Ada Wilayah Tak Punya Gerobak Sampah, Anggota DPRD DKI Minta Anies Bijak Soal APBD
Merdeka.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mengawal pemberian gerobak sampah oleh Lurah Jelambar Baru untuk warga Jalan Jelambar Jaya 3 RT 007 RW 02, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat yang diwakili oleh Rukun Tetangga (RT) 007.
Pria yang disapa Kent itu mengungkapkan, permintaan gerobak sampah ini diakomodir di acara reses di Jelambar Baru, yang meminta gerobak sampah karena di wilayah tersebut sama sekali belum ada media untuk membuang sampah.
"Sampah daerah itu volumenya sudah terlalu banyak, tetapi mereka tidak punya media gerobak sampah untuk membuangnya," kata Kent dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (18/4).
-
Siapa anggota DPRD Jawa Tengah? Wafa dipastikan menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, sedangkan Luthfi dipastikan terpilih menjadi anggota DPRD Rembang.
-
Siapa yang mengangkut sampah ke Bantargebang? "Tidak kurang dari 7.500 ton sampah diangkut oleh 1.200 truk sampah setiap hari dari Jakarta ke Bantar Gebang.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Siapa yang mengantar sampah ke kebun di Kaliurang? Dalam keterangan video itu dijelaskan, pada hari Jumat, 3 Mei 2024 sekitar usai azan asar ada sebuah truk masuk TPR Kaliurang. Saat ditanya warga, truk itu hendak mengantar pupuk. Namun ternyata truk itu membawa tumpukan sampah.
-
Kapan DKI Jakarta menyaring sampah kiriman? Pada hujan yang terjadi awal bulan November, DKI Jakarta menyaring lebih dari 70 ton sampah kiriman di Kali Ciliwung.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
Menurut Kent, warga yang diwakili oleh Ketua RT 007 sudah mengusulkan setiap tahun tentang pengadaan gerobak sampah di Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), tetapi tak pernah disetujui.
"Mereka selalu mengusulkan tetapi selalu tidak disetujui dengan alasan tidak mempunyai anggaran," tuturnya.
Oleh karena itu melalui Serap Aspirasi Masyarakat (Reses), kata Kent, dirinya langsung melakukan atensi terhadap Lurah Jelambar Baru hingga Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto untuk bisa mengalokasikan anggaran untuk penyediaan gerobak sampah kepada warga Jalan Jelambar Jaya 3 RT 007.
Namun, saat melakukan komunikasi dengan pihak Kelurahan Jelambar Baru, Lurah Jelambar Baru beralasan tidak bisa memberikan gerobak sampah, karena bukan ranahnya atau kewenangannya melainkan di Dinas Lingkungan Hidup (LH).
Namun, pada saat Kent berkomunikasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyatakan, bahwa Surat Penyediaan Dana (SPD) belum cair dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan bukan kewenangannya, karena sesuai aturan untuk pengadaan gerobak sampah adalah kewenangan kelurahan.
Hal tersebut terkesan saling melempar tanggung jawab antara satu sama lain. Menurut Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, hal itu tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) 3 /2013 tentang Pengelolaan Sampah.
- Pasal 63 Ayat (2): "Pengadaan gerobak/motor sampah, mobil lintas sampah dan/atau kapal sampah skala kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk wilayah permukiman menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dengan melibatkan kelurahan"
dan juga tertuang di Peraturan Gubernur (Pergub) 77 /2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup RW.
- Pasal 4 ayat (1) huruf b "mengusulkan kebutuhan TPS 3R dan lokasi parkir gerobak atau motor sampah kepada Lurah".
"Akhirnya setelah Saya berbicara tentang aturan dengan pihak Kelurahan dan Walikota Jakarta Barat, baru ada keterbukaan soal kewenangan pengadaan gerobak sampah ada di pihak kelurahan, dan pihak kelurahan tidak bisa menyediakan karena terbentur di anggaran," tutur Kent.
Kent pun mempertanyakan, setingkat kelurahan tidak bisa memberikan gerobak kepada wilayah yang benar-benar tidak mempunyai gerobak sampah karena terbentur masalah anggaran.
"Saya tak habis pikir, sangat lucu jika pihak kelurahan tidak bisa memberikan gerobak sampah dengan alasan tidak mempunyai anggaran. Padahal itu sudah tertuang di Perda dan Pergub. Volume sampah di DKI sudah melebihi ambang batas, Tapi, yang kita tahu saat ini Pemprov DKI malah ngotot membangun tugu sepeda hingga renovasi ruang kerja TGUPP di Balai Kota DKI, kan itu sangat aneh dan konyol," ketus Kent.
Kent pun mengaku heran dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang tidak mengetahui kondisi di lapangan seperti apa, hingga sampai bisa kekurangan gerobak sampah dan tidak mempunyai anggaran.
"Gerobak sampah itu hal yang sangat krusial, dengan adanya kasus ini saya menilai jika pengelolaan manajemen keuangan Pemprov DKI kacau balau dan amburadul, tidak siap untuk menghadapi hal-hal kecil seperti ini, hingga tingkat pemkot sampai tingkat kelurahan tidak mempunyai anggaran untuk pengadaan gerobak sampah," tegas Kent.
Kent pun meminta Anies rajin turun ke lapangan dan mengerti permasalahan di wilayah. "Pak Anies harus benar-benar irit terhadap anggaran, jadi kegiatan yang tidak perlu dan urgent jangan dikeluarkan, seperti membuat tugu sepeda dan renovasi ruangan kerja TGUPP. Meskipun pembangunan Tugu Sepeda memakai Anggaran CSR dan tidak memakai APBD, tetapi kita lagi minus anggaran, selayaknya uang pembuatan Tugu Sepeda tersebut bisa di setor ke kas daerah supaya bisa di alokasikan untuk hal yang penting dan urgent," ujarnya.
"Renovasi ruang TGUPP yang memakai APBD juga tidak urgent, tidak ada imbasnya sama sekali untuk kemaslahatan masyarakat DKI Jakarta, itu semuanya uang rakyat dan setiap rupiah pun harus ada pertanggungjawabannya. Semestinya Pak Anies lebih irit dan bijak dalam menggunakan anggaran karena Provinsi DKI Jakarta sedang minus anggaran," tegas Kent.
Oleh karena itu, dengan diadakannya reses di sejumlah wilayah khususnya Jakarta Barat, Kent berharap bisa menyelesaikan permasalahan satu per satu di wilayah Jakarta Barat, seperti gerobak sampah.
"Saya berharap dalam reses tersebut, bisa menampung seluruh keluhan masyarakat dan dapat menyelesaikan semua masalah tersebut," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga.
Baca SelengkapnyaSejak tadi pagi deretan sepeda motor memadati trotoar depan gedung DPRD DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaReklamasi pulau sampah di pesisir Jakarta Utara saat ini belum menjadi hal keharusan
Baca SelengkapnyaBupati heran kenapa petugas tidak menggunakan pelindung yang sebenarnya sudah tersedia.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, melempar candaan saat ditanyai solusi mengatasi buruknya kualitas udara di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaHeru berujar, dia belum membaca RUU yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaMenurutnya dampak sampah plastik sangat besar bagi lingkungan dan terasa sekali di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaKritik ini muncul setelah Nabilah menerima banyak keluhan warga di daerah pemilihannya di Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaSaat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Selengkapnya