5 Rekomendasi Pansus Banjir DPRD DKI Usai Studi Banding ke Surabaya
Merdeka.com - Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD DKI Jakarta melakukan studi banding ke Surabaya, Semarang, Tegal dan Pekalongan. Daerah tersebut dipilih sebagai lokasi kunjungan kerja karena secara geografis daerah pesisir, terutama Surabaya memiliki kemiripan dengan Ibu Kota.
"Karena posisinya yang sama berada di tepi laut dan juga datarannya rendah, persis seperti Jakarta. Kemudian Surabaya juga 10 tahun yang lalu mengalami banjir yang sangat parah sekitar 52 persen digenangi banjir, kemudian di bawah kepemimpinan Bu Risma, berhasil diturunkan sampai 2,3 persen," ujar Ketua Pansus sekaligus Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani, di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (23/10).
Anggota Pansus juga sempat bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Dari kunjungan ini, sambung Zita, ada lima rekomendasi yang bisa dilakukan oleh DKI Jakarta. Pertama, mengutamakan saluran air bawah ketika membangun jalan atau pedestrian sehingga drainase berfungsi baik.
-
Dimana Pemkab Banyuwangi fokus menangani banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
"Namun DKI belum sinkron untuk itu, masih tidak memperhatikan saluran ketika melakukan pembangunan," ujar dia.
Kedua, harus diperhatikan kapasitas tangkapan air (catchment) yang disesuaikan dengan saluran yang menampung sehingga airnya bisa disimpan dan kemudian dialirkan.
"Ketiga, air adalah anugerah dari Tuhan. Baik itu datangnya dari laut, lokal, ataupun kiriman. Pasti sulit. Makanya kita jangan hanya berdalih, kerja keras lebih baik," kata Zita.
Keempat, dibutuhkan kolaborasi antardinas dan kesadaran warga, terutama ketika musim hujan seluruh dinas ikut bekerja.
"Begitu juga dengan warga, kampanye bahaya banjir dan sebabnya sudah dilakukan lebih awal. Sehingga timbul kesadarannya untuk ikut serta menjaga kelestarian," tuturnya.
Kelima, sebelum air masuk kota, kurangi debitnya terlebih dahulu. Pastikan aliran sungai memadai. "Kita harus bisa memecah sungai dan memberi jalan untuk air. Sehingga debit air tidak melebihi kapasitas," kata Zita.
Dia akan memberikan hasil pertemuan tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Harapannya, Pemprov DKI serius mengeksekusi penanganan banjir, bukan sekadar wacana.
"Kami dari DPRD akan memberikan rekomendasi. Mau digunakan atau tidak, yang jelas kami sudah bekerja dengan serius agar DKI bebas banjir," ujarnya.
Banjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Ibu Kota ketika hujan deras mengguyur wilayah Jabodetabek. Terakhir, banjir terjadi di beberapa titik jalan dan permukiman warga saat hujan deras pekan lalu.
Wakil Gubernur DKI Riza Aptria mengatakan pihaknya mengalokasikan dana pengendalian banjir dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di atas Rp1 triliun.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kawasan aglomerasi itu termuat dalam Bab IX tentang kawasan regional.
Baca SelengkapnyaHal itu terungkap saat audiensi KPU DKI Jakarta dengan BPBD DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBPBD Provinsi Jakarta mengungkapkan tiga sumber ancaman gempa di Jakarta
Baca SelengkapnyaHujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (17/04) menyebabkan kenaikan status Pos Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) pada pukul 19.00 WIB.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta, Pramono Anung menjelaskan ada dua titik yang perlu dibereskan untuk mengurangi resiko banjir yang berada di wilayah Cipinang Melayu.
Baca SelengkapnyaPramono mengatakan, salah satu yang paling mungkin dikerjakan secara cepat mengurangi titik banjir di Cipinang Melayu melakukan naturalisasi 34 bidang lahan.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca SelengkapnyaMenangani permasalahan banjir Jakarta tak bisa sendiri, perlu kolaborasi pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaPenyusunan ini sebelumnya dibahas di Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.
Baca SelengkapnyaRano Karno mengakui masalah banjir di ibu kota tidak bisa diselesaikan oleh Pemprov DKI saja.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI telah memetakan 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta
Baca SelengkapnyaTiga calon gubernur Jakarta, ditantang mencari solusi agar analisis Jakarta akan tenggelam bisa dicegah.
Baca Selengkapnya