Sempat Viral Karena Salah Desain, Tugu Selamat Datang Sumedang Direnovasi Tahun Ini
Merdeka.com - Sempat ramai beberapa waktu lalu terkait bentuk bangunan gapura selamat datang di Sumedang yang baru diresmikan. Hal ini lantaran bentuknya yang dianggap tidak menarik oleh banyak kalangan netizen di Kota Sumedang.
Saat itu, masyarakat mengkritik terkait desain yang terkesan asal jadi. Di mana desainnya menggunakan beberapa ornamen tahu yang seakan dibuat menggantung tak beraturan.
Ketika itu, kritik masyarakat diberikan lantaran gapura tersebut tidak mewakili sisi kreativitas dari sebuah kota yang dianggap sebagai pusat kesenian di Jawa Barat tersebut.
-
Kenapa Alun-alun Puspa Wangi Indramayu direnovasi? Setelah ditutup selama dua tahun untuk renovasi, penampilannya kini jadi lebih estetik dengan desain modern bercampur tradisional.
-
Bagaimana Sumenep mengalami perubahan zaman? Kabupaten Sumenep mengalami empat zaman. Mulai dari zaman keraton (feodal), keraton dalam bayang-bayang VOC dan kolonialisme (neo feodal), runtuhnya sistem keraton (akhir abad 19), dan era kedaulatan RI (1945).
-
Bagaimana desain baru Alun-alun Puspa Wangi Indramayu? Desain baru alun-alun Puspa Wangi diharapkan bisa memperkuat kolaborasi membangun antara warga dengan pemerintah setempat.
-
Siapa Bupati Sumedang yang diabadikan dalam monumen Lingga? Monumen Lingga ini menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki monumen Lingga sebagai ikon kota.
-
Siapa yang membuat tahu Sumedang? Tahu Sumedang yang dikenal gurih di lidah dan empuk dalam gigitan yang selama ini kita rasakan, merupakan buatan seorang imigran Tionghoa bernama Ong Ki No.
-
Kapan Monumen Lingga di Sumedang dibangun? Mengutip laman sisemar.sumedangkab.go.id, bangunan Lingga ini pertama dibangun pada awal 1922, atau satu tahun pasca meninggalnya Bupati Sumedang Pangeran Suria Atmaja.
Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Sumedang mengagendakan terkait renovasi yang akan dilakukan pada tahun ini. Rencananya akan menggunakan desain baru yang lebih segar dan sesuai dengan jati diri Sumedang sebagai Puseur Budaya Sunda.
Memadukan Budaya dan Teknologi
Melansir dari www.sumedangkab.go.id, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menjelaskan jika dalam desain baru nanti gapura Selamat Datang Sumedang akan disesuaikan dengan Perda tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS).
Jika mengacu pada perda tersebut, nantinya desain dan ornamen gapura yang terletak di Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan tersebut akan banyak sentuhan seni dan budaya khas Sunda.
Selain itu menurut Dony, desain dari gapuranya ke depan juga akan menyisipkan unsur teknologi holografi yang menarik dan terkesan lebih modern.
"Perpaduan antara budaya dan teknologi. Holografi bisa berubah-ubah sesuai desain, seperti penari jaipong, mahkota Binokasih, kuda renggong dll," ujarnya.
Menambah Fasilitas Taman dan Swafoto
Lebih lanjut kata Dony, ke depan di sekitar gapura juga akan dibangun sebuah taman, tempat duduk untuk beristirahat, serta spot menarik untuk swafoto alias selfie. Ia mengungkapkan jika pembangunannya akan segera dilakukan tahun ini.
Ke depan gapura tersebut akan menjadi identitas Kota Sumedang yang modern, tanpa meninggalkan identitas ke sundaannya yang khas.
"Insya Alloh pembangunan renovasi Gapura Selamat Datang akan dilaksanakan tahun ini. Minta doanya dilancarkan," katanya.
Mewadahi Aspirasi Masyarakat Sumedang
Gapura Selamat Datang di Sumedang Kota Tahu yang sempat menuai kontroversi
https://sumedangkab.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Pasca dikritiknya desain gapura tersebut, bupati juga menyampaikan pesan terima kasihnya kepada seluruh warga Sumedang dan juga netizen di media sosial yang telah menyampaikan aspirasinya terkait desain Gapura Selamat Datang di Sumedang.
Mengingat desain gapura tersebut awalnya dinilai tidak futuristik, tidak bernilai seni bahkan terkesan seadanya dan tak menggambarkan sebagai kota seni dan budaya.
Sementara itu Budi Santosa, selaku Kepala Bidang Tata Bangunan pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Sumedang menjelaskan jika ke depan desain baru dari gapura tersebut akan lebih mengangkat sisi nilai dari kebudayaan di Kabupaten Sumedang.
"Intinya Pak Bupati hanya menginginkan konsep tugu itu yang mencirikan identitas Sumedang. Jadi, dengan pembangunan sekarang akan dibangun dengan konsep modern tanpa meninggalkan akar budaya," katanya.
Ia mengakui jika dahulu pembangunan tugu selamat datang yang dibangun pada 2019 itu konsepnya tidak dikonsultasikan atau diajukan terlebih dahulu dengan Bupati Sumedang. Sehingga ke depan akan direnovasi menjadi lebih baik. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret pembangunan patung Bung Karno disorot karena ramai disebut tidak mirip.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan alun-alun Puspa Wangi Indramayu, terdapat makna tersembunyi.
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas terletak di Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, yang merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat yang menyayangkan kondisi ini, karena menurut kabar yang beredar anggaran pembangunan disebut mencapai Rp32 miliar.
Baca SelengkapnyaRevitalisasi akan dimulai dari luar terlebih dahulu
Baca SelengkapnyaPatung Bung Karno di Banyuasin, Sumatera Selatan, menjadi sorotan publik karena tidak mirip sama sekali.
Baca SelengkapnyaRumah singgah Bung Karno di Kota Padang, Sumatera Barat kini telah rata dengan tanah. Pembangunan kembali rumah tersebut belum juga dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaPenutupan memakai terpal atas perintah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Baca SelengkapnyaDulunya, kawasan bantaran sungai itu terkenal karena kondisinya yang kumuh akibat tumpukan sampah dan kotoran lainnya.
Baca SelengkapnyaWarga di Sempurmayung masih menggunakan rumah adat Sunda sebagai tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaBasuki meninjau lokasi terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (3/1) malam.
Baca SelengkapnyaPanggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian.
Baca Selengkapnya