sebelumnya sempat dibawa ke klinik dan rumah sakit di Kuningan, namun sayang nyawanya tidak tertolong.
Setelahnya, pihak ponpes mengabari keluarga D bahwa telah terjadi penganiayaan hingga korban meninggal dunia.
Pihak keluarga sendiri mulanya tidak mengetahui penyebab meninggalnya D, karena korban tidak memiliki riwayat penyakit.
Tindakan Tegas Pondok Pesantren
Sementara itu, Seksi Kesiswaan Pondok Pesantren Al Ikhlas, Jambar, Bahir Pamungkas mengakui jika telah terjadi penganiayaan di tempatnya oleh tiga orang senior hingga menyebabkan D meregang nyawa.
Bahir mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan tindakan tegas kepada para senior itu, termasuk mengeluarkan mereka dan menjadikannya sebagai daftar hitam di lembaga itu.
Pihaknya pun kini menyerahkan penanganan hukum sepenuhnya kepada pihak kepolisian agar bisa tertangani dengan baik.
“Kami sudah tegas, dengan memberikan sanksi setegas-tegasnya untuk tiga orang santri ini, yang juga telah secara resmi dikeluarkan. Mereka juga secara resmi telah diblacklist di sekolah formal yayasan kami dan sudah diserahkan kepada pihak yang berwenang,” kata Bahir.
Tiga Pelaku Masih di Bawah Umur
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Disampaikan Kapolres Kuningan, AKBP Dhany Aryanda, pihaknya kini sudah mengamankan tiga orang pelaku tersebut di kantor polisi.
Menurut Dhany, ketiganya masih berstatus saksi dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan dan pendalaman kasus berdasarkan keterangan para pelaku.
Hal ini sebagai langkah agar pihak kepolisian tidak menduga-duga apa yang terjadi saat penganiayaan itu.
“Saat ini, kami masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan dari saksi-saksi yang ada. Jadi supaya kami tidak menduga-duga apa yang terjadi, dan supaya kejadian yang menimpa korban bisa diketahui secara jelas” kata Dhany. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Santri itu tengah berada di Perpustakaan saat dianiaya seniornya.
Baca SelengkapnyaKorban atas nama BM, 14 tahun, siswa kelas 8 yang beralamat di Desa Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.
Baca SelengkapnyaBintang Balqis Maulana, seorang santri asal Banyuwangi kembali ke ke pelukan orangtuanya dalam kondisi meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPesantren dinilai terkesan menutupi kasus tersebut
Baca SelengkapnyaKasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKanwil Kemenag Jawa Timur tidak bisa melakukan tindakan secara administrasi dan menyerahkan ke polisi.
Baca SelengkapnyaDokter Kepolisian (Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pun telah melakukan autopsi terhadap jasad RF.
Baca SelengkapnyaMenanggapi hal ini, sosok anggota DPR RI memberi atensi.
Baca SelengkapnyaPelaku kesal hanya mendapatkan dua batang rokok saat memalak adik kelasnya termasuk salah satunya korban.
Baca SelengkapnyaTidak ada fakta baru yang terungkap dalam proses rekonstruksi yang digelar secara tertutup.
Baca SelengkapnyaSantri Meninggal Tak Wajar, Ayah dan Ibu di Jambi Mengadu ke Hotman Paris
Baca Selengkapnya