Tipu Guru Honorer Rp130 Juta Sejak 2016, Nasib Pasutri di Garut Berujung Nahas
Merdeka.com - Seorang guru honorer di Kabupaten Garut, Jawa Barat dikabarkan menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh pasangan suami istri.
Modus penipuan diketahui dengan cara menjanjikan sang guru akan diangkat menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS). Namun janji tersebut tak kunjung terjadi, sampai korban sadar dirinya telah dikelabui.
Bahkan seperti diberitakan di Antara Jumat (23/04) korban ditipu hingga mengalami kerugian ratusan juta, dari dua orang yang dikabarkan tinggal di Kecamatan Cisurupan, Garut itu. Berikut kisah selengkapnya kasus penipuan guru honorer yang berhasil Merdeka rangkum.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
Ditipu Sejak Tahun 2016
©2013 Merdeka.com/shutterstock.com/club4Traveler
Menurut Kanit Reskrim Polsek Cisurupan Ipda Amirudin Latif mengungkapkan, tindakan tersebut telah dilakukan tersangka CSM (59) dan SW (43) sejak tahun 2016 lalu.
Pelaku CSM sendiri merupakan seorang wiraswasta, sedangkan SW merupakan guru honorer di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Garut.
"Korban mengaku dijanjikan akan diangkat menjadi PNS sejak tahun 2016, namun hingga saat ini tidak kunjung jadi, mungkin ke sini-ke sininya sadar kalau dirinya telah menjadi korban penipuan," terang Amirudin kepada wartawan.
Pelaku Berakhir Nahas
Amirudin mengatakan, terungkapnya kasus penipuan tersebut berkat laporan dari korban yang mengaku telah ditipu hingga Rp130 juta, hingga akhirnya pihak kepolisian berhasil menyergap pelaku di wilayah Cisurupan.
Diketahui korban dari CSM dan SW telah berjumlah 15 orang yang tersebar di beberapa wilayah, termasuk salah satu korbannya merupakan warga Cisurupan sendiri.
"Sisanya tersebar di beberapa kecamatan," katanya.
Atas kejadian itu, pihak kepolisian langsung melakukan pendalaman karena diduga masih terdapat korban, maupun tersangka lainnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku menikam berkali-kali karena kesal korban tak menepati janji soal upah oral seks.
Baca SelengkapnyaPelaku mulai melakukan aksi liciknya dengan mengaku bisa menggandakan uang.
Baca SelengkapnyaGuru yang diduga melakukan pencabulan diketahui merupakan seorang laki-laki berusia 36 tahun.
Baca SelengkapnyaDia mengimingi sejumlah uang untuk murid yang menjadi incarannya.
Baca SelengkapnyaDi antara mereka ada yang mengajukan pinjaman kecil hingga hanya dipinjam namanya oleh seseorang.
Baca SelengkapnyaWarga Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) pihak desa saat menerima uang ganti rugi pembangunan Tol Getaci.
Baca SelengkapnyaPosko dibuka untuk menerima pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Baca SelengkapnyaKorban dibawa dari Jakarta lalu ditempatkan di salah satu lokasi di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan bahwa pengungkapan perkara itu berawal dari penemuan seorang lelaki dalam kondisi terikat lakban pada Sabtu.
Baca SelengkapnyaSeorang guru pria, SF (45), mengalami banyak luka di tubuhnya. Dia dikeroyok oleh dua remaja tak lain murdinya sendiri.
Baca SelengkapnyaSejak September 2018 hingga Januari 2019, ketiga berhasil melakukan pinjaman fiktif menggunakan data 14 sekolah.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami kasus yang menjerat anak petani terkait penipuan untuk masuk anggota Polri tersebut.
Baca Selengkapnya