Ahok bela Saefullah yang dituding bawa Rp 1 miliar untuk warga
Merdeka.com - Sekretaris Daerah Saefullah diusir dan hampir menjadi korban amukan warga Luar Batang tadi malam. Warga menganggap Saefullah sebagai provokator. Selain itu, Saefullah juga disebut menawarkan uang sebesar Rp 1 miliar kepada warga agar mau direlokasi. Namun warga menolak mentah-mentah.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak percaya jika Saefullah akan memberi uang Rp 1 miliar untuk meluluhkan hati warga Luar Batang. Ahok menduga uang itu akan diberikan kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) atau pengurus Masjid Luar Batang.
"Mungkin itu untuk rapihin PKL, enggak bakalan kasih duit ke warga. Duit dari mana Sekda Rp 1 miliar?" kata Ahok di Balai kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (3/5).
-
Mengapa PKB disebut menolak uang tersebut? Uang bernilai fantastis itu disebut agar Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mundur dari posisinya selaku calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
-
Siapa yang memberikan amplop Rp1 Miliar? Namun, ia mengakui bahwa acara tersebut menghasilkan keuntungan karena dua konglomerat memberikan amplop sebesar Rp1 miliar. Para dermawan besar tersebut adalah Tahir dari Bank Mayapada dan Prajogo Pangestu.
-
Siapa yang memberikan uang saku kepada Pratama Arhan? Arhan adalah sosok yang berperan penting dalam timnas Indonesia, dengan keahlian khusus dalam lemparan jauh.Setiap kali dipanggil untuk bermain bersama timnas Indonesia, Arhan selalu diberikan uang saku.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Dimana PKL itu direlokasi? PKL itu sebelumnya berdagang di trotoar rumah sakit.
-
Siapa yang menerima uang pungli? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjatuhkan sanksi etik terhadap PLT Karutan periode 2020-2021, Ristanta. Ia terbukti terlibat dalam praktik pungutan liar (pungli) dengan menerima sejumlah uang Rp30 juta dari para tahanan.
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga mengaku tak tahu menahu soal sumber uang bantuan yang akan diberikan itu. Namun, dia yakin uang tersebut bukan untuk warga tapi terkait rencana penataan Masjid Luar Batang yang akan disulap menjadi kawasan wisata rohani. "Enggak tahu, saya duit dari mana," tegas Ahok.
Seperti diberitakan, Sekretaris Pemprov DKI Jakarta, Saefullah hampir menjadi korban amukan warga saat mengunjungi Kampung Luar Batang, Jakarta Utara, Senin (2/5) malam. Saefullah diusir dari Kampung Masjid Luar Batang lantaran dianggap hendak memprovokasi warga.
Sekretaris Masjid Luar Batang, Mansur Amin, mengatakan, kejadian itu berawal ketika kedatangan Saefullah tanpa diketahui pengurus masjid, RT, RW dan Tokoh Masyarakat Luar Batang.
Menurut Mansur, kedatangan Saefullah setelah dirinya bersama pengurus masjid, ketua RT, RW dan tokoh masyarakat Luar Batang, usai melakukan rapat terkait penggusuran Masjid Luar Batang di Kantor Camat Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat selesai Rapat, wali kota Jakarta Pusat periode 2008-2014 itu menyampaikan keinginannya untuk meninjau Kampung Luar Batang dan ke Masjid Keramat Luar Batang untuk memberikan bantuan uang sebesar Rp 1 miliar dan seragam bagi marbot masjid.
Namun keinginan itu ditolak pengurus masjid seraya menyarankan supaya Saefullah tidak usah datang ke Kampung Luar Batang dan juga ke Masjid mengingat waktu yang sudah malam dan kondisi kampung sedang tegang pasca penggusuran Aquarium, Pasar Ikan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaTak terkira, Kapolres seketika memberi uang secara cuma-cuma.
Baca SelengkapnyaDirinya mengatakan pada awalnya sempat menyimpan uang haram tersebut di mobil.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca Selengkapnya