15 Tahun lalu ditodong pistol, Krishna akhirnya tekuk Daeng Azis
Merdeka.com - Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mempunyai pengalaman sendiri di Kalijodo, Jakarta Utara. Ketika masih menjabat Kapolsek Penjaringan pada periode 2001-2004, Kombes Krishna berhadapan langsung dengan preman bersenjata saat hendak 'membersihkan' kawasan Kalijodo dari praktik perjudian.
Adalah Daeng Azis, tokoh masyarakat Kalijodo yang saat ini gencar menyuarakan penolakan penggusuran. Krishna mengakui pernah ditodong pistol oleh Daeng Azis saat dirinya melakukan pembersihan Kalijodo.
"Dia pernah saya tangkap, tahan, habis nodong (pistol) saya. Jangan sampai ada informasi dia menodong kapolsek (Krishna) tidak ada tindakan tegas. Ada, besoknya ditangkap untuk kasus perjudian dan diproses juga untuk kepemilikan senjata api," ujar Krishna saat ditemui wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/2).
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang ditangkap terkait KDRT? Saat ini, Armor telah ditangkap oleh pihak kepolisian dan ditetapkan sebagai tersangka.
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang dituduh sebagai pelakor? Dituding Jadi Pelakor Momen tersebut bermula ketika Dinar Candy dituduh sebagai pelakor oleh Ayu Soraya, istri sah Ko Apex.
Saat itu Krishna kerapkali menyambangi Kalijodo untuk melihat situasi dan kondisi di sana. Dari pemetaannya, kerap terjadi konflik berkepanjangan di tiga lokasi perjudian besar.
Krishna mengklaim setelah peristiwa penangkapan Daeng Azis dan anak buahnya, polisi sukses 'meratakan' praktik prostitusi dan perjudian di Kalijodo. Mantan Kapolsek Penjaringan ini mengaku memimpin 800 pasukan untuk menangkap 2.900 preman.
"Ada tiga kelompok preman saat itu. Bugis Makassar, Mandar dan Serang. Habis semua ditangkap dibawa ke polda. Azisnya ditahan," katanya.
Kini Kalijodo akan ditertibkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol PP langsung melakukan operasi Penyakit Masyarakat (Pekat), beberapa hari lalu. Dari operasi tersebut terbukti ditemukan puluhan miras, senjata tajam juga alat kontrasepsi.
Dalam penemuan barang-barang tersebut di tempat kafe milik Daeng Azis. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal mengatakan saat ini pihaknya tidak tahu keberadaan Daeng Azis. "Belum (keberadaan Daeng Azis). Kan kita buka pos di situ kita telusuri, kekuatan kita besar di sana. Dari yang berseragam maupun yang tidak berseragam kita melakukan razia terus," tegas Kombes M Iqbal, di Polda Metro Jaya, Senin (22/2).
Namun kini penyidik Polda Metro Jaya mengagendakan pemeriksaan terhadap pengusaha hiburan di Kalijodo Jakarta Utara, Abdul Azis atau lebih dikenal Daeng Azis terkait dugaan tindak pidana perdagangan wanita dan praktik prostitusi.
"Azis akan dipanggil sebagai tersangka dugaan kasus prostitusi," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti di Jakarta, Senin (22/2).
Krishna menuturkan penyidik telah melayangkan surat pemanggilan dengan jadwal pemeriksaan pada Rabu (24/2). Terkait dugaan itu, Krishna mengungkapkan polisi telah memeriksa tujuh orang saksi yang diamankan saat Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) di kawasan Kalijodo pada Sabtu (20/2) dini hari.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyidik Satreskrim Polres Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) menaikkan status kasus kawin tangkap dari penyelidikan ke penyidikan.
Baca SelengkapnyaDia sekurangnya delapan kali mengawal pengiriman sabu-sabu dan ekstasi via Pelabuhan Bakauheni
Baca SelengkapnyaPolisi merampungkan penangkapan semua pelaku yang berjumlah empat orang.
Baca SelengkapnyaDiketahui untuk tempat lokalisasi Pucuk tersebut sudah ditutup oleh pemerintah daerah Kota Jambi pada tahun 2014 lalu. Namun sampai saat ini masih ada aktivitas
Baca SelengkapnyaAKP Andri Gustami bantu meloloskan narkotika Fredy Pratama selama tiga bulan.
Baca SelengkapnyaOperasi tersebut berlangsung selama 15 hari sejak tanggal 9 sampai 23 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu telah dilaporkan ke Polres Purworejo pada Juni 2024 dan masih belum ada perkembangan.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ditembak di bagian kaki karena melawan.
Baca SelengkapnyaPetugas membongkar puluhan kafe dan bilik kamar yang biasa digunakan untuk bercinta.
Baca SelengkapnyaAnak di bawah umur pernah dijadikan budak prostitusi di kawasan Gang Royal.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui status tersangka dalam bisnis tersebut
Baca SelengkapnyaPelaku Asrul Arifin alias Tejo (35) divonis bebas Pengadilan Negeri Makassar
Baca Selengkapnya