Ahli IPB Cek Kandungan Air Kali Baru Gali Penyebab Ikan Sapu-Sapu Mati Massal
Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menggandeng ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menganalisis sumber kandungan air terkait kematian ikan sapu-sapu mati di Kali Baru, Jakarta Timur, pada Senin (11/7) lalu. Sampel air dari Kali Baru masih diperiksa di laboratorium di IPB kendati DLH DKI Jakarta sudah mengantongi penyebab kematian ikan tersebut.
"Hasilnya sudah ada, tapi kita mau menganalisis hasil lab-nya terlebih dahulu dengan melibatkan ahli dari IPB," kata pejabat humas Dinas Lingkungan Hidup Yogi Ikhwan kepada merdeka.com, Rabu (27/7).
Yogi mengatakan bahwa hasil lab sudah keluar pada Senin (25/7). Namun menurut Yogi, untuk mendapatkan penjelasan kuat perihal sumber-sumber kandungan air tersebut dilibatkan ahli untuk melakukan penelitian.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Di mana ikan mati akibat gelombang panas? Foto udara memperlihatkan seorang nelayan mengumpulkan ikan mati akibat pekerjaan renovasi dan kondisi cuaca panas yang sedang berlangsung dari waduk di Provinsi Dong Nai, Vietnam, pada 30 April 2024.
-
Dimana ikan mengerikan itu ditemukan? Ikan yang sangat langka dengan bentuk mengerikan ditemukan terdampar di pesisir pantai selatan Cannon, Negara Bagian Oregon, barat laut Amerika Serikat.
-
Bagaimana cara menangani ikan mati? Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden tersebut, sambil berupaya segera mengeluarkan ikan yang mati tersebut.
-
Apa yang menyebabkan bau amis pada ikan? Jika menggunakan susu ada sebuah zat yang bernama kasein yang mampu mengangkat trimetila oksidan penyebab bau amis pada ikan.
Direncanakan, pada Kamis (28/7) penyebab sekaligus hasil lab dari sampel air yang menjadi lokasi kematian masal ikan sapu-sapu akan dipublikasi.
"Supaya kita tahu, ini dari mana saja, berkaitannya dengan apa," pungkas dia.
12 Hari Periksa Sampel
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sebelumnya membutuhkan 12 hari untuk menentukan penyebab kematian ikan-ikan tersebut.
"Kita masih analisa sampel airnya di lab, 12 hari kerja keluar hasilnya, baru kita bisa menentukan sumbernya," ujar Yogi.
Yogi menegaskan bahwa Dinas Lingkungan Hidup secara rutin mengawasi aktivitas masyarakat di sepanjang kali tersebut sebelum kejadian ikan mati massal. Namun dia tidak menjelaskan detil ada tidaknya kejadian serupa.
"Pengawasan tetap kami lakukan," pungkasnya.
Laporan ikan mati massal ini diterima Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, pad Senin (11/7) pukul 07.20 WIB, di aliran sungai Kali Baru di depan RT 001 RW 008 Kelurahan Tengah. Ikan-ikan di aliran Kali Baru mati dan terbawa arus arah utara.
Kejadian ikan-ikan mati ini juga dipublikasi melalui akun instagram @jakartainformasi. Dalam keterangan unggahan tersebut dijelaskan ikan-ikan tersebut jenis sapu-sapu.
Kejadian itu kemudian memantik kekhawatiran warga. Pada kolom komentar, banyak netizen meyakini kandungan air di kali tersebut mengandung limbah bahkan beracun.
Akun @fhadjroez berujar bahwa ikan sapu-sapu merupakan ikan paling kuat terhadap limbah. Bahkan fungsi ikan tersebut menyerap limbah di sekitarnya.
"Padahal itu kan ikan paling survive terhadap limbah, kalau sampai begitu berarti parah benar kontaminasi racunnya usut," ujar akun tersebut.
Pandangan serupa juga diutarakan oleh akun @alfatahibrahi, dengan berkomentar "waduh limbahnya benar-benar berbahaya ikan sapu-sapu aja bisa tewas."
Kemudian, akun @ikhwan_setiawan berkomentar "bisa ya mereka mati, padahal ikan paling kuat, bisa disimpulkan limbahnya sangat berbahaya."
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Air berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaSementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI menemukan cacing pada lambung kucing yang tewas di Sunter.
Baca SelengkapnyaSejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya
Baca SelengkapnyaUkuran hiu paus itu panjang total 8,27 meter dan lebar 4,1 meter.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu viral di media sosial setelah salah satu warga mengunggahnya.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kabupaten lain untuk mengatasi pencemaran di Sungai Bengawan Solo.
Baca Selengkapnya