Tindak Lanjut Keracunan Massal di Sukabumi, Tim Satpol PP Uji Sampel Air Permukiman
Merdeka.com - Sejumlah upaya terus dilakukan demi mengungkap penyebab keracunan massal di Kampung Babakansirna, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang berstatus kejadian luar biasa atau KLB beberapa waktu lalu.
Untuk itu pada Selasa (26/10) kemarin, petugas Dinas Polisi Pamong Praja Kabupaten Sukabumi telah mengambil sejumlah sampel air dari beberapa titik di kawasan permukiman warga guna melakukan pengujian di laboratorium.
"Kami bersama petugas dari berbagai instansi seperti Polsek dan Puskesmas Sagaranten mengambil sampel air di sekitar permukiman yang kerap digunakan warga untuk memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga baik mencuci, mandi, kakus maupun minum atau memasak," ujar Kepala Seksi Kerjasama dan Humas Dinas Polisi Pamong Praja Kabupaten Sukabumi Okih Fajri di Sukabumi, Selasa (26/10).
-
Bagaimana uji makanan mengidentifikasi komposisi zat makanan? Uji makanan merujuk pada serangkaian metode dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi komposisi zat makanan, serta untuk memastikan keamanan dan kualitas pangan.
-
Mengapa uji makanan penting untuk keamanan pangan? Pengujian dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bahan kimia berbahaya, mikroorganisme patogen, atau zat-zat lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika terdapat dalam makanan.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Apa yang diuji di laboratorium lingkungan? Hasil sampel akan diuji meliputi kualitas air permukaan, air limbah dan air sanitasi, yang kemudian dikembangkan ke pengujian lainnya yakni emisi, sumber bergera, emisi sumber bergerak/tidak bergerak, udara di lingkungan kerja, sampai bahan beracun berbahaya.
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
Mencari Titik Terang
Dalam wawancaranya Okih mengatakan bahwa pada peristiwa keracunan yang terjadi pada Senin (25/10) lalu itu warga usai menyantap nasi kotak berisi nasi, olahan daging dan mie telur pada Minggu (24/10) malam. Warga kerap berasumsi jika keracunan berasal dari makanan yang dihidangkan di acara keagamaan tersebut.
Sehingga dalam hal ini, pihaknya langsung bertindak melakukan pengujian teknis agar warga tidak cepat mengambil kesimpulan terkait penyebab yang masih didalami.
Bahkan lanjut Okih, tim gabungan juga mengambil sampel air dari sumber lainnya di Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten untuk sampling pendukung.
Diharapkan Segera Terungkap
Diharapkan dengan dilakukannya uji lab terhadap sampel air di permukiman warga oleh petugas terkait bisa membantu masyarakat dalam mengungkap kasus melalui pengumpulan berbagai bukti dan keterangan termasuk melakukan penelitian.
"Kami masih menunggu hasil uji laboratorium baik sampel makanan (nasi kotak) dan sampel air dari permukiman yang kerap digunakan warga untuk kebutuhan rumah tangga. Diharapkan dalam waktu dekat sudah ada hasilnya agar diketahui penyebab utama terjadinya keracunan massal ini," tambahnya.
Kejadian Luar Biasa
©2015 Merdeka.com
Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa keracunan massal di Kampung Babakansirna sempat menghebohkan masyarakat lantaran berstatus kejadian luar biasa atau KLB.
Hal tersebut diakibatkan dari banyaknya korban hingga 42 orang, usai menyantap nasi kotak yang diberikan panitia acara keagamaan di desa tersebut. Berdasarkan informasi, mayoritas warga mengalami gejala seperti seperti mual, pusing, lemas hingga muntah-muntah dan terus menerus buang air besar (BAB).
Update terakhir dari Kepala Puskemas Sagaranten Sudarna, saat ini kondisi kesehatan para korban sudah berangsur pulih dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah.
Namun demikian, sejumlah warga masih terlihat menjalani rawat inap di rumah sakit maupun puskesmas setempat. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaBPOM Mamuju menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) pada sampel makanan yang diserahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar).
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaRatusan karyawan pabrik mengeluh mual, muntah-muntah, kepala pusing, dan badan lemas.
Baca SelengkapnyaTemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju ditemukan bakteri E-Coli dari sampel PMT tersebut.
Baca SelengkapnyaHasil pengecekan laboratorium itu, seluruh sampel makanan-minuman dalam kondisi layak konsumsi.
Baca SelengkapnyaBeberapa sampel diambil guna diteliti di Laboratorium Forensik.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca Selengkapnya