998 Pencari Suaka Tempati 6 Tenda di Kalideres
Merdeka.com - Para pencari suaka asal Afghanistan, Sudan dan Somalia, pada Kamis (11/7) malam telah menempati tenda pengungsian sementara di Kalideres, Jakarta Barat, setelah lebih dari sepekan mereka tinggal di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Lurah Kalideres, Jakarta Barat, Muhammad Fahmy mengatakan, jumlah pengungsi yang menempati enam unit tenda dari Kementerian Sosial dan Dinas Sosial DKI Jakarta itu sebanyak 998 orang.
"Menurut data ada 998 orang. Apakah akan bertambah atau tidak, saya belum bisa pastikan. Mungkin Jumat pagi akan ada perkembangan," katanya seperti dilansir dari Antara, Jumat (12/7).
-
Bagaimana warga menjemur pakaian? Korban banjir memanfaatkan atap rumah untuk menjemur pakaian.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Apa yang mereka bicarakan? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Apa saja yang dikumpulkan? Peneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia.
-
Apa yang menyebabkan pakaian bekas menumpuk? Pakaian yang diproduksi secara massal di masa itu dijual dengan harga murah. Gara-gara ini, banyak orang yang berpikir kalau pakaian adalah produk sekali pakai.
-
Bagaimana cara memisahkan pakaian saat mencuci? Pisahkan Pakaian Putih dan Berwarna
Berdasarkan pantauan di lapangan, ratusan pengungsi itu menempati enam tenda besar berwarna biru. Sebagian besar perempuan dan anak-anak tertidur beralaskan tikar berbahan terpal.
Sementara, kebanyakan laki-laki berbincang dengan sesama pengungsi, dan sebagian lainnya merapikan dan menjemur pakaian pada seutas tali yang dikaitkan antara dua tenda. Ada juga yang mengumpulkan kardus dan papan bekas yang akan digunakan untuk alas tidur.
Lokasi tersebut dibatasi pagar dengan pintu gerbang yang dijaga petugas kepolisian dan Satpol PP. Para pencari suaka itu diimbau untuk beristirahat dan tidak berkeliaran ke luar dari lokasi tenda.
"Boleh kok ke luar, tapi untuk hal-hal yang penting. Agar tidak keliaran, mereka mungkin belum tahu daerah ini, nanti nyasar," kata Tarmidji, seorang anggota Satpol PP di pintu gerbang.
Tiga orang petugas dari Suku Dinas Perindustrian Energi Jakarta Barat juga terlihat sedang memastikan ketersediaan listrik di lokasi pengungsian itu.
Di seberang gerbang utama, terdapat bangunan pos yang memuat ratusan nasi kotak dengan bungkus plastik merah. Nasi kotak itu merupakan sumbangan dari berbagai pihak untuk para pencari suaka.
"Kami banyak dapat bantuan makanan, juga pakaian. Orang Indonesia baik, mereka ada yang memberikan sendiri, ada juga kelompok pelajar yang mendatangi kami membawa pakaian dan selimut saat di dekat kantor UNHCR (Jalan Kebon Sirih)," kata seorang pengungsi asal Afganistan, Abdelah Karem (37), yang sudah sembilan bulan di Indonesia.
Abdelah yang sedikit bisa berbahasa Indonesia menyatakan harapannya untuk mendapatkan tempat tinggal yang aman.
Fawed Ahmad (29) asal Afganistan yang sudah setahun lebih mencari suaka di Indonesia juga mengatakan selama ini mereka bertahan hidup berkat makanan pemberian dari orang-orang sekitar.
"Pedagang beri kami makanan, tidak banyak, tapi kami bersyukur. Ada perempuan Indonesia berikan kain untuk anak-anak kami, terima kasih. Kami ingin hidup di negara yang aman," kata Fawed.
Kedua pencari suaka itu tidak tahu sampai kapan akan menempati tenda sementara, namun mereka berharap United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR)/Komisoner Tinggi PBB untuk Pengungsi dapat memberikan solusi.
Hingga Jumat dini hari, terdapat beberapa warga yang membawakan makanan untuk para pengungsi itu.
"Saya lihat di berita mereka kembali ke Kalideres. Saya mau lihat dan menitipkan sedikit makanan," kata Mualimah (58) yang datang bersama anak laki-lakinya menggunakan mobil untuk mengantarkan nasi bungkus.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 101 pencari suaka asal Afghanistan, Irak dan Pakistan masih bertahan di gedung tersebut.
Baca SelengkapnyaPengungsi ditertibkan itu tinggal di tenda yang dikhawatirkan membahayakan diri mereka, menimbulkan penyakit, dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaPencari suaka itu dibawa ke gedung Direktorat Jenderal Imigrasi untuk didata.
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.
Baca SelengkapnyaSejumlah atribut dan logo parpol terlihat menampak diri di tempat pengungsian korban kebakaran Manggarai.
Baca SelengkapnyaSuasana malam di salah satu pemukiman padat penduduknya terasa begitu berbeda.
Baca SelengkapnyaHeru juga ingin agar UNHCR memperhatikan kehidupan para pengungsi tersebut.
Baca SelengkapnyaSuhu di Mina capai 45°C, begini cara kreatif jamaah wanita asal Indonesia untuk meminimalisir panas.
Baca SelengkapnyaSetiap tenda dilengkapi dengan kasur, bantal, hingga AC
Baca Selengkapnya