Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Selalu Ramai saat Lebaran, Ini Sejarah Nama Pasar Tanah Abang di Jakarta

Selalu Ramai saat Lebaran, Ini Sejarah Nama Pasar Tanah Abang di Jakarta Blok B Pasar Tanah Abang. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Hari raya Idulfitri tinggal menghitung hari. Biasanya masyarakat akan memadati sejumlah pusat perbelanjaan untuk melengkapi kebutuhan Lebaran, salah satunya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Tempat perbelanjaan yang tersohor sebagai pusat sandang ibu kota itu memang selalu jadi pilihan masyarakat, mengingat harga yang ditawarkan terkenal murah.

Pasar Tanah Abang ternyata juga menyimpan fakta hingga sejarah yang unik, khususnya pada penamaan pasar yang dikisahkan diberikan oleh kalangan orang Jawa.

Seperti apa kisah unik dari pusat sandang terbesar di Asia Tenggara tersebut? Berikut kisah uniknya sebagaimana merdeka lansir dari berbagai sumber.

Sudah Ada Sejak Tahun 1700-an

Dilansir dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta, Pasar Tanah Abang sudah berdiri sejak tahun 1700-an.

Saat itu, Pasar Tanah Abang dikenal dengan nama Pasar Sabtu. Kios-kios di Pasar Sabtu awalnya dibangun oleh tuan tanah Yustinus Vinck pada 30 Agustus 1735. Keberadaan pasar ini mampu menyaingi Pasar Senen yang lebih dulu terkenal.

Kepopuleran Pasar Sabtu kian meroket setelah Pemerintah Hindia Belanda membangun Stasiun Tanah Abang yang pertama kali dioperasikan pada 1 Oktober 1899.

Ramainya Pasar Tanah Abang juga ditunjang dengan dibangunnya fasilitas keagamaan yakni Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien yang seusia dengan pasar tersebut.

Sempat Menjadi Pasar Hewan dan Terminal

Sebelum dijadikan sebagai lokasi perbelanjaan modern oleh Yustinus Vinck, lokasi tersebut mulanya merupakan pasar hewan.

Sejumlah hewan ternak pun dijajakan warga Jakarta, namun yang paling populer adalah kambing.

“Dahulu Tanah Abang adalah tempat berjualan kambing, yang kemudian dipugar total menjadi bangunan modern. Kawasan Tanah Abang yang dahulu memiliki terminal bus dan selalu dipadati kendaraan itu memang mempunyai sejarah yang panjang, usianya sudah ratusan tahun,” tulis  Zaenuddin HM dalam buku karyanya berjudul 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe.

Asal Usul Nama

sultan agung mataram

Sultan Agung Mataram

©2021 wikipedia/ editorial Merdeka.com

Berdasarkan buku tersebut, penamaan Pasar Tanah Abang berasal dari pemberian orang Jawa.

Saat itu, di tahun 1628 Kota Batavia diserang oleh pasukan dari Mataram. Serangannya sendiri dipusatkan di selatan Batavia, yakni kawasan yang saat ini menjadi bangunan pasar.

Para pasukan Mataram kemudian mendirikan markas di sana karena lokasi tersebut memiliki beberapa faktor pendukung seperti tanah berbukit dan kawasan rawa-rawa termasuk sungai (yang kemudian dinamai kali Krukut).

Karena tanahnya yang merah, maka mereka menyebutnya ‘tanah abang’ yang dalam bahasa Jawa berarti Tanah Merah.

Versi Lain Nama Tanah Abang

Namun demikian, terdapat dua versi lain terkait penamaan Pasar Tanah Abang.

Ada versi yang menyebutkan jika pemberian nama Tanah Abang berasal dari penyebutan warga setempat yang lebih mengenal kawasan tersebut dengan nama Nabang di abad ke-19.

Dengan lokasi yang menjadi sebuah terminal, para kondektur kerap mengajak penumpang “Nyok ke Nabang,, Nyok ke Nabang”.

Sampai frasa penyebutan diubah oleh Belanda, dengan penulisan formal ‘De’. Sejak saat itu menjadi De Nabang, yang dimudahkan penyebutannya menjadi Tenabang sebagai plesetan Denabang.

Dipopulerkan Oleh Panglima China

Versi lainnya soal penamaan Tanah Abang berawal dari dua orang kakak beradik yang tak memiliki rumah.

Saat itu mereka tinggal di kawasan tersebut sebelum didirikan pasar maupun terminal.

Karena sang adik tak memiliki rumah, ia pun meminta kakaknya untuk mendirikan rumah karena menganggap tanah itu milik abangnya (kakaknya).

Sejak saat itu tanah tersebut lebih populer dengan nama Tanah Abang.

Selain itu, nama Tanah Abang turut dipopulerkan oleh kapten China bernama Phoa Bhingam. Ia sempat meminta persetujuan Pemerintah Hindia Belanda untuk membuat terusan di lokasi tersebut pada tahun 1648.

Selalu Menimbulkan Keramaian

kerumunan pasar tanah abang di tengah pandemi

Kerumunan Pasar Tanah Abang di tengah masa Pandemi Covid-19

©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Pasar Tanah Abang memang selalu menjadi primadona warga Jakarta maupun daerah lain untuk berbelanja. Tak heran jika menjelang Lebaran, Pasar Tanah Abang selalu diserbu pembeli.

Sayangnya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, pengunjung tetap berkerumun hingga mengabaikan protokol kesehatan.

Dilansir dari Liputan6, dalam kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 2 Mei 2021 lalu, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang terus meningkat.

Bahkan disebutkan jika jumlah pembeli di tanggal itu tercatat hingga 100 ribuan orang, yang mana satu hari sebelumnya hanya tercatat 87 ribu orang.

Hal tersebut lantas menimbulkan sorotan di kalangan masyarakat, mengingat potensi penyebaran Covid-19 masih cukup tinggi. Berkaca dari kasus tersebut, Anies Baswedan pun akan mengkaji perubahan waktu operasional Pasar Tanah Abang, demi menurunkan tingkat keramaian. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Mendekati Hari Raya Idulfitri, Pasar Tanah Abang Diserbu Warga Sampai Mengantre
FOTO: Mendekati Hari Raya Idulfitri, Pasar Tanah Abang Diserbu Warga Sampai Mengantre

Warga menyerbu Pasar Tanah Abang untuk berbelanja kebutuhan lebaran. Di sana mereka bisa memilih dan mencari ragam busana lebaran.

Baca Selengkapnya
Potret Tanah Abang Sebelum Tahun 1863,  Penuh Pohon Rindang, Adem & Sejuk Beda Banget Sama Sekarang
Potret Tanah Abang Sebelum Tahun 1863, Penuh Pohon Rindang, Adem & Sejuk Beda Banget Sama Sekarang

Penuh pohon rindang dan jalanan sepi, begini potret lawas suasana di Tanah Abang sebelum tahun 1863.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pasar Benhil yang Selalu Ramai saat Ramadan, Sudah Ada Sejak 1970
Sejarah Pasar Benhil yang Selalu Ramai saat Ramadan, Sudah Ada Sejak 1970

Pasar Benhil selalu jadi daya tarik para pemburu takjil. Menu yang ditawarkan juga lengkap. Kisahnya dimulai pada tahun 1970-an.

Baca Selengkapnya
Dulunya Kebun Kelenteng Milik Keraton Surakarta, Ini Keunikan Pasar Wisata Tawangmangu
Dulunya Kebun Kelenteng Milik Keraton Surakarta, Ini Keunikan Pasar Wisata Tawangmangu

Di pasar itu, penduduk lokal menjual hasil sayur dengan harga murah. Banyak pula yang menjual beragam tanaman hias.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Begini Sejarah Pekan Raya Jakarta yang Dulunya Acara Perayaan Ulang Tahun Ratu Belanda
Tak Banyak yang Tahu, Begini Sejarah Pekan Raya Jakarta yang Dulunya Acara Perayaan Ulang Tahun Ratu Belanda

Dulunya Pekan Raya Jakarta merupakan acara untuk memperingati hari kelahiran Ratu Belanda.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Pasar Takjil di Jalan Panjang Jakarta Barat yang Jadi Tempat Wisata Kuliner Sembari Ngabuburit Ramadan
FOTO: Penampakan Pasar Takjil di Jalan Panjang Jakarta Barat yang Jadi Tempat Wisata Kuliner Sembari Ngabuburit Ramadan

Takjil menjadi salah satu bagian yang paling identik dengan bulan puasa saat Ramadan.

Baca Selengkapnya
Cerita Pasar Baru di Masa Silam, Jadi Pusat Perbelanjaan Barang Impor Tertua di Jakarta
Cerita Pasar Baru di Masa Silam, Jadi Pusat Perbelanjaan Barang Impor Tertua di Jakarta

Pasar Baru menjadi salah satu landmark utama di Jakarta. Dahulu, tempat ini juga menjadi pusat perbelanjaan tertua sejak 1820.

Baca Selengkapnya
Kisah Tanah Rawa Belong di Jakarta Barat, Dulu Tempat Kelahiran Jawara Kini Jadi Pasar Bunga Terbesar se-Asia Tenggara
Kisah Tanah Rawa Belong di Jakarta Barat, Dulu Tempat Kelahiran Jawara Kini Jadi Pasar Bunga Terbesar se-Asia Tenggara

Dari Si Pitung sampai pasar bunga terbesar se Asia Tenggara jadi hal yang identik di Rawa Belong Jakarta Barat

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pasar Lama Kota Tangerang, Suguhkan Ragam Kuliner sampai Pernak Pernik Khas Imlek
Mengunjungi Pasar Lama Kota Tangerang, Suguhkan Ragam Kuliner sampai Pernak Pernik Khas Imlek

Nuansa Imlek sudah terasa di area Pasar Lama Kota Tangerang. Pernak pernik sampai kuliner khas peranakan tersaji lengkap di sini.

Baca Selengkapnya
Dulunya Saluran Irigasi dan Dijadikan Tempat Pembuangan Kotoran oleh Warga, Begini Kisah Gang Unik yang Ada di Jatinegara
Dulunya Saluran Irigasi dan Dijadikan Tempat Pembuangan Kotoran oleh Warga, Begini Kisah Gang Unik yang Ada di Jatinegara

Jika kebanyakan gang menggunakan nama seorang pahlawan atau buah, namun jalan kecil yang satu ini dikenal dengan nama Gang Tai.

Baca Selengkapnya
FOTO: Sehari Jelang Hari Raya Idulfitri 1445 H, Pasar Rawa Belong Semakin Padat Diserbu Pemburu Bunga Hias
FOTO: Sehari Jelang Hari Raya Idulfitri 1445 H, Pasar Rawa Belong Semakin Padat Diserbu Pemburu Bunga Hias

Sehari jelang perayaan Idulfitri 1445 H, umat muslim semakin ramai berburu bunga hias di Pasar Rawa Belong.

Baca Selengkapnya