Ahok ogah pusing soal klaim Ilyas Karim pengibar bendera pusaka
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mau ambil pusing mengenai sosok Ilyas Karim yang mengaku sebagai pengibar bendera pusaka saat 17 Agustus 1945. Sebab kebenaran sudah pernah dibuktikan.
Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengungkapkan, Ilyas yang merupakan salah satu korban gusuran Rawajati, Jakarta Selatan, tetap akan mendapatkan kompensasi selama dia mau tinggal di rumah susun.
"Kita sih bukan persoalkan dia pengerek asli atau enggak? Itu sudah pernah dibuktikan, dari Fadli Zon juga sudah dulu. Tapi yang paling penting, kalau dia mau rusun, kita siapin kok. Orangtua semua kita urus," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (6/9).
-
Siapa Kerto Pengalasan? Dalam pasukan Pangeran Diponegoro yang ikut bertempur dalam Perang Jawa (1825-1830), ada seorang panglima yang cukup kontroversial bernama Kerto Pengalasan.
-
Bukti apa yang dimiliki Pratama Arhan? 'Yang saya dapat buktinya ya cuma bukti-bukti chat sama foto ke (Salim) dan dia nyimpan foto (Azizah) lumayan banyak juga. Kirim-kirim emot love, gitu-gitu lah kak,' kata pratama Arhan.
-
Gimana cara membuktikan keperjakaan? Meskipun tidak ada tes fisik untuk membuktikan keperjakaan pada pria, masyarakat sering kali membuat penilaian berdasarkan beberapa situasi atau perilaku.
-
Bagaimana Polda Jabar yakin Pegi Setiawan adalah pelaku? Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, Pegi memberikan instruksi atas penganiayaan hingga menghilangkan nyawa korban.
-
Siapa yang mengkonfirmasi benda itu? Sekarang, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengonfirmasi bahwa benda yang menembus rumah Alenjadro Otero adalah bagian dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
-
Siapa yang dituduh sebagai pelakor? Dituding Jadi Pelakor Momen tersebut bermula ketika Dinar Candy dituduh sebagai pelakor oleh Ayu Soraya, istri sah Ko Apex.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menepis kabar sosok Ilyas Karim yang mengaku sebagai pengibar bendera pusaka saat 17 Agustus 1945. Sebab setelah melakukan verifikasi hanya ada dua orang yang mengibarkan bendera pusaka kala itu, Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Martokusumo.
Djarot meminta kepada semua pihak untuk tidak membelokan sejarah Indonesia yang telah ada. Sebab kedua tokoh sejarah itu juga memiliki keturunan yang pasti akan tersinggung.
"Enggak bener (Ilyas) pengibar bendera. Itu tanyakan ke Walkot Jaksel dan sudah ada bukti terutama dari Dinas Sejarah AD bahwa yang mengibar bendera itu ada dua. Jangan dong, untuk pembelokan sejarah. Bagaimanapun Pak Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Martokusumo punya keturunan. Kalau beliau (Ilyas) pejuang mungkin, tapi kalau pengibar bendera jangan. Bahkan Pak Latief pun sebelum meninggal bercerita," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (6/9).
Dia mengungkapkan, kasus pengakuan seseorang sebagai tokoh pahlawan juga pernah terjadi saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Blitar. Kala itu, ada orang yang mengaku sebagai pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) Sodancho Soeprijadi. Padahal berdasarkan catatan negara dia menghilang saat akan ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan oleh Presiden Soekarno tahun 1945.
"Geger lah itu. Padahal Soeprijadi pernah dipanggil Soekarno dan mau dijadikan Menhan tapi enggak muncul. Saya juga dengar katanya dia (Ilyas) pernah dapet apartemen dan dijual, nah maunya apa?" tutup Djarot. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan, Ahok adalah temannya yang sudah lama dikenal secara baik.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim polisi menemukan gudang penyimpanan ijazah palsu milik Gibran
Baca SelengkapnyaKlaim Cak Imin jadi tersangka kasus korupsi Kemnaker adalah tidak benar alias hoaks.
Baca SelengkapnyaPartai Kebangkitan Bangsa (PKB) meyakini tidak akan muncul lagi isu politik identitas di Pilkada Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya"Tapi InsyaAllah Pak Ahok itu jujur yang saya kenal,” kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaPDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca Selengkapnya