Studi: Vaksin Johnson & Johnson Tingkatkan Antibodi 9 Kali Lipat
Merdeka.com - Vaksin Johnson & Johnson ini nampaknya bisa memberikan perlindungan yang memadai terhadap virus corona varian Delta yang mengkhawatirkan. Perusahaan Johnson & Johnson menyatakan suntikan booster atau pemberian dosis ke-2 vaksin Johnson & Johnson dapat meningkatkan kadar antibodi secara tajam.
Dikutip dari Al Jazeera, berdasarkan data sementara dari dua uji coba tahap awal, diperoleh bukti bahwa dosis ke-2 vaksin Johnson & Johnson menghasilkan tingkat antibodi yang mengikat sembilan kali lebih tinggi dari tingkat 28 hari setelah seseorang menerima dosis pertama.
Vaksin Johnson & Johnson yang rencananya tiba di Indonesia pada September 2021 merupakan vaksin Covid-19 yang berasal dari Amerika Serikat. Seperti diketahui vaksin ini hanya diberikan dalam satu dosis.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan vaksin Mpox mulai digunakan di Indonesia? Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
Tidak seperti antibodi penawar, yang menghancurkan virus, antibodi pengikat menempel pada virus tetapi tidak menghancurkannya atau mencegah infeksi. Sebaliknya, perusahaan memperingatkan sistem kekebalan akan kehadirannya sehingga sel darah putih dapat dikirim untuk menghancurkan virus.
Penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), khususnya, telah menunggu kabar tentang bagaimana individu dengan gangguan kekebalan yang menerima suntikan vaksin Johnson & Johnson.
Menurut perusahaan Johnson & Johnson, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan signifikan dalam respons antibodi pengikatan pada peserta berusia 18-55 dan pada individu berusia 65 ke atas yang menerima dosis booster yang lebih rendah.
Ringkasan studi tersebut, sedang dikirimkan ke server pracetak MedRxiv sebelum tahap peer review.
Juru Bicara Perusahaan Johnson & Johnson mengatakan, hasil tersebut akan tersedia dalam beberapa minggu ke depan.
Pada Juli 2021, J&J menerbitkan data di New England Journal of Medicine yang menunjukkan antibodi penetral yang dihasilkan vaksinnya tetap stabil delapan bulan setelah imunisasi dengan dosis tunggal.
“Dengan data baru ini, kami juga melihat bahwa dosis booster vaksin Johnson & Johnson semakin meningkatkan respons antibodi di antara peserta penelitian yang sebelumnya telah menerima vaksin kami,” kata Kepala Penelitian dan Pengembangan di Divisi Farmasi Janssen J&J, Mathai Mammen, dalam sebuah pernyataan.
“Kami berharap dapat berdiskusi dengan pejabat kesehatan masyarakat tentang strategi potensial untuk vaksin Johnson & Johnson kami, meningkat delapan bulan atau lebih setelah vaksinasi dosis tunggal utama," lanjutnya.
Reporter: Azizta Laksa Mahardikengrat (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaVaksin Nusagard akan digunakan pada Program Imunisasi Nasional pada 2023 mendatang. Program ini menyasar 2,9 juta anak usia kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnya