Ahok biayai operasi bola mata palsu Azmi di RSCM
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjanji akan menanggung biaya pergantian bola mata palsu bagian kiri milik Azmi Abdul Malik (13). Azmi, yang merupakan warga Kampung Jembatan, RT 03/17, nomor 29, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur tersebut sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Jadi sebenarnya, bukan karena bola matanya. Tetapi, kedudukan bola matanya enggak pas, makanya sering jatuh. Kalau soal itu, staf saya sudah ngurusin. Saya minta staf saya untuk urus terkait administrasinya," ujar Ahok di Convention Hall JIC, Koja, Jakarta Utara, Rabu (12/8).
"Kalau administrasi BPJS tuh susah. Biar saya yang bayarin untuk keperluan biaya operasinya di RSCM. Pokoknya harus diperbaiki. Daripada nunggu peraturan, kan kelamaan. Lagi pula bukan salah BPJS-nya kok," katanya menambahkan.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan mempercepat proses klaim rumah sakit? BPJS Kesehatan juga terus mengembangkan inovasi di bidang klaim dengan menerapkan smart claim untuk mempercepat proses klaim yang diajukan oleh rumah sakit.
-
Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan tegakkan komitmen? 'Kami seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan di HUT 46 ini kembali bersama menegakkan komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik kepada institusi, menjaga integritas, dan bersama-sama memastikan lingkungan BPJS Ketenagakerjaan bebas dari korupsi,' ucap Anggoro.
-
Bagaimana BPJS mencegah komplikasi penyakit kronis? Tujuan utamanya adalah mengendalikan kondisi penderita agar tidak terjadi komplikasi, artinya ini salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka.
-
Apa saja yang dibahas BPJS Kesehatan dengan Wali Kota Balikpapan? Dalam suasana akrab, Ghufron menyampaikan apresiasinya atas komitmen Wali Kota Balikpapan dalam dukungannya kepada BPJS Kesehatan, sehingga saat ini Kota Balikpapan termasuk salah satu kota yang mendapatkan predikat Universal Health Coverage (UHC). 'Untuk capaian di Kota Balikpapan sudah bagus di 99,68 persen. Fokus utama pertemuan ini adalah membahas perkembangan apa saja yang telah BPJS Kesehatan lakukan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
-
Bagaimana BPJS Kesehatan meningkatkan pelayanan? “Upaya transformasi mutu layanan juga terus kami digaungkan. Komitmen kami adalah menghadirkan wajah baru pelayanan yang lebih mudah, cepat dan setara. Misalnya, lewat DIANI ini, kami juga menghadirkan layanan jemput bola melalui Mobile Customer Service (MCS). Peserta JKN maupun masyarakat umum bisa mengakses pelayanan administrasi JKN, seperti pendaftaran peserta, mengubah lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), mengubah ada kepesertaan, meminta informasi, hingga menyampaikan pengaduan,“ kata Siruaya.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan meningkatkan kualitas layanan? Seiring dengan bertambahnya jumlah peserta JKN, BPJS Kesehatan memandang perlu dilakukan transformasi terhadap mutu layanan. 'Salah satu wujud nyata dari upaya transformasi mutu layanan adalah dengan penyediaan Loket Pelayanan Informasi BPJS Kesehatan di seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Terkait ketentuan dalam pelayanan BPJS, Ahok menjelaskan bahwa Case mix (campuran kasus) yang menjadi salah satu sistem plafon di BPJS, merupakan biaya satuan per diagnosis atau kelompok penyakit. Hal itu sama sekali bukan biaya satuan per jenis pelayanan medis atau non-medis, yang diberikan BPJS kepada para pesertanya.
Tapi memang, lanjut Ahok, BPJS memang tidak mungkin mengeluarkan biaya untuk penanganan kasus atau penyakit medis langka (tidak umum), seperti yang dialami Azmi.
"Itu campur, kasus yang sama dikumpulin, dicampur sampe ribuan, lalu dilihat dulu. Penyakit ini, bisa ini, berapa lama. Misalnya, penyakit tifus itu dibutuhkan lima hari baru sembuh, ya BPJS hanya bisa menanggung selama itu. Lebih? Ya tanggung sendiri," ujar Ahok.
"Kalau langka penyakitnya dan begitu keluar kasusnya, BPJS ada tarif enggak? Ya gak ada. Dikumpulin dulu dari kasus-kasusnya, kalau udah banyak, baru tarifnya keluar. Tapi kalau alasan kasusnya kayak gitu, kami saja yang bayar," pungkasnya.
Seperti diketahui, dianggap sebagai bagian dari estetika, BPJS menolak menanggung operasi mata kiri Azmi Abdul Malik, bocah yang masih duduk di kelas VIII. Azmi harus menjalani operasi setelah mata kirinya terkena anak panah yang dilepaskan oleh temannya.
Cerita Azmi dituliskan di Facebook oleh akun Yuhyi Lestari, Selasa (11/8). Dalam tulisannya, Yuhyi menjelaskan jika biaya operasi mengganti bola mata Azmi sebesar Rp 30 juta. Untuk itu, Yuhyi meminta bantuan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk membantu siswa SD Jakarta Timur ini.
"Pak Ahok jika Anda berkenan biarkanlah Azmi menikmati aktivitasnya sebagai anak - anak dengan bola mata palsu yang terpasang dengan baik. Agar ia tenang saat mengerjakan soal matematika, bermain sepak bola bersama teman sebayanya, dan tak lupa saat Upacara 17 Agustus nanti," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ghufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaPP yang diteken Jokowi ini mengatur salah satunya soal bedah atau operasi plastik rekonstruksi dan estetika.
Baca Selengkapnya