5 Orang ini cibir gaya blusukan Jokowi
Merdeka.com - Setiap mendengar kata blusukan, pastilah nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang langsung teringat. Pria kelahiran Solo ini memang menjadikan kegiatan turun ke lapangan secara langsung sebagai ciri khasnya dalam bekerja.
Di Jakarta, hal itu sudah dilakoninya sejak enam bulan lalu. Kebiasaan itu rupanya sudah dilakukan sejak jadi wali kota Solo.
Meski sudah beberapa bulan menjadi orang nomor satu di Jakarta, ternyata masih ada yang memandang dirinya sebelah mata. Apa yang dia lakukan dianggap hanya pencitraan sesaat dan tak berlangsung lama. Termasuk gaya blusukannya keluar masuk kampung di Jakarta.
-
Dimana Jokowi blusukan? Saat melakukan kunjungan ke daerah, Presiden Jokowi selalu menyempatkan diri untuk blusukan ke pasar tradisonal
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
Jokowi malah dituding menyontek gaya blusukan pejabat termasuk Presiden SBY.
Berikut ini lima pejabat yang pernah mencibir gaya blusukan Jokowi:
Mendagri Gamawan Fauzi
Tak ada angin dan hujan, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi tiba-tiba berpesan pada beberapa kepala daerah untuk bekerja maksimal. Tidak sibuk turun ke lapangan yang akhirnya mengabaikan tugas pokok."Kepala daerah memang harus turun ke lapangan, tapi jangan tiap hari juga. Harus ditentukan waktu-waktunya untuk ke lapangan," kata Mendagri dalam sambutannya saat membuka acara seminar 'Orientasi Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintah' di Gedung Badan Diklat Kemendagri, Jakarta Selatan, Senin (29/4).Hal itu dipesankan di hadapan sembilan bupati, tiga wakil bupati, dua wali kota, dan 20 wakil wali kota.Gamawan memang tidak menyebutkan secara langsung kepala daerah yang dimaksud. Hanya saja, kalau melihat saat ini kepala daerah yang gemar turun ke lapangan tanpa waktu yang direncanakan adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi."Sebenarnya saya mengakui turun ke lapangan bagi seorang memimpin memang diperlukan tapi jika keseringan itu jadi tidak baik. Jika seorang pemimpin, ingin melakukan blusukan harus memerlukan manajemen yang baik agar tidak mengganggu fungsi utamanya," tegas Gamawan.Sudah biasa dikritik demikian, kali ini Jokowi menanggapinya dengan santai. Dia menegaskan setiap pemimpin berhak memiliki gaya kerja tersendiri."Saya merasa rapat yang ada di sini udah kebanyakan. Ropat-rapat 100 kali. Kalau saya seperti itu. Kan setiap orang mempunyai cara sendiri-sendiri," kata Jokowi sambil tersenyum.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso
Masa kerja 100 hari, telah dilewati Jokowi. Di awal kepemimpinannya, Jokowi kerap menyapa dan melihat langsung persoalan yang dihadapi warga.Meski mengapresiasi, Priyo menilai ada baiknya Jokowi mulai sedikit fokus duduk di balik meja. Sebab, banyak proyek pembenahan Jakarta yang butuh lebih tenaga dan pikiran pria kelahiran Solo itu."Tidak harus pemimpin ini tergoda untuk terus tampil tanpa melakukan langkah. Menurut saya, tetep blusukan tidak apa-apa, tapi kita harus berani meneken untuk mengambil keputusan," jelas Priyo."Saya pribadi berpesan, lebih baik ambil keputusan, enggak apa-apa salah ketimbang tidak memberi keputusan sama sekali," tambahnya.
Mantan Gubernur DKI Sutiyoso
Entah karena apa mantan gubernur DKI, Sutiyoso, gemar sekali mengkritik kinerja Jokowi. Bukannya membagi ilmu sebagai senior, pria yang kerap disapa Bang Yos itu terus saja memandang terobosan yang dilakukan Jokowi hanya perbuata sia-sia.Dia menyarankan Jokowi melakukan tindakan nyata."Keadaan rakyatnya seperti apa kan sudah tahu. Jadi tak perlu lah action-action (blusukan) seperti itu," kata Bang Yos, beberapa waktu lalu.Dia menilai saatnya Jokowi berhenti blusukan. Apa yang didapat selama ini, cukup jadi bahan kinerja untuk hasil yang lebih baik."Menurut saya itu sudah cukup (blusukan). Apa yang dicari masalahnya di Jakarta sudah diketahui," ujarnya.
Ketum Partai NasDem Surya Paloh
Banyak pejabat yang menyontek gaya blusukan Jokowi dengan harapan dapat dikenal masyarakat. Tapi tidak buat Ketua Umum Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh.Dia ogah jadi follower blusukan seperti gaya Jokowi. Dia mengklaim NasDem punya cara tersendiri mendekati rakyat."Kita harus berpikir inovatif menjadi trendsetter. Dia (Jokowi) mau blusukan silakan kita nggak mau jadi follower (pengikut)," ujar Surya Paloh saat ditemui di ruangannya di kantor NasDem.Surya juga sudah memiliki strategi jitu untuk menghadapi Pemilu 2014. Namun, dia masih merahasiakan mengenai strategi apa yang dikeluarkan nanti."Strategi bisa diatur. Lihat saja nanti," katanya.
Para Politikus Partai Demokrat
Politikus dari partai berlambang bintang Mercy ini paling gemar mengkritisi Jokowi. Bukan tanpa sebab, kritik pedas itu karena bentuk kekecewaan mereka sebab calon yang diusung di Pilgub DKI, incumbent Fauzi Bowo, keok dibuat Jokowi.Ada saja cibiran mereka untuk terobosan yang dilakukan Jokowi. Jokowi malah dituding sedang melakukan pencitraan."Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya," kata kader Demokrat, Ruhut Sitompul.Menurutnya, persoalan dan masalah Jakarta tentunya lebih paham Fauzi Bowo jika dibandingkan dengan Jokowi."Ahlinya saja pusing, apalagi bukan ahlinya, bisa teler itu. Biarkan saja dulu kita tunggu buktinya," sindir pria yang punya nama beken Poltak ini.Politikus Demokrat lainnya, Max Sopacua juga mengamini ucapan Ruhut. Menurutnya, blusukan Jokowi tidak efektif."Itu tidak efektif. Dua tahun belum tentu selesai," kata pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Baca juga:4 Pihak ini berani gugat Jokowi secara hukum4 Resep jadi pemimpin Indonesia ala Jokowi 4 Kemesraan Jokowi dengan KopassusJokowi: Ritme kerja saya baru 40 Km per jamKK Dheeraj garap film 'JOKOWI' (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menjelaskan tidak ada figur lain selain kader PDIP yang bisa mengklaim blusukan.
Baca SelengkapnyaHasto menilai hal itu membuktikan antara Ganjar dan Presiden Jokowi terbiasa untuk melakukan blusukan yang juga menjadi kebiasaan para kader-kader banteng.
Baca SelengkapnyaPara pemfitnah, kata Prabowo, mengira rakyat Indonesia bisa dibohongi.
Baca SelengkapnyaTidak ada figur lain selain kader PDIP yang bisa mengklaim blusukan.
Baca SelengkapnyaBerbagai langkah proses penyelidikan tentu harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaButet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca Selengkapnya"Setiap Mas Ganjar datang lalu ada yang ngintili. Hari ini Mas Ganjar akan datang menemui kita, kemarin sudah ada yang ngintili."
Baca SelengkapnyaMomen Jokowi diduga mengacungkan dua jari dari mobil kepresidenan terjadi saat kunjungan kerja ke Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (23/1).
Baca SelengkapnyaJoko Widodo atau biasa disapa Jokowi mungkin satu-satunya orang yang tak pernah kalah dalam kontestasi Pemilu di era Reformasi.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menilai Jokowi dan Ganjar memiliki karakteristik sama dengan menyapa langsung masyarakat yaitu blusukan.
Baca SelengkapnyaPanel Barus menyebut PDIP tengah memainkan taktik bambu
Baca SelengkapnyaBudiman menolak anggapan jika Prabowo sebagai peniru Jokowi.
Baca Selengkapnya