Vaksin Disebut Bisa Kurangi Angka Kematian Covid-19, Begini Kata Epidemiolog Bandung
Merdeka.com - Kehadiran vaksin Covid-19 di Indonesia merupakan harapan baru, di tengah kondisi wabah yang belum menunjukkan adanya penurunan kasus di banyak wilayah. Hal tersebut turut diaminkan oleh pakar Epidemiolog dari Universitas Padjadjaran, dr Panji Fortuna Hadisoemarto.
Dalam Rakor Sub Divisi Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 se- Jawa Barat, secara virtual Selasa (12/1/2021) lalu dirinya menyebut bahwa hadirnya vaksin disebutkan bisa mengurangi risiko berbahaya dari virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.
Kemudian ia juga mengatakan bahwa terdapat kekeliruan yang berkembang di masyarakat, terkait kekebalan kelompok atau herd imunity yang beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan di berbagai media massa.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana cara meningkatkan kekebalan tubuh? Vitamin D secara umum juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi kuman, mengurangi risiko terkena sindrom iritasi usus, bahkan mencegah kambuhnya asma.
Lantas bagaimana penjelasan epidemiolog dari Bandung tersebut? Berikut informasinya yang sudah dirangkum merdeka.com.
Vaksin Dapat Mengurangi Angka Kesakitan
Epidemiolog Bandung, dr Panji Fortuna Hadisoemarto
©2021 Jabarprov.go.id/editorial Merdeka.com
Seperti melansir dari jabarprov.go.id, Panji mengatakan bahwa vaksin Covid-19 bisa mengurangi risiko berbahaya seperti angka kesakitan atau kematian akibat virus Corona dalam waktu yang relatif cepat.
Berkurangnya angka kesakitan akan berdampak kepada longgarnya sisi keterisian kasur dan ruangan isolasi di berbagai instansi pelayanan kesehatan khusus Covid-19 seperti rumah sakit rujukan maupun rumah sakit darurat.
“Saat ini tingkat keterisian tempat tidur di kabupaten/kota sudah di atas 80% atau dalam level kritis. Jika angka kesakitan berkurang, pasien yang dirawat pun berkurang sehingga BOR (bed occupancy rate) tidak akan pernah penuh,” ucapnya.
Bisa Mencapai Kekebalan Kelompok
Vaksin tersebut diketahui juga turut menciptakan kekebalan kelompok atau herd imunity. Namun ia mengungkapkan jika efeknya bisa terjadi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun setelah disuntik kepada manusia.
Panji mengatakan, ada pandangan keliru di masyarakat bahwa vaksin dapat membentuk kekebalan kelompok dalam waktu cepat serta vaksin disamakan dengan obat yang dapat menyembuhkan pasien yang terinfeksi Covid-19.
“Kekebalan kelompok paling tidak butuh waktu setahun dari sekarang karena harus mencakup 70 persen penduduk. Kemudian ada tiga faktor yang mendukung keadaan tersebut. Pertama, seberapa tinggi penularan setelah vaksinasi. Vaksin dapat mencegah sakit tapi tidak mencegah penularan. Kedua, seberapa lama perlindungan yang diberikan vaksin kalau penularan (masif) terjadi, herd immunity tidak akan terjadi, dan ke tiga sebanyak apa cakupan masyarakat yang akan divaksin,” terang Panji dalam rakor dengan tema Vaksin untuk Kita, Jabar Siap Vaksinasi.
Ia berpendapat jika Vaksin Sinovac yang disuntikkan di Jabar mulai Kamis (14/1/2021) hari ini. Di mana harus diinjeksi ke satu orang dengan dua dosis atau dua kali penyuntikan, dengan jarak waktu antara penyuntikan pertama dan kedua adalah dua pekan.
Vaksin Sinovac baru akan memberi proteksi setelah dua minggu pasca penyuntikan kedua. Syarat tersebut setidaknya baru 1 persen untuk memenuhi standar herd imunity. Secara nasional orang yang harus divaksin 181,5 juta jiwa. Tahap pertama untuk pekerja di kantor kesehatan berjumlah 1,3 juta jiwa.
“Ini baru satu persen saja, sedangkan herd immunity cakupannya harus 70 persen. Jadi masih buruh waktu kurang kebih satu tahun lagi. Tapi untuk mengurangi angka kesakitan, itu pasti,” terangnya.
Memiliki Tingkat Keamanan Tinggi
Menurut Panji dalam rakor tersebut, sejatinya orang yang positif Covid-19 sebetulnya tidak perlu disuntik vaksin. Namun tidak menutup kemungkinan orang divaksin justru terindikasi positif Covid-19 tanpa diketahui.
“Tapi hingga kini belum ada laporan orang yang demikian mengalami efek samping yang buruk. Setelah disuntik vaksin, orang tidak perlu melakukan isolasi mandiri selama dua pekan. Tapi kan pasti ada yang nanya, kan sudah divaksin kenapa masih pakai masker? Jawab saja, lebih baik dobel perlindungan daripada singel,” tuturnya.
Setelah mengantongi izin penggunaan darurat dari BPOM, termasuk sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia, Panji juga menandaskan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac memiliki tingkat keamanan yang tinggi untuk disuntikan kepada masyarakat. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca Selengkapnya