Siapkan Talas Sebagai Pengganti Nasi, Begini Cara Garut Atasi Krisis Lahan Pertanian
Merdeka.com - Di tengah kian menyusutnya lahan pertanian, Pemerintah Kabupaten Garut terus berusaha mengembangkan komoditas pangan baru (non beras) untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan.
Yudi Hernawan, selaku Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Garut mengungkapkan beberapa hal yang kini telah disiapkan adalah sumber karbohidrat kompleks seperti talas, serta umbi-umbian lainnya.
Ia mengatakan, saat ini kondisi pertanian di Kabupaten Garut kian menyusut. Bahkan, hasil panen padi sehari-hari saat ini disebutnya minus alias tidak surplus.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Mengapa penjualan petai petani muda ini menurun? Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis. Biasanya mereka bisa menjual hingga ribuan paket per hari. Dengan TikTok Shop ditutup, mereka hanya bisa menjual 100-an paket per hari.
-
Di mana tanaman padi di Banyumas yang terancam kekeringan? “Kami optimistis sebagian besar tanaman padi di Banyumas dapat diselamatkan. Meskipun saat ini msih ada yang panen, bahkan ada pula yang baru tanam khususnya di sekitar kaki Gunung Slamet karena memang di sana air selalu tersedia,“ ujar Jaka dikutip dari ANTARA pada Minggu (13/8).
-
Kenapa tangkapan ikan nelayan Pantura menurun? Penurunan tangkapan ikan, tekanan tengkulak, dan penguasaan komoditas untuk kegiatan ekonomi membuat masyarakat nelayan Jawa masa kolonial praktis tidak dapat berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
"Biasanya beras Garut itu surplus, kini ketersediaannya mulai terancam oleh menyempitnya lahan," kata dia, dalam bincang-bincang dengan pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Garut, beberapa waktu lalu seperti melansir dari Liputan6 pada Minggu (30/05).
Lantas bagaimana upaya antisipasi tersebut dijalankan? Berikut kabar selengkapnya.
Kampanyekan Satu Hari Tanpa Beras
©Pixabay/ImageParty
Adapun beberapa tindakan untuk mengubah perlahan kebiasaan warganya mengonsumsi beras adalah melakukan sejumlah kampanye, salah satunya dengan kembali menggalakkan 'One Day No Rice'.
Kampanye tersebut dikatakan Yudi pernah diterapkan beberapa tahun lalu, karena dianggap mampu membuat warga setempat mengurangi konsumsi nasi sebagai bahan pokok utama.
Menurutnya, upaya tersebut mampu menghilangkan kekhawatiran terjadinya penyusutan hasil pertanian, sehingga minus produksi panen bisa segera ditanggulangi sejak dini.
"Memang sulit, kadang kita sudah makan leupet (lontong), mie, belum yang lain, tapi kalau belum makan beras, rasanya belum makan," ujarnya hangat.
Giatkan Produksi Tanam Berbagai Jenis Umbi
Adapun beberapa produk umbi yang menjadi fokus pihaknya adalah talas, ganyol, jagung, singkong hingga umbi-umbian yang jumlahnya masih terhitung melimpah di wilayah Garut.
Ancaman ketersediaan lahan pertanian saat ini dikatakannya nyata, mengingat tingkat pembangunan infrastruktur serta pengembangan perumahan rakyat yang kian marak, sehingga membuat kawasan lahan pertanian banyak yang beralih fungsi dan kehilangan kemampuan tanamnya.
"Kami banyak bahan pangan alternatif yang tak kalah kualitasnya sama beras, mulai talas, ganyol, jagung, singkong hingga umbi-umbian yang jumlahnya melimpah," kata dia.
Turun Drastis
Ilustrsi sawah ©2021 Merdeka.com
Sementara itu, beberapa contoh penyebab yang disebutnya amat krusial adalah pembangunan jalan baru Lingkar Cipanas, Lingkar Kadungora dan Lingkar Leles. Termasuk jalan tol nasional Gedebage-Garut-Tasik-Cilacap yang dikatakannya melintasi sekitar tujuh kecamatan di Garut.
Dari proyek tersebut, dilanjutkan Yudi banyak memakan lahan pertanian warga sehingga tingkat produktivitas padi di sawah perlahan menghilang.
Pihaknya mencatat, sejak 2009 lalu, perubahan alih fungsi lahan pertanian terjadi besar-besaran. Sebelum itu, kawasan lahan pertanian warga tercatat berada di angka 52 ribu hektar.
Kemudian lima tahun berselang, angka itu menyusut menjadi 48 ribu hektare, dan terakhir di tahun 2019 lalu kembali terjadi menyusut hingga sekitar 5 ribu hektare.
"Sekarang paling di angka 42 ribuan, artinya dalam sepuluh tahun terakhir terjadi alih fungsi lahan hingga 1.000 hektare. Intinya Kalau kawasan lahan pertanianya menurun, ketersediaan pangannya juga salah satunya beras jelas terancam," paparnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen."
Baca SelengkapnyaOmzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaAnggaran Kementan untuk tahun 2025 mengalami pengurangan dibandingkan tahun 2024, meskipun peran Kementan sangat vital.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca SelengkapnyaPenyebab masuknya beras impor ke Sulses bukan karena produksinya. Tapi didistribusi ke daerah, akhirnya kekurangan untuk sendiri.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaPeningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.
Baca SelengkapnyaProduksi beras menurun akibat fenomena el nino, sehingga dibutuhkan beras impor.
Baca SelengkapnyaPemkot Malang membidik anak muda agar mau jadi petani.
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca Selengkapnya