Ahok minta warganya tak musuhi eks Gafatar karena bukan teroris

Merdeka.com - Setelah direlokasi dari Kalimantan, sekitar 118 mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat ini ditampung di Panti Sosial Bina Insan II, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur. Sejak tiba pada Sabtu (23/1), pihak panti sosial terus memberikan pelayanan dan pendampingan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengajak warga DKI untuk tidak memusuhi dan mendiskriminasikan mereka yang pernah mengikuti organisasi Gafatar.

"Enggak ada urusan dengan itu kayaknya. Saya kira mereka bukan sejenis teroris, bukan lho. Jadi masyarakat jangan (mendiskriminasikan), mereka orang-orang cinta damai enggak ada unsur macam-macam sebetulnya, hanya konsep pemahaman saja kan," ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (25/1).

Mantan politisi Gerindra ini mengaku telah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia untuk memberikan pembinaan dan pemahaman mengenai keagamaan bagi mantan anggota Gafatar. Ahok menilai pembinaan mengenai kemanusiaan tidak cukup, namun juga keagamaan sangat penting diberikan agar mereka tidak lagi menganut ajaran-ajaran yang menyimpang.

"Di panti kita ada kerjasama juga dengan MUI untuk kasih pemahaman tentang teologi yang bener," kata Ahok

Sebelumnya, Panti Sosial Bina Insan II, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur menjadi tempat penampungan sementara bagi mantan anggota Gafatar. Ada 23 pekerja sosial dan psikolog yang mendampingi mereka.

"Kalau agendanya ya pendekatan persuasif, memberikan pelayanan kemanusiaan dan memberikan rasa nyaman selama di sini," kata Harjanto Kepala Panti Sosial Bina Insan II, Senin (25/1).

Saat eks anggota organisasi terlarang datang, petugas dinas sosial telah menunjukkan tempat ibadah bagi penganut agama Islam. Namun, ketika masuk waktu salat tidak ada yang tergerak untuk ibadah.

"Belum terbuka masalah agama. Saat diminta salat tidak ada gerakan dari mereka, katanya kami punya keyakinan sendiri," tutur Harjanto. (mdk/noe)