Wabah PMK di Cirebon Kian Mengganas, 899 Hewan Ternak Dinyatakan Tertular
Merdeka.com - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kian mengganas. Menurut catatan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon yang disampaikan Selasa (14/6), penyakit tersebut saat ini telah menjangkiti sebanyak 899 ekor hewan ternak.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Asep Pamungkas mengemukakan saat ini PMK telah menyerang di lebih dari 15 kecamatan berdasarkan laporan yang masuk.
"Yang terjangkit PMK terus bertambah dan kini sudah di angka 899 ekor ternak," katanya di Cirebon, melansir ANTARA.
-
Apa penyebab wabah penyakit beri-beri? Wabah penyakit sudah bermunculan sejak pendudukan Belanda di Bumi Nusantara. Masalah ini membuat para pakar ahli di bidang kesehatan memutar otak untuk menemukan ramuan yang tepat untuk mengatasi wabah tersebut.
-
Apa penyebab wabah malaria di Cirebon? Tidak ada yang mengetahui pasti dari mana penyakit ini berasal. Namun berdasarkan laporan yang diterima pemerintah, malaria diduga berasal dari lingkungan yang kumuh dan penuh sampah.
-
Dimana wabah malaria terjadi di Cirebon? Tak hanya daerah kota, malaria juga menjangkit masyarakat di pinggiran Cirebon yang merupakan kawasan pantai utara. Penyakit ganas ini juga menyeber hingga ke wilayah ke dataran tinggi.
-
Kenapa wabah malaria terjadi di Cirebon? Modernisasi kota jadi pemicu utama Usut punya usut meluasnya wabah malaria di wilayah Cirebon itu diakibatkan proses modernisasi kota yang serampangan.
-
Mengapa Kemenkes RI fokus pada patogen satwa? Bonanza menekankan bahwa patogen-patogen ini sering kali terkait dengan spesies satwa seperti kelelawar, primata, rodent, dan burung yang menjadi inang dan vektor penyebaran penyakit.
-
Kapan wabah malaria melanda Cirebon? Pada 1903 menjadi tahun yang kelam di Cirebon, Jawa Barat. Wabah penyakit malaria melanda hingga memakan banyak korban.
Bermula dari Masuknya Ternak Asal Jateng
Dikatakan Asep, awal terdeteksinya PMK di Cirebon bermula dari ternak terjangkit yang didatangkan oleh pedagang asal Jawa Tengah pada 18 Mei 2022.
Setelah itu, kata dia, ternak khususnya sapi terus tertular, di mana hingga kini tercatat sudah ada 899 ekor ternak terdiri atas 819 sapi, dan 80 ekor kerbau.
"Dari jumlah tersebut yang sudah sembuh berjumlah 45 ekor, sedangkan 22 ekor dipaksa dipotong, ada juga yang mati, dan sisanya masih dilakukan penanganan," katanya.
Butuhkan Obat dan Anggaran Belum Tersedia
Menurut dia, penyakit tersebut tidak bisa dideteksi secara dini untuk mengatasi wabah PMK, karena tidak memiliki tempat pengecekan hewan.
Selain itu, pihaknya hanya bisa memberikan obat kepada para peternak ala kadarnya, karena memang anggaran penanganan PMK belum ada.
"Meskipun sekarang petugas juga sudah turun 24 jam, tapi untuk obat-obatan sangat kurang," kata Asep.
Hindarkan Kerugian
Untuk mengatasi hal ini, masyarakat diminta waspada termasuk lebih teliti saat membeli hewan menjelang hari raya Iduladha.
"Kami mengimbau masyarakat lebih teliti dalam membeli hewan kurban," lanjutnya.
Pembeli diminta memperhatikan betul kesehatan hewan hingga sampai kandang sehingga meminimalisir potensi penyebaran di kandang yang berujung pada kerugian.
Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui, apakah di peternakan yang hewan kurbannya dibeli aman atau tidak. Karena ketika ada satu terjangkit, maka dipastikan lainnya juga tertular. "Teliti sampai kandangnya, karena ketika ada satu hewan yang terjangkit, maka akan dipastikan semua terkena. Untuk itu lebih baik beli hewan kurban dua hari sebelum Idul Adha," katanya.
Penyebaran Sangat Cepat
©2018 Merdeka.com
Penularan PMK di Kabupaten Cirebon sejauh ini terpantau sangat cepat. Dinas terkait mengaku tidak bisa memastikan hewan kurban yang dijual oleh para pedagang aman dari PMK atau tidak.
Dari jumlah 899 ekor yang tertular merupakan bukti jika wabah tersebut begitu cepat menulari hewan-hewan ternak, padahal wabah PMK baru ditemukan pada pertengahan Mei 2022.
"Penyebarannya sangat cepat, sehingga perlu ketelitian dari masyarakat ketika membeli hewan kurban," kata Asep. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca Selengkapnyasituasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaUpaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.
Baca SelengkapnyaPetugas juga melaksanakan pemeriksaan dokumen lalu lintas, serta pengawasan terkait kelayakan TPnHK.
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaKepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.
Baca Selengkapnya