Tuai Polemik, Ini 4 Fakta Bansos Ayam Hidup yang Diterima Warga di Cianjur

Merdeka.com - Salah satu upaya pemerintah untuk menangani dampak wabah Covid-19 adalah dengan memberikan bantuan sosial. Bantuan ini diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di berbagai wilayah di Indonesia.
Namun, ada hal berbeda dari bansos yang disalurkan melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Warga di wilayah tersebut menerima bantuan sosial berupa ayam hidup.
Hal tersebut lantas menggemparkan masyarakat sekitar. Mengingat biasanya, bansos untuk komoditas protein hewani berupa daging ayam potong, telur maupun daging sapi segar.
Berikut 4 fakta tentang penerimaan bansos komoditas protein hewani berupa ayam hidup yang menuai polemik di kalangan warga Kabupaten Cianjur.
Terdapat 6.000 Warga yang Menerima Bansos Ayam Hidup
Bansos ayam hidup di Kabupaten Cianjur dikabarkan sudah diterima oleh 6.000 KPM. Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur Surya mengatakan, pihaknya baru mendapat laporan terkait hal tersebut. Menurutnya, selama tidak ada warga yang keberatan, hal tersebut tidak masalah.
Kendati demikian, pihaknya akan tetap menindaklanjuti 6.000 lebih KPM menerima bansos untuk kategori protein hewani yang diganti ayam hidup.
"Kami baru mendapat laporan, namun selama tidak ada yang keberatan, mungkin bukan masalah. Tapi kami akan tindaklanjuti, terkait 6.000 lebih KPM menerima ayam hidup dari Ewaroeng di Kecamatan Pagelaran," tutur Surya, Senin (25/01), seperti dikutip dari Antara.
Ayam yang Diterima Ada yang Mati
Nahas, nasib sial menimpa salah satu penerima bansos ayam hidup. Ialah Gofur, KPM yang mengaku keberatan bansos ayam hidup untuk bantuan komoditas protein hewani. Keluarganya merasa kerepotan. Bahkan, ada sebagian warga yang menerima ayam dengan kondisi mati.
"Kami juga tidak tahu apa alasannya, namun untuk daging dari e-Waroeng yang kami terima dalam bentuk ayam hidup. Pastinya keberatan karena biasanya tinggal mengolah sekarang harus mengurusi ayam hidup. Bahkan ada yang baru menerima ayamnya sudah mati," terangnya dilansir dari Liputan6.com.
Warga Telah Bermusyawarah Sebelumnya
Salah satu desa yang menerima bansos ayam hidup tersebut adalah Kecamatan Pagelaran. Kepala Desa Pagelaran, Rachmat Rusyandi mengatakan jika sebagian warga yang menolak pemberian bansos berupa ayam hidup.
Dia mengaku belum mendapat konfirmasi dari pihak terkait, seperti E-waroeng dan pendamping TKSK, mengenai penggantian daging ayam atau sapi potong menjadi ayam hidup.
Namun, sebagian warga di Pagelaran justru merasakan manfaat dari ayam hidup tersebut. Camat Pagelaran, Denny Widya mengatakan jika penerima bansos ayam hidup di wilayahnya sejauh ini juga belum dikeluhkan warga.
Ada juga, warga di wilayahnya yang senang dengan bansos ayam hidup lantaran bisa dibudidaya maupun disembelih dalam keadaan segar.
“Sejauh ini belum ada protes dari warga, karena tidak semua desa menerima bantuan berupa ayam hidup melainkan sebagian warga di sebelas desa yang telah bermusyawarah dan meminta ayam hidup sebelumnya” kata Denny, seperti dilansir dari kanal Youtube Cerita di Balik Layar.
Pedoman dari Kemensos
Shutterstock/panda3800
Sementara itu, terkait pedoman penyaluran bansos untuk KMP, Surya memaparkan jika penerima bantuan sebesar Rp200.000, melalui kartu khusus, bisa ditukar dengan sembako di warung berbasis jaringan layanan bernama e-Waroeng.
Uang tersebut nantinya bisa ditukarkan menjadi empat komoditas, beras sebagai sumber karbohidrat, telur, daging sapi, dan daging ayam, ikan sebagai sumber protein hewani.
“Kemudian kacang-kacangan atau tahu tempe sebagai protein nabati serta buah-buahan sebagai sumber vitamin, di mana masing-masing komoditas sudah tersedia di e-Waroeng," tandas Surya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya