Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Siapkan Talas Sebagai Pengganti Nasi, Begini Cara Garut Atasi Krisis Lahan Pertanian

Siapkan Talas Sebagai Pengganti Nasi, Begini Cara Garut Atasi Krisis Lahan Pertanian Ilustrasi talas. ©Shutterstock

Merdeka.com - Di tengah kian menyusutnya lahan pertanian, Pemerintah Kabupaten Garut terus berusaha mengembangkan komoditas pangan baru (non beras) untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan.

Yudi Hernawan, selaku Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Garut mengungkapkan beberapa hal yang kini telah disiapkan adalah sumber karbohidrat kompleks seperti talas, serta umbi-umbian lainnya.

Ia mengatakan, saat ini kondisi pertanian di Kabupaten Garut kian menyusut. Bahkan, hasil panen padi sehari-hari saat ini disebutnya minus alias tidak surplus.

"Biasanya beras Garut itu surplus, kini ketersediaannya mulai terancam oleh menyempitnya lahan," kata dia, dalam bincang-bincang dengan pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Garut, beberapa waktu lalu seperti melansir dari Liputan6 pada Minggu (30/05).

Lantas bagaimana upaya antisipasi tersebut dijalankan? Berikut kabar selengkapnya.

Kampanyekan Satu Hari Tanpa Beras

ilustrasi beras

©Pixabay/ImageParty

Adapun beberapa tindakan untuk mengubah perlahan kebiasaan warganya mengonsumsi beras adalah melakukan sejumlah kampanye, salah satunya dengan kembali menggalakkan 'One Day No Rice'.

Kampanye tersebut dikatakan Yudi pernah diterapkan beberapa tahun lalu, karena dianggap mampu membuat warga setempat mengurangi konsumsi nasi sebagai bahan pokok utama.

Menurutnya, upaya tersebut mampu menghilangkan kekhawatiran terjadinya penyusutan hasil pertanian, sehingga minus produksi panen bisa segera ditanggulangi sejak dini.

"Memang sulit, kadang kita sudah makan leupet (lontong), mie, belum yang lain, tapi kalau belum makan beras, rasanya belum makan," ujarnya hangat.

Giatkan Produksi Tanam Berbagai Jenis Umbi

Adapun beberapa produk umbi yang menjadi fokus pihaknya adalah talas, ganyol, jagung, singkong hingga umbi-umbian yang jumlahnya masih terhitung melimpah di wilayah Garut.

Ancaman ketersediaan lahan pertanian saat ini dikatakannya nyata, mengingat tingkat pembangunan infrastruktur serta pengembangan perumahan rakyat yang kian marak, sehingga membuat kawasan lahan pertanian banyak yang beralih fungsi dan kehilangan kemampuan tanamnya.

"Kami banyak bahan pangan alternatif yang tak kalah kualitasnya sama beras, mulai talas, ganyol, jagung, singkong hingga umbi-umbian yang jumlahnya melimpah," kata dia. 

Turun Drastis

001 hery h winarno

Ilustrsi sawah ©2021 Merdeka.com

Sementara itu, beberapa contoh penyebab yang disebutnya amat krusial adalah pembangunan jalan baru Lingkar Cipanas, Lingkar Kadungora dan Lingkar Leles. Termasuk jalan tol nasional Gedebage-Garut-Tasik-Cilacap yang dikatakannya melintasi sekitar tujuh kecamatan di Garut.

Dari proyek tersebut, dilanjutkan Yudi banyak memakan lahan pertanian warga sehingga tingkat produktivitas padi di sawah perlahan menghilang.

Pihaknya mencatat, sejak 2009 lalu, perubahan alih fungsi lahan pertanian terjadi besar-besaran. Sebelum itu, kawasan lahan pertanian warga tercatat berada di angka 52 ribu hektar.

Kemudian lima tahun berselang, angka itu menyusut menjadi 48 ribu hektare, dan terakhir di tahun 2019 lalu kembali terjadi menyusut hingga sekitar 5 ribu hektare.

"Sekarang paling di angka 42 ribuan, artinya dalam sepuluh tahun terakhir terjadi alih fungsi lahan hingga 1.000 hektare. Intinya Kalau kawasan lahan pertanianya menurun, ketersediaan pangannya juga salah satunya beras jelas terancam," paparnya.  (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Zulhas: Petani di Era Orde Baru Lebih Sejahtera
Zulhas: Petani di Era Orde Baru Lebih Sejahtera

"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen."

Baca Selengkapnya
Aksi Paslon Bagi-Bagi Beras di Pilkada Garut Ikut Picu Penurunan Omzet Pedagang
Aksi Paslon Bagi-Bagi Beras di Pilkada Garut Ikut Picu Penurunan Omzet Pedagang

Omzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya
Ada Program Makan Bergizi Gratis, tapi Anggaran Kementan dan Luas Tanam Padi Terus Menurun
Ada Program Makan Bergizi Gratis, tapi Anggaran Kementan dan Luas Tanam Padi Terus Menurun

Anggaran Kementan untuk tahun 2025 mengalami pengurangan dibandingkan tahun 2024, meskipun peran Kementan sangat vital.

Baca Selengkapnya
Pemkab Banyumas Optimistis Padi di Wilayahnya Selamat dari Kekeringan, Ini Penjelasannya
Pemkab Banyumas Optimistis Padi di Wilayahnya Selamat dari Kekeringan, Ini Penjelasannya

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.

Baca Selengkapnya
Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan
Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan

Di panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram

Baca Selengkapnya
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'

Meski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.

Baca Selengkapnya
Bulog Miris Sulsel Pakai Beras Impor Padahal Daerah Lumbung Padi, Ini Penjelasan Pj Gubernur
Bulog Miris Sulsel Pakai Beras Impor Padahal Daerah Lumbung Padi, Ini Penjelasan Pj Gubernur

Penyebab masuknya beras impor ke Sulses bukan karena produksinya. Tapi didistribusi ke daerah, akhirnya kekurangan untuk sendiri.

Baca Selengkapnya
Elegi Petani Padi Jakarta
Elegi Petani Padi Jakarta

Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang

Baca Selengkapnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya

Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.

Baca Selengkapnya
Miris, Sulawesi Selatan Jadi Wilayah Lumbung Padi Tapi Pakai Beras Impor
Miris, Sulawesi Selatan Jadi Wilayah Lumbung Padi Tapi Pakai Beras Impor

Produksi beras menurun akibat fenomena el nino, sehingga dibutuhkan beras impor.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Sawah di Kota Malang Berkurang Drastis Bikin Kelimpungan, Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Konsumsi Beras Warganya
5 Fakta Sawah di Kota Malang Berkurang Drastis Bikin Kelimpungan, Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Konsumsi Beras Warganya

Pemkot Malang membidik anak muda agar mau jadi petani.

Baca Selengkapnya
Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan
Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan

Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.

Baca Selengkapnya