Ahok anggap duet Yusril-Saefullah cocok, Sekda akan segera kosong
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung langkah Sekretaris Daerah DKI Saefullah sebagai calon pendamping Yusril Ihza Mahendra di Pilgub 2017. Dengan demikian, posisi Eselon I yang saat ini dijabat Saefullah akan kosong tanpa harus menunggu pensiun.
Bahkan, Basuki atau akrab disapa Ahok menilai Saefullah dan Yusril merupakan pasangan yang serasi. Namun, dia mengingatkan agar mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu mundur sebagai PNS karena masuk dalam politik.
"Cocok dong (Saefullah dan Yusril). Bagus minimal Sekda berhenti, enak," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (13/9).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok memegang Yosafat? Ahok lalu memegang Yosafat agar tidak ikut meniup lilin ulang tahun adiknya.
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
-
Bagaimana Ahok dan Puput menunjukkan keserasian mereka? Ahok menunjukkan keserasiannya dengan sang istri, Puput, serta kedua anak mereka, Yosafat dan Sarah.
-
Bagaimana Ahok dan Puput berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
Walaupun akan ada kemungkinan bersaing dalam Pilkada DKI 2017 mendatang, mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku tidak mengganggu kinerja Pemerintah Daerah. Ini dapat dibuktikan dengan video rapat yang diunggah melalui Youtube.
"Saya dari awal sudah kasih tau dia (Saefullah), saya udah tau dari awal dia gerak politik kok. Dari awal sudah dibilangin, Pak Jokowi bilang dia akan maju, kita kasih aja. Tesnya 3, kita fair aja kasih," tutup Ahok.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat tertawa kecil saat dikonfirmasi akan majunya Sekretaris Daerah DKI Saefullah sebagai calon pendamping Yusril Ihza Mahendra. Rencananya keduanya akan diusung PKB.
Jika benar Saifullah maju dalam Pilkada, Djarot menilai, ketupusan tersebut bagus. Walaupun mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu belum pernah menyampaikan rencana tersebut kepadanya.
"Alhamdulillah. Bagus itu. Kita doakanlah semua lancar bagus sebagai calon," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (12/9).
Politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, pesta demokasi harus disambut dengan meriah. Sehingga dengan semakin banyak calon akan bagus.
"Kalau semakin banyak, semakin bagus. Kita doakan lancar. Aman yang penting," tutup Djarot.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok buka suara soal wacana menjodohkan dirinya dengan Anies.
Baca SelengkapnyaGolkar saat ini masih mensimulasikan Rk dengan sejumlah tokoh untuk Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaAnies menyebut Jusuf Hamka teman lama ketika dia bertugas sebagai Gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaAHY mengaku belum ada sama sekali komunikasi dengan Sandiaga Uno terkait wacana berduet di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAhok secara terang-terangan bakal berjuang buat Ganjar-Mahfud di 2024.
Baca SelengkapnyaAnies dan Ahok bakal berkolaborasi di Jakarta. Apa itu?
Baca SelengkapnyaBukan hanya retorika semata, selama ini Ganjar dan Mahfud sudah membuktikan keberaniannya itu.
Baca SelengkapnyaAhok menyatakan kubu KIM plus yang mengusung Ridwan Kamil akan malu jika kalah melawan kotak kosong.
Baca SelengkapnyaBabah Alun merupakan panggilan lain Jusuf Hamka diduetkan dengan Kaesang Pangarep
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBakal Calon Wakil Gubernur (Bacawagub) Jakarta Jusuf Hamka mengaku siap menjadi 'kunci inggris' dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Baca SelengkapnyaMenurut Erick, langkah Ahok sama dengan keputusan Mahfud MD yang mundur sebagai Menko Polhukam.
Baca Selengkapnya