Ahok malu ditanya turis kenapa ada warga DKI tinggal di gubuk derita
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), membeberkan penyebab mengapa warga yang terkena relokasi di sejumlah wilayah DKI, sangat susah untuk diajak menempati rusunawa milik pemprov. Dirinya menyebut hal itu dikarenakan provokasi dari sekelompok orang, yang disebutnya sebagai 'Pengembang Kelas PKL'.
"Kalau kata bahasa Pak Jokowi, itu ada pengembang kelas PKL. Dia punya bangunan, terus dia jual, dia sewain. Ini yang suka ribut," kata Ahok di kawasan Stasiun Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (10/6).
Ahok menuding, dengan sejumlah dana yang dimiliki para Pengembang Kelas PKL itu, mereka mencoba bersekutu dengan LSM maupun politisi, saat usaha ilegalnya itu disasar Pemprov DKI dengan razia dan penertiban.
-
Bagaimana cara warga memindahkan rumah? Secara kompak, warga memindahkan rumah dari Kampung Wates ke kampung lain dan akan berkumpul untuk memakan makanan tradisional secara bersama-sama di lokasi pemindahan.
-
Bagaimana warga bisa tinggal di Rusun Nagrak? Pemprov DKI menyiapkan Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara untuk dihuni oleh warga eks Kampung Bayam dengan skema sewa.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Kenapa rumah Arhan direnovasi? Saat ini, rumahnya telah mengalami renovasi berkat upaya keras Arhan dalam karir sepak bolanya.
-
Siapa yang menerima hibah rumah? Pihak Pertama telah menghibahkan sebuah rumah kepada Pihak Kedua sebagai saudara kandung.
-
Mengapa reformasi kelurahan dilakukan? Reformasi kelurahan merupakan aktualisasi dari visi, misi, dan strategi pembangunan DIY dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kehidupan, dan penghidupan masyarakat.
Kondisi ini sengaja dimanfaatkan untuk keuntungan kedua belah pihak. "Dia ada duit, ada pemasukan, itu cukup lumayan. Bisa buat bayar oknum LSM. Terus ada juga parpol yang berpikir, orang-orang ini lumayan nih suaranya, bisa jadi DPRD nih gue nih," ujar Ahok.
Ahok menyebut, kelakuan para Pengembang Kelas PKL yang diduga memprovokasi warga agar tak pindah ke Rusunawa, membuat mereka terkesan lebih memilih gubuk derita daripada fasilitas dan kelayakan lainnya di Rusunawa tersebut.
Apalagi, wacana Pemprov DKI untuk meningkatkan aspek pariwisata, dapat terganggu dengan masih maraknya pemukiman kumuh dan ilegal di sejumlah wilayah DKI Jakarta.
"Pemerintah itu kan kayak orangtua, tidak akan menyusahkan anaknya. Cuma ini kan kadang-kadang disuruh pindah enggak mau. Lebih suka di 'gubuk derita', padahal rawan kebakaran. Kalau kebakaran, pemadam susah masuk," ujar Ahok.
"Kalau orang bule datang, itu kok masih banyak yang tinggal di gubuk derita. Yang ini di 'surga', yang itu di gubuk derita. Kan malu kita," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok Kritik Pemprov DKI Ingin Hapus NIK Penduduk di Luar Domisili: Fokus Aja Buat Perut Warga Kenyang!
Baca SelengkapnyaRespons Heru Budi soal penonaktifan NIK warga Jakarta dikritik Ahok
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaAhok menilai jika memang penggusuran paling banyak terjadi di era pemerintahannya, berarti programnya mendirikan banyak rusunawa berhasil.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyebut Ahok gubernur paling banyak melakukan penggusuran, bahkan menyebut paling brutal.
Baca SelengkapnyaRencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengkritik langkah Pemerintah Provinsi Jakarta terkait penonaktifan puluhan ribu NIK KTP
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya akan memanusiawikan warga yang tinggal di bawah kolong Tol Angke, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaAnies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok
Baca SelengkapnyaPermintaan Otorita IKN agar warga membongkar rumahnya lantaran bangunan tersebut tidak sesuai dengan tata ruang wilayah IKN.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca Selengkapnya