Siasati Kenaikan Harga Telur Ayam, Peternak di Cianjur Buat Pakan Ternak Sendiri
Merdeka.com - Belakangan harga komoditas telur ayam mengalami kenaikan di banyak daerah Provinsi Jawa Barat. Di beberapa pasar bahkan harganya sudah menyentuh angka di atas Rp30 ribu, per kilogramnya. Hal ini membuat daya beli masyarakat kian turun.
Untuk menyiasati hal itu sejumlah peternak ayam di Kabupaten Cianjur mencari siasat agar kenaikan harga telur ayam bisa ditekan. Salah satu upaya yang dilakukan dengan membuat pakan ayam sendiri.
"Kenaikan harga telur ayam akibat mahalnya harga pakan yang sudah terjadi sejak awal tahun, sehingga memberatkan peternak. Akibatnya, tingkat penjualan menurun, sehingga tidak sedikit dari mereka yang membuat pakan sendiri untuk menekan angka pengeluaran," kata Kabid Peternakan Disnakanlut Cianjur, Oppan di Cianjur, Jabar, Kamis (25/8) dilansir dari ANTARA.
-
Bagaimana toko roti di Jakarta siasati kenaikan harga bahan baku? Toko roti di kawasan Rawa Belong, Palmerah, Kota Jakarta Barat mampu menyiasati kenaikan harga bahan pokok yang terjadi belakangan. Produk yang dijual toko itu memiliki ukuran dan harga yang tetap alias tidak terpengaruh dari kenaikan harga bahan baku.
-
Bagaimana cara membuat ayam menjadi banyak? Bila gajah jadi ayam, lalu singa jadi ayam, dan kambing jadi ayam, maka ayam jadi apa? Jawaban: Ayam jadi banyak dong.
-
Kapan harga telur ayam naik? Di pasar tradisional Simongan Semarang, telur ayam dibanderol seharga Rp27.000 per kilogram. Padahal empat hari sebelumnya, harga telur ayam masih berada di kisaran Rp24.000 per kilogram.
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
Harga Pakan Sulitkan Peternak
Ilustrasi peternak ayam petelur ©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Oppan menuturkan jika saat ini harga pakan ternak dengan kualitas biasa dijual Rp7.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp5.000/kg. Kemudian untuk yang kualitas sedang harganya mencapai Rp10.000, dari yang sebelumnya Rp8.000/kg.
Sedangkan untuk pakan ternak jenis premium, harganya mencapai Rp12 ribu per kilogramnya dari yang semula Rp10 ribu per satu kilogram.
Meskipun kenaikannya tidak signifikan, namun jumlah ini cukup berimbas ke para peternak yang membeli dengan jumlah banyak, sehingga tak sedikit yang akhirnya memilih membuat pakan sendiri untuk menyiasati harga.
"Meski tidak besar namun cukup berdampak terhadap penjualan pakan yang menurun sejak awal tahun. Bahkan tidak sedikit peternak yang memilih membuat pakan sendiri karena pakan dari pabrikan mahal, sehingga biaya produksi sedikit ringan," tuturnya Oppan.
Peternak Terpaksa Kurangi Pembelian Pakan
©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Ditambahkannya, kenaikan harga dari masing-masing jenis pakan yang mencapai Rp2.000/kg begitu dirasakan cukup berat oleh para peternak karena selama ini pakan premium biasa dijual di bawah Rp10.000/kilogram sedangkan pakan biasa dan sedang dijual di bawah Rp5.000/kilogram.
Pedagang pakan di Jalan Slamet, Kelurahan Bojongherang, Ikhsan (32) mengatakan kenaikan harga pakan sudah terjadi sejak awal tahun, hingga saat ini harga pakan sudah mencapai Rp12.000/kilogram untuk kualitas premium yang normalnya di bawah Rp10.000/kilogram. "Akibatnya penjualan menurun sejak awal tahun, biasanya per hari dapat menjual 2 sampai 4 ton, saat ini paling hitungan 200 kilogram. Meski kenaikan harga kecil, namun cukup memberatkan petani yang terpaksa mengurangi pembelian," kata Ikhsan.
Peternak Buat Pakan Sendiri
Menanggapi tingginya harga telur dan pakan ayam di pasaran, pengelola salah satu peternakan bernama Azmi (32) mengungkapkan jika saat ini dirinya bersama sejumlah peternak lain lebih memilih untuk membuat pakan sendiri daripada membeli hasil produksi pabrik.
Ia pun membeberkan jika dirinya bisa membuat pakan dengan kualitas yang hampir sama, sebagai upaya mengurangi pengeluaran harian karena jumlah pakan yang dibutuhkan mencapai hingga satu ton.
"Kami biasa membeli pakan untuk satu hari lebih dari 1 ton, namun sejak harga merangkak naik, kami menyiasati dengan membuat pakan sendiri dari sejumlah bahan termasuk sayuran. Upaya tersebut sebagai upaya menekan harga telur yang terus merangkak naik karena pakan mahal," kata Azmi. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut pantauan data Badan Pangan Nasional, harga telur ayam berada di level Rp28.360 per kilogram.
Baca SelengkapnyaIpah menyebut, kenaikan harga telur ayam telah berlangsung selama satu pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaKomoditas daging ayam broiler mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaGanjar mendapat keluhan mahalnya harga jagung yang biasa digunakan untuk pakan ayam
Baca SelengkapnyaHarga telur saat ini sudah mendekati harga acuan yang ditentukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaCEO BroilerX, Prastyo Ruandhito menuturkan pihaknya berupaya menghadirkan skema bisnis dari hulu-hilir.
Baca SelengkapnyaDi Pasar Anyar Kota Bogor misalnya, kenaikan berkisar Rp46 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram.
Baca SelengkapnyaProblematika kian pelik dan hanya bisa diatasi dengan cara memberantas mafia penjual telur.
Baca SelengkapnyaHarga sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan jelang akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaHarga beras mengalami kenaikan sejak tanggal 1 September. Bahkan untuk harga beras kualitas premium saat ini sudah menyentuh Rp15.000/Kg.
Baca Selengkapnya