Viral Azan Serukan Jihad di Petamburan, Ini Kata Wakil Menteri Agama
Merdeka.com - Baru-baru ini warganet dikejutkan dengan beredarnya sebuah video seruan azan di internet yang dikumandangkan oleh seseorang dengan lafal ‘hayya 'alal jihad’ dan kemudian diikuti oleh beberapa jemaat lainnya di saf belakang.
Selain itu, di beberapa video juga diperlihatkan para jemaat yang turut membawa senjata tajam seperti pedang dan celurit sembari melafalkan azan yang tidak biasa tersebut.
Terkait hal itu, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi turut menanggapi video viral seruan jihad lewat azan tersebut. Menurutnya jika panggilan tersebut diserukan untuk berperang tentu hal itu tidak relevan. Mengingat situasi Indonesia saat ini masih dalam keadaan damai.
-
Siapa yang berpendapat bahwa toleransi itu bukan soal semua agama sama? Toleransi itu dasarnya bukan semua agama sama. Tapi, pemeluk setiap agama menghormati pemeluk agama lain yang meyakini kebenaran agamanya masing-masing.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Kenapa Islam disebut agama yang damai? Assalmu artinya damai, perdamaian. Maksudnya, Islam adalah agama yang damai dan setiap muslim hendaknya menjaga perdamaian.
-
Mengapa kampanye uang di Indonesia harus dilarang? Karena itu melarang adanya kampanye uang dan menghindarinya menjadi satu cara untuk memajukan sistem politik Indonesia.
-
Kenapa Indonesia dianggap aman? Seperti negara-negara lain yang terdapat dalam daftar ini, Indonesia termasuk di dalamnya karena sikap netralnya terhadap berbagai isu politik global.
"Jika seruan itu dimaksudkan memberi pesan berperang, jelas tidak relevan. Jihad dalam negara damai seperti Indonesia ini tidak bisa diartikan sebagai perang," kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/11) seperti mengutip dari Antara.
Saat ini ia belum bisa menyimpulkan terkait kebenaran ajakan jihad lewat pengubahan lafal untuk panggilan salat tersebut.
Mengimbau Para Ulama
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid
©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani
Dalam kesempatan itu, Zainut mengajak para ulama dan ormas untuk turut mencerahkan masyarakat agar tidak salah dalam memahami istilah tekstual tanpa rujukan dari ayat Al-Qur'an atau Al Hadits.
“Di sinilah pentingnya pimpinan ormas Islam, ulama dan kyai memberikan pencerahan agar masyarakat memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif,” terangnya.
Lakukan Pendekatan Dialogis
©2020 Kanal Youtube Joe Hendi/Editorial Merdeka.com
Oleh sebab itu, Zainut meminta kepada semua agar bisa menahan diri dan melakukan pendekatan persuasif serta dialogis guna menghindarkan diri dari tindakan kekerasan dan melawan hukum.
“Peran tokoh agama menjadi sentral untuk mencegah lahirnya pemahaman agama yang sempit dan radikal, apapun tujuannya video yang terlanjur menyebar di dunia maya tersebut dapat melahirkan kesalahan persepsi di masyarakat bahkan dikhawatirkan menjadi ekstrem,” pungkasnya.
Kata FPI
©2020 Kanal Youtube Joe Hendi/Editorial Merdeka.com
Sementara itu mengutip dari Merdeka, Kuasa Hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar mengungkapkan jika hal tersebut bagian dari ajaran Islam. Ia menyebut agar masyarakat tidak paranoid terhadal hal tersebut.
Hal tersebut juga dikatakan wajar mengingat adanya ketidakadilan dan kezalamin serta penegakan hukum yang dinilai tebang pilih.
"Ya menurut saya sih enggak masalah ya, jihad itu kan salah satu ajaran dalam agama Islam. Jadi enggak perlu kita paranoid lah gitu kan, sama saja kan Jihad, salat, puasa sama, itu kan bagian dari agama Islam. Jihad melawan hawa nafsu juga jihad kan. Jadi jangan kita terlalu paranoid," kata Aziz saat dihubungi, Senin (30/11).
Ia juga menekankan jika azan viral untuk jihad tersebut tidak ada kaitannya dengan kasus hukum yang tengah dialami oleh HRS.
"Terkait dengan yang menghubung-hubungkan dengan HRS ya. Saya rasa itu bukan terhadap HRS, tapi terhadap ketidakadilan, kezaliman yang luar biasa, terkait dengan penegakkan hukum yang tebang pilih, penegakan hukum yang diduga berdasarkan kebencian dan ketidaksukaan hanya karena beroposisi dengan atau tidak sejalan dengan pendapat pemerintah, nah itu menurut saya dapat memicu kemarahan publik," jelasnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai kemunculan Ganjar dalam tayangan azan bukan merupakan bagian politik identitas
Baca SelengkapnyaPAN meluruskan video Ketum PAN Zulkifli Hasan terkait candaan salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo.
Baca SelengkapnyaCek fakta merdeka.com menelusuri terkait klaim Jokowi terbitkan Perpres dan Perppu bubarkan Al-Zaytun.
Baca SelengkapnyaDzulfikar Ahmad mengingatkan soal pendewasaan dalam proses beragama dan berpolitik.
Baca SelengkapnyaWapres Maruf Amin menyinggung candaan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo bentuk kekanak-kanakan.
Baca SelengkapnyaBawaslu Jateng menyatakan tidak ada unsur pelanggaran kampanye pada peristiwa itu, karena Rakernas DPP APPSI bukan merupakan kegiatan kampanye pemilu.
Baca SelengkapnyaPAN mengajak semua pihak untuk mengedepankan Tabayun dan Husnuzon.
Baca SelengkapnyaPAN menilai tak ada maksud Zulhas melecehkan agama. Sekjen PAN menduga ada yang sengaja memviralkan.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaZulhas tidak ada maksud melecehkan dan menistakan agama
Baca SelengkapnyaMUI melarang umat Islam mengucapkan salam lintas agama
Baca Selengkapnya