2017, Tahun kemenangan Anies Baswedan
Merdeka.com - Tahun 2017 bisa jadi tahun peruntungan buat Anies Baswedan. Mimpinya terjun ke politik praktis akhirnya terwujud. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menang di Pilkada DKI Jakarta periode 2017-2022.
Anies berpasangan dengan pengusaha muda Sandiaga Uno. Didukung koalisi Partai Gerindra dan PKS, pasangan nomor urut tiga ini menang lewat dua putaran melawan pasangan Agus-Sylviana dan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Di putaran pertama 15 Februari 2017, perolehan suara Anies dan Sandi bersaing ketat dengan pasangan incumbent Basuki dan Djarot Saiful Hidayat. Dua pasangan ini maju ke putaran kedua.
-
Kapan Anies Baswedan menjadi Rektor? Pada 15 Mei 2007, Anies secara resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina.
-
Kapan Anies akan maju di Pilkada? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa nama partai yang dibentuk Anies Baswedan? Sampai saat ini Anies belum mengumumkan nama partai yang akan didirikannya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Kapan Anies Baswedan akan mendaftar ke KPU? Terkait pendaftaran ke KPU, Anies mengatakan akan langsung mendaftar begitu dokumen lengkap.
Basuki-Djarot dan Anies-Sandi kemudian berlaga kembali pada 19 April 2017. Hasilnya, Anies-Sandi unggul jauh perolehan suara 3.240.987 atau 57,96 persen, sedangkan Basuki-Djarot 2.350.366 atau 42,04 persen.
Keduanya resmi dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 16 Oktober lalu sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk lima tahun ke depan.
Baca juga:Anies Baswedan, dilantik, dicopot dan dilantik lagi Jokowi
Perjalanan Anies sebagai gubernur DKI Jakarta bisa jadi hanya kebetulan. Kemunculan nama Anies justru tak diduga.
Kala itu, 23 September 2016, masa pendaftaran cagub-cawagub DKI Jakarta sudah memasuki hari terakhir. Tinggal Gerindra dan PKS yang belum mendaftarkan pasangannya.
Gerindra sebenarnya sudah punya calon yakni Sandiaga Uno yang juga anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Namun Gerindra tak cukup kursi untuk mencalonkan seorang diri. Hal sama juga dialami PKS, bahkan mereka belum punya sosok yang pantas diusung.
Sampai akhirnya keduanya sepakat berkoalisi. Namun kala itu, PKS sendiri bingung akan menunjuk siapa dari internal mereka untuk diduetkan dengan Sandi. Awalnya, PKS ingin menduetkan Sandiaga Uno dengan Mardani Ali Sera.
Terhitung beberapa kali rapat hingga larut malam dilakukan Gerindra dan PKS di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Tujuannya hanya untuk meramu duet yang cocok dipasangkan dengan Sandi melawan incumbent.
Saat itu, sebenarnya nama Anies juga sudah ramai dibicarakan akan meramaikan Pilkada DKI Jakarta, sosoknya juga sudah disebut dalam beberapa survei soal Pilgub DKI. Namun belum jelas partai mana yang ingin mengusung mantan Mendikbud itu.
Kabar lain juga menyebut, sebenarnya Gerindra dan PKS sudah bersepakat mendukung Anies untuk dipasangkan dengan Agus yang diusung Demokrat, PAN, PPP, dan PKB. Namun saat itu, dari kubu Cikeas juga tak memberikan jawaban pasti.
Demokrat, PKB dan PPP malah lebih dulu deklarasi usung Agus Harimurti Yudhoyono dengan Sylviana Murni.
Hingga akhirnya, Jumat 23 September 2017, pukul 19.20 Wib, Gerindra dan PKS sepakat mengusung Anies-Sandiaga di Pilkada DKI. Anies menjadi calon gubernur dan Sandiaga untuk posisi cawagub.
"Setelah proses rembuk cukup panjang, kami tetapkan dan calonkan saudara Anies Baswedan sebagai calon gubernur ibu kota masa bakti 2017-2022 dan Sandiaga Uno sebagai calon wakil gubernur periode 2017-2022," kata Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (23/9).
Baca juga:Anies Baswedan, mantan Timses Jokowi yang keras kritik Prabowo
Alasan Gerindra dan PKS memilih keduanya karena putera terbaik bangsa yang dipastikan akan berbuat sesuatu untuk Jakarta lebih baik. Sekalipun, untuk Anies, yang bukan kader Gerindra maupun PKS.
"Kita cari yang terbaik untuk diserahkan ke rakyat ibu kota," jelas Prabowo.
Selang beberapa jam setelah deklarasi, Gerindra dan PKS langsung mendaftarkan pasangan Anies-Sandi ke KPU DKI Jakarta.
Bicara soal hasrat politik Anies, sebenarnya bukan dimulai pada Pilkada DKI. Pada September 2013 silam, Anies yang masih menjabat rektor Paramadina coba menjajal Konvensi Capres Partai Demokrat. Dia bersaing dengan 11 nama lainnya.
"Kalau konvensi dengan Demokrat ini lebih demokratis karena publik yang memilih. Para peserta meminta pandangan publik. Jadi, publik yang jadi pemilih bukan internal, dan saya rasa itu yang utama. Jauh beda dengan Golkar, yang semua meminta pandangan dari internal," kata Anies, Selasa (7/1) kala itu.
Baca juga: Ikut konvensi Demokrat, Anies Baswedan dicaci maki
Namun, langkah Anies menuai banyak kritik tajam. Padahal, kata Anies, saat ini keikutsertaannya dalam Konvensi Capres Demokrat karena mendapat undangan. Meski demikian, dia siap menerima risiko.
"Tak sedikit juga yang menyayangkan kenapa lewat partai itu? Yang notabene paling banyak masalahnya," ujar Anies kala itu.
Proses akhir Konvensi Capres Demokrat selesai pada Mei 2014. Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan pemenang Konvensi Capres Partai Demokrat adalah Dahlan Iskan. Sedangkan Anies berada di urutan ke lima.
Lama tak terdengar namanya, Anies kemudian diketahui masuk dalam tim Jokowi-JK saat Pilpres 2014 lalu. Anies ditunjuk sebagai juru bicara. Dia pula yang memproklamirkan 'kampanye putih' untuk menetralisir kampanye hitam yang menyerang pasangan Jokowi-JK.
Baca juga:Ini alasan Presiden Jokowi copot Menteri Anies Baswedan
Turut mengantarkan kemenangan Jokowi-JK, Anies kemudian ditunjuk menjadi deputi bidang kesejahteraan rakyat di Tim Transisi yang dibentuk untuk mempersiapkan proses peralihan pemerintah.
Bantuan Anies untuk Jokowi-JK berbuah manis. Pada 27 Oktober 2014, dia dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun baru 21 bulan menjabat, Anies kemudian dicopot Jokowi dari kursi Kabinet Kerja.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok pemuda ini dulunya aktivis dan kerap demo. Kini ia menjadi bakal calon Presiden Indonesia 2024.
Baca Selengkapnyabagaimana jejak karir ketiga sosok tersebut yang bakal maju di Pilkada serentak 2024?
Baca SelengkapnyaNasDem melihat apa yang dikerjakan Anies di Jakarta menjadi pemicu untuk bisa melakukan perubahan.
Baca SelengkapnyaAnies membeberkan alasan emosional mengapa dia memulai kampanye untuk Pemilu 2024 di Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaTantangan debat itu perlu diapresiasi karena pilpres ini bukan hanya bicara angka elektabilitas saja.
Baca SelengkapnyaMeski memiliki hobi cukup 'nyeleneh' yaitu suka berantem saat kecil, namun pria ini berhasil menjadi sosok sukses. Kini jadi calon orang nomor 1 di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni mengaku belum mengetahui dan membaca surat rekomendasi dukungan partainya kepada Anies
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan merasa terhormat lantaran karena PDIP tertarik mendukungnya di Pilgub Jakarta
Baca SelengkapnyaMardani pastikan hubungan PKS dengan Anies tetap terjalin dengan baik, walau sudah berbeda haluan politik.
Baca SelengkapnyaPDIP memasukkan nama Anies ke dalam daftar bakal calon Gubernur DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaRencana itu disampaikan Anies kepadanya saat keduanya memenangkan Pilkada Jakarta 2017
Baca SelengkapnyaDialog digelar KPK itu tentang antikorupsi serta program penguatan antikorupsi untuk penyelenggara berintegritas (paku integritas).
Baca Selengkapnya