Ahok duga gaji PNS telat karena ada pejabat yang kesal distafkan
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum melakukan pembayaran gaji PNS untuk bulan Januari 2015. Keterlambatan ini dikarenakan adanya pencocokan data usai dilakukan perombakan pejabat DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan, seharusnya gaji PNS DKI Jakarta dapat dibayarkan. Sebab perombakan tidak berpengaruh dengan gaji. Terlebih gaji berpatokan dengan golongan kepangkatan, sedangkan tunjangan mengacu pada jabatan.
"Kalau gaji standar kan bisa kirim gaji dulu. Tunjangan baru belakangan. Inikan enggak. Saya nggak tahu apakah ini sengaja mainin atau sengaja apa," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (7/1).
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
Dia menduga, ada permainan yang dilakukan beberapa pihak. Tujuannya untuk memberikan kesan, bahwa keterlambatan pembayaran gaji dikarenakan perombakan pejabat secara massal.
"Saya jadi suudzon-nya gini. Ini duitnya belum keluar karena kamu (Ahok) rombak-rombakan. Coba kalau lu gak staf-in gue, nggak begitu kejadiannya," terang mantan Bupati Belitung Timur ini.
Tapi Ahok santai menanggapi hal ini. Dia menceritakan pernah mengalami hal serupa. Ketika dia ingin melakukan pembersihan honorer petugas penjaring sampah dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta.
"Saya tanya mana namanya 2.000-an kalau lima wilayah 400-an. Mana nama dan nomor handphonenya, nggak bisa kasih 4 bulan. Kalau gak bisa kasih nggak bisa gajian saya, mau cek dulu. Benarnya dah digaji, tapi ngomong sama wartawan belum dibayar dua bulan tiga bulan," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampai hari ini, PNS mengaku belum mendapatkan gaji 13 dan TPP. Sebagai bentuk kekesalan, mereka menggelar protes.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaKasie Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Kelapa Gading Barat dinonaktifkan usai menjalani pemeriksaan pelanggaran di Inspektorat DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca Selengkapnya"Sembilan tahun terakhir, gaji mereka hanya naik dua kali, dengan akumulasi kenaikan 11 persen saja," kata AHY.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaPekan depan akan diumumkan sanksi untuk atasan yang paksa PSSU utang ke Pinjol.
Baca SelengkapnyaAnsar sudah diperiksa oleh penyidik terkait kasus tersebut di Mapolda Kepri, Sabtu (16/12/2023).
Baca Selengkapnya