Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ahli IPB Cek Kandungan Air Kali Baru Gali Penyebab Ikan Sapu-Sapu Mati Massal

Ahli IPB Cek Kandungan Air Kali Baru Gali Penyebab Ikan Sapu-Sapu Mati Massal ikan sapu-sapu mati di kali baru. ©2022 Merdeka.com/alma fikhasari

Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menggandeng ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menganalisis sumber kandungan air terkait kematian ikan sapu-sapu mati di Kali Baru, Jakarta Timur, pada Senin (11/7) lalu. Sampel air dari Kali Baru masih diperiksa di laboratorium di IPB kendati DLH DKI Jakarta sudah mengantongi penyebab kematian ikan tersebut.

"Hasilnya sudah ada, tapi kita mau menganalisis hasil lab-nya terlebih dahulu dengan melibatkan ahli dari IPB," kata pejabat humas Dinas Lingkungan Hidup Yogi Ikhwan kepada merdeka.com, Rabu (27/7).

Yogi mengatakan bahwa hasil lab sudah keluar pada Senin (25/7). Namun menurut Yogi, untuk mendapatkan penjelasan kuat perihal sumber-sumber kandungan air tersebut dilibatkan ahli untuk melakukan penelitian.

Direncanakan, pada Kamis (28/7) penyebab sekaligus hasil lab dari sampel air yang menjadi lokasi kematian masal ikan sapu-sapu akan dipublikasi.

"Supaya kita tahu, ini dari mana saja, berkaitannya dengan apa," pungkas dia.

12 Hari Periksa Sampel

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sebelumnya membutuhkan 12 hari untuk menentukan penyebab kematian ikan-ikan tersebut.

"Kita masih analisa sampel airnya di lab, 12 hari kerja keluar hasilnya, baru kita bisa menentukan sumbernya," ujar Yogi.

Yogi menegaskan bahwa Dinas Lingkungan Hidup secara rutin mengawasi aktivitas masyarakat di sepanjang kali tersebut sebelum kejadian ikan mati massal. Namun dia tidak menjelaskan detil ada tidaknya kejadian serupa.

"Pengawasan tetap kami lakukan," pungkasnya.

Laporan ikan mati massal ini diterima Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, pad Senin (11/7) pukul 07.20 WIB, di aliran sungai Kali Baru di depan RT 001 RW 008 Kelurahan Tengah. Ikan-ikan di aliran Kali Baru mati dan terbawa arus arah utara.

Kejadian ikan-ikan mati ini juga dipublikasi melalui akun instagram @jakartainformasi. Dalam keterangan unggahan tersebut dijelaskan ikan-ikan tersebut jenis sapu-sapu.

Kejadian itu kemudian memantik kekhawatiran warga. Pada kolom komentar, banyak netizen meyakini kandungan air di kali tersebut mengandung limbah bahkan beracun.

Akun @fhadjroez berujar bahwa ikan sapu-sapu merupakan ikan paling kuat terhadap limbah. Bahkan fungsi ikan tersebut menyerap limbah di sekitarnya.

"Padahal itu kan ikan paling survive terhadap limbah, kalau sampai begitu berarti parah benar kontaminasi racunnya usut," ujar akun tersebut.

Pandangan serupa juga diutarakan oleh akun @alfatahibrahi, dengan berkomentar "waduh limbahnya benar-benar berbahaya ikan sapu-sapu aja bisa tewas."

Kemudian, akun @ikhwan_setiawan berkomentar "bisa ya mereka mati, padahal ikan paling kuat, bisa disimpulkan limbahnya sangat berbahaya."

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sungai di Jambi Diduga Tercemar Limbah Pabrik CPO, Warga Alami Gatal-Gatal
Sungai di Jambi Diduga Tercemar Limbah Pabrik CPO, Warga Alami Gatal-Gatal

Air berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Heboh Ikan Mati di Tuban, Gara-Gara Terkontaminasi Limbah Nuklir?
CEK FAKTA: Heboh Ikan Mati di Tuban, Gara-Gara Terkontaminasi Limbah Nuklir?

Nelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Kali Ciliwung Harmoni-Kota yang Viral Usai Ikan Mujair Bermunculan
Menelusuri Kali Ciliwung Harmoni-Kota yang Viral Usai Ikan Mujair Bermunculan

Sementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.

Baca Selengkapnya
Hasil Laboratorium Tewasnya Puluhan Kucing di Sunter Jakut: Bukan Karena Diracun
Hasil Laboratorium Tewasnya Puluhan Kucing di Sunter Jakut: Bukan Karena Diracun

Pemprov DKI menemukan cacing pada lambung kucing yang tewas di Sunter.

Baca Selengkapnya
Ikan Pari Jawa Punah Akibat Ulah Manusia, Ini Buktinya
Ikan Pari Jawa Punah Akibat Ulah Manusia, Ini Buktinya

Sejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.

Baca Selengkapnya
Dirut PAM Jaya Ungkap Penyebab Krisis Air Bersih di Wilayah Jakarta
Dirut PAM Jaya Ungkap Penyebab Krisis Air Bersih di Wilayah Jakarta

Sejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya

Baca Selengkapnya
Hiu Paus Sepanjang 8 Meter Mati di Pantai Banjar Yeh Kuning Bali, Lambungnya Banyak Sampah Plastik
Hiu Paus Sepanjang 8 Meter Mati di Pantai Banjar Yeh Kuning Bali, Lambungnya Banyak Sampah Plastik

Ukuran hiu paus itu panjang total 8,27 meter dan lebar 4,1 meter.

Baca Selengkapnya
Resmi Dinyatakan Punah, Begini Penampakan Ikan Pari Jawa Hewan Pertama di Dunia Lenyap Akibat Manusia
Resmi Dinyatakan Punah, Begini Penampakan Ikan Pari Jawa Hewan Pertama di Dunia Lenyap Akibat Manusia

Berikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.

Baca Selengkapnya
Air Sungai Cileungsi Menghitam dan Berbau Busuk, Ratusan Ikan Mati
Air Sungai Cileungsi Menghitam dan Berbau Busuk, Ratusan Ikan Mati

Pemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.

Baca Selengkapnya
Polisi Turun Tangan Usut 21 Kucing di Sunter Mati Mendadak: Gejala Awal Kejang-Kejang
Polisi Turun Tangan Usut 21 Kucing di Sunter Mati Mendadak: Gejala Awal Kejang-Kejang

Peristiwa itu viral di media sosial setelah salah satu warga mengunggahnya.

Baca Selengkapnya
Bukan Diracun, Ternyata Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Sunter
Bukan Diracun, Ternyata Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Sunter

Beredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.

Baca Selengkapnya
Mengenal Fenomena Bladu, Bikin Ikan Bengawan Solo Mabuk
Mengenal Fenomena Bladu, Bikin Ikan Bengawan Solo Mabuk

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kabupaten lain untuk mengatasi pencemaran di Sungai Bengawan Solo.

Baca Selengkapnya