Ahok akui ada penggelembungan dana pengadaan pohon di Jakarta
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga masih banyak dugaan penggelembungan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah DKI Jakarta 2014. Selain pengadaan Pemasok Daya Listrik Tanpa Gangguan (Uninterruptible Power Supply/UPS) ditemukan bermasalah, dia menduga pengelolaan dan pengadaan pohon tahun lalu juga marak penyimpangan.
"Banyak yang begitu," kata pria akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/3).
Berdasarkan perhitungan merdeka.com, anggaran pengadaan pohon itu mencapai Rp 135.188.040.658. Ahok mengatakan dia tidak mengetahui apakah pohon itu benar ditanam atau tidak. Dia mengaku bakal memerintahkan inspektorat mengaudit pengadaan itu.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
"Makanya kami banyak sekali perbedaan permainan. Belum lagi kontrak-kontrak pada PD Pasar Jaya yang merugikan. BPK bilang enggak rugi. Tapi BPKP bilang rugi karena enggak ada perjanjian," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan, jika ingin menjadi pemimpin di Jakarta harus sabar-sabar. Dia mengatakan penerapan e-budgeting efektif dalam melakukan pengawasan alokasi dan penggunaan anggaran.
"Kami di sini yang penting umur panjang, tahan-tahan, makin lama makin terungkap kok selama kami berani transparan pasti terungkap semua ini. Sistem ini kami bukan berarti enggak ada, justru sistem ini tahu kami ada permainan. Kami lock (kunci) saja," tutup Ahok.
Berdasarkan rancangan APBD DKI Jakarta 2014 didapat merdeka.com, terdapat beberapa mata kegiatan dengan anggaran normal. Seperti program penanggulangan pohon tumbang dan mati diajukan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara sebesar Rp 16 juta.
Namun, dalam daftar itu ternyata tercantum Pemprov DKI Jakarta meloloskan pengadaan Pohon Mahoni dengan nilai mencapai Rp 5 miliar. Program ini diusulkan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Berikut pengadaan pohon dengan angka fenomenal yang telah dirangkum merdeka.com:
1. Pengadaan Pohon Trembesi yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
2. Pengadaan Pohon Spathodea yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
3. Pengadaan pohon Kamboja Bali yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
4. Pengadaan pohon Sikas Botol yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
5. Pengadaan pohon Glondogan yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
6. Pengadaan pohon Yang Liu yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
7. Pengadaan pohon Baobab yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
8. Pengadaan pohon Biola Cantik yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
9. Pengadaan pohon Palem Whasingtonyang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 3 miliar.
10. Pengadaan pohon Palem Merah yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 3 miliar.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, anggaran pengelolaan dan pengadaan pohon menelan dana Rp 135.188.040.658. Sedangkan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengaku mendapatkan alokasi dana Rp 2,44 triliun dalam APBD DKI Jakarta 2014. Terjadi selisih cukup besar dalam alokasi duit itu. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaHeru mengatakan, seluruh anggota DPRD sudah memiliki salinan rincian dokumen anggaran.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaKomisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut KPK memegang banyak kasus korupsi di PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaJokowi yakin ada proses hukum apabila terbukti ada transaksi mencurigakan dalam Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMasih Yadi, kerugian negara sekitar Rp5 miliar sudah dikembalikan oleh tersangka.
Baca SelengkapnyaLembaga antirasuah menyelidiki dugaan korupsi saat Adhy menjadi pejabat Kemensos.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi melalui E-katalog akan mengurangi pejabat-pejabat nakal yang selalu minta proyek sana sini.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, Gubernur Jakarta harus dapat membuktikkan asal usul harta yang dimilikinya
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sistem digitalisasi harus digencarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca Selengkapnya